"Aku tidak akan mengotori tanganku. Biarkan budakku yang bekerja"
Lusia
***
Hewlo gengz ^_^
Buni back!
Absen dulu jam berapa kalian baca.
Kalo kalian suka, kalian boleh bantu Buni promosiin cerita ini di SW, SG, ataupun twitter & ini nggak perlu izin, ya. Buni malah seneng. Biar makin banyak yg sayang sama Galaksi.
N, Buni nggak bosen ingetin kalian untuk selalu jaga kesehatan. Jangan sakit. Tetep patuhi prokes. Oke!
Buni bakal update kalo komennya udah 1.2K. Jadi kerja sama yuk tembusin & komen tiap paragraph. Bisikin kalo udah tembus.
Happy reading ^_^
***
"Gal, tenang, gue mohon. Walaupun lo bela gue, gue nggak bakal seneng kalo lo emosian kayak gini." Bintang menahan tangan Galaksi yang berlari cepat di koridor rumah sakit menuju kamar Venus. Bintang sudah mengetahui kalau dibalik semua ini adalah Venus. Tapi ntah lah. Hati kecilnya berkata Venus tidak mungkin setega itu.
"Sakit hati gue lo diginiin, Bin. Paham nggak, sih, lo?" Galaksi menepis tangan Bintang, terus berjalan.
"Paham, Gal." Ia mengimbangi kaki Galaksi. "Tapi muka lo jangan emosi gitu lah. Takut gue, anjir!"
Galaksi tidak mendebat lagi, ia sekarang bahkan berlari dengan tidak sabaran, membuat Bintang kewalahan.
Didepan kamar Venus, sudah ada Angkasa dan Bumi. Mereka tahu pasti Galaksi akan ke rumah sakit.
"Sabar." Angkasa menahan tubuh Galaksi yang akan membuka pintu. Diwajahnya jelas ada kemarahan.
"Cewek gue—ralat, tunangan gue diperlakuin kayak binatang dan lo bilang sekarang sabar? Minggir lo! Mau gue mampusin tuh cewek!"
"Yang mau lo mampusin itu Venus." Bumi juga menahannya. "Gue akan ngelakuin yang sama kalo itu Matahari. Tapi, please, otak lo pakek! Venus baru selesai terapi. Nanti aja nanyanya kalo dia udah bangun."
Galaksi menepis kedua tangan temannya, lalu menonjok Bumi yang tidak mau melepaskannya. "Minggir lo, bangsat!"
Sisi gelapnya kembali, sisi liarnya datang lagi. Sudah ia bilang, di dunia ini tidak ada yang berhak menyakiti Bintang termasuk dirinya sendiri.
Ternyata Venus sudah bangun. Tadinya gadis itu akan menyapa tapi melihat wajah Galaksi yang masam, niat itu ia surutkan.
"Lo apaan cewek gue?" Galaksi meraih bahu Venus, sehingga gadis itu terkejut karena Galaksi mencengkram bahunya. Itu sakit. Dada Venus langsung sesak. Mata merah nan tajam milik Galaksi, mengingatkannya pada saat papanya memukuli bundanya dulu. Seperti inilah ekspresinya.
"Lo apa-apaan, sih?" Alam menyentak tangan Galaksi. Namun, Galaksi langsung memberi pukulan telak dipipi cowok itu. Alam langsung tersungkur. Dahinya memerah terhantam sudut meja.
Tangan Venus naik menutup mulutnya. Dikepalanya mulai berputar semua kekerasan yang terjadinya sejak dirinya kecil. Saat bundanya hampir mati dipukuli papanya sendiri. Kepala Venus sakit. Bibirnya terasa keluh. Untuk menyuruh Galaksi berhenti saja ... ia tidak mampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Genç KurguSejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain. °Galaksi° ° ° ° Aku bukan ingin berhenti, namun...