6 bulan sebelumnya
1 Februari 2019Makan malam di keluarga kecil Jung tidak pernah seindah dan sehangat yang orang-orang bayangkan. Rumah bukan lah tempat yang nyaman bagi mereka untuk istirahat. Rumah hanya bukti kosong untuk orang yang penasaran dengan kehidupan mereka.
Yeona yang fokus pada tabletnya untuk mendesain interior kafenya dan Jaehyun yang mendengarkan rekomendasi sampel musik dari rekan kerjanya menjadi pemandangan di meja makan malam ini. Sesekali suara garpu yang berdenting ketika mereka menyuap pasta masakan Yeona menjadi salah satu penyelamat sunyi.
Selama 30 menit lamanya mereka saling berdiam diri. Oh, tidak, seharusnya 3 jam semenjak Jaehyun menjemput Yeona. Tidak ada yang saling mereka bagikan satu sama lain, sungguh. Tidak dengan, "Bagaimana harimu?" Atau, "Hidangan penutup apa yang kau inginkan?"
Rumah yang seharusnya hangat dan penuh tawa itu dingin dan sepi. Tentu saja sepi, tanpa ada perdebatan sekecil apapun di antara mereka. Hal ini karena mereka telah saling bersumpah untuk tidak meributkan apapun dan menganggap satu sama lain adalah orang asing.
Yeona bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan makan malamnya. Sedangkan Jaehyun hanya melirik sekilas kemudian melanjutkan sisa pastanya yang masih separuh.
Gadis itu mulai mencuci piringnya. Ya, gadis. Yeona sama sekali belum pernah melakukan hubungan seks dengan Jaehyun barang sekali. Dan itu sudah mereka putuskan sejak awal. Jika Jaehyun butuh pelepasan, Yeona bahkan mengizinkan suaminya itu untuk mencari jalang.
Seburuk itu hubungan mereka.
Kedua mata Yeona terarah keluar jendela. Ia menatap kebun belakang yang dipenuhi oleh bunga warna-warni. Well, bisa ia bilang taman adalah satu-satunya sudut berwarna di rumah itu. Terkadang jika ia jenuh, ia akan memilih untuk berdiam diri duduk di ayunan dan menatap bunga-bunga itu.
Tapi, hari ini ia tidak bisa melakukan hal itu karena sialnya ayunan itu rusak. Membuatnya seharian ini mengalami perasaan yang buruk.
"Jaehyun."
"Hm."
Yeona meletakkan piring yang sudah ia keringkan di lemari. Mengisi gelasnya dengan air hingga penuh kemudian meneguknya hingga tandas.
"Mungkin besok pagi aku akan panggil tukang untuk membenarkan ayunan di belakang. Untuk bayarannya aku masih ada simpanan," ujarnya sekenanya kemudian mengisi kembali gelas itu dengan air hingga penuh untuk ia bawa ke kamar.
Jaehyun mengangguk kecil tanpa mengalihkan tatapannya pada layar laptopnya. "Atur saja. Jika butuh lebih katakan saja padaku."
"Terima kasih."
Selesai. Ini perbincangan sehari-hari mereka. Ditutup dengan Yeona yang menyahut tablet di atas meja dan masuk ke dalam kamar. Tidak pernah sepanjang ini sebelumnya. Biasanya Jaehyun hanya berdeham, menyetujui semuanya agar perbincangan mereka cepat berakhir.
***
"Yeona."
Yeona yang tengah sibuk mengurus mesin kasir itu mendongak saat namanya dipanggil dengan suara lemah Taeyong. Alisnya terangkat tinggi melihat sosok pria yang berjalan gontai. "Hey, kenapa wajahmu kusut? Kau sakit?"
"Bukan." Ia berhenti tepat di depan Yeona. Ia memukul pelan meja yang memisahkan keduanya. Bibirnya menjebik ke bawah saat mengucapkan, "Kencanku gagal."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS A LIE - Jung Jaehyun ✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] Ini tentang kita yang tidak pernah peduli dengan keberadaan kata 'sia-sia', tak acuh, dan berakhir saling menyakiti. "Jadi kita berhenti di sini, Han Yeona?" - Jung Jaehyun "Ya. Aku harap tidak ada lagi 'kita' di masa depan...