Berdasarkan survei, sepertinya epilog besok akan dibuat dalam bentuk cerita aja. Re mah ngikut bos-bos sekalian, hehehe.
Dan kalo ada yang mau tanya-tanya, di bawah nanti ada lapaknya. Ntar seperti biasa bakal dijawab sama orangnya langsung👀
Yeona akhirnya bangun pukul 11 setelah digempur habis-habisan hingga pagi. Ia tak mengerti sebesar apa nafsu yang selama ini Jaehyun simpan hingga mampu bermain sepanjang malam.
Oh, tenang saja. Jaehyun selalu memberi jeda setiap permainannya agar Yeona bisa mengambil napas sejenak.
Wanita itu bangkit dari posisinya dan mendapati sweater biru yang semalam ia kenakan sudah terlipat rapi di sampingnya. Di atasnya, terdapat secarik kertas putih kecil bertuliskan catatan yang ia tahu adalah tulisan milik Jaehyun.
Awalnya aku ingin merobek sweater ini, tapi aku ingat kau sangat menyukainya. Maaf juga sudah membuatmu (sedikit) menangis karena kelelahan. Selamat pagi.
Gelak tawa terdengar mengalun dari bibir Yeona. Sungguh ucapan selamat pagi yang unik.
Setelah membersihkan bagian bawahnya dan mengenakan pakaian dalam serta sweater langit kesukaannya —dan mungkin kesukaan Jaehyun juga— akhirnya ia memberanikan diri untuk keluar dari kamar monokrom milik Jaehyun.
Sepi. Ia tidak melihat sosok Jaehyun di sudut mana pun. Hanya ia dapati sebuah tas belanja dengan tulisan brand milik Jaerin serta sebuah bungkusan plastik yang entah apa isinya berdiri di meja rendah depan televisi.
Suara air yang disemprot membuat Yeona menoleh ke arah taman belakang. Bibirnya melengkungkan senyumannya saat mendapati siapa pelaku yang tengah menyemprot bunga-bunga di taman.
Yeona beranjak keluar dan memilih untuk duduk di ayunan kayu seraya mengawasi gerak-gerik Jaehyun. Tangannya melambai kecil ketika Jaehyun menoleh ke arahnya karena decitan yang diciptakan ayunan itu.
"Good morning, Babe."
"Hah?" Yeona tidak salah dengar? Pria yang baru saja melepaskan sarung tangannya itu memanggilnya Babe?
Maksudnya, Jung Jaehyun sang pria dingin itu?
Pria dengan peluh yang membasahi kening itu mengernyit saat menatap sang istri dari kejauhan. "Bukan kah kau bilang jika itu normal dilakukan oleh suami istri?" tanyanya dengan tatapan penuh tanya.
Yang membuatnya sangat menggemaskan di mata Yeona. Hm, ke mana Jung Jaehyun yang beringas pergi?
Yeona sedikit memberingsut mundur saat Jaehyun berjalan pelan ke arahnya. Langkah perlahan dan wajah yang tegas itu membuatnya teringat akan kejadian semalam yang bermula dari tatapan dan ritme langkah yang sama.
Namun, semua pikiran buruk itu pupus saat Jaehyun tiba di hadapan Yeona. Kedua alis itu terangkat saat mengamati gerak-gerik Yeona. "Kenapa? Tidak nyaman, ya, dengan sapaan itu? Maaf—"
"Tidak, tidak." Yeona terdiam saat menyadari sikap berlebihannya saat mengibaskan tangan di udara. Ia mengalihkan tatapannya seraya berdeham kecil. "Lakukan itu setiap pagi. Aku... menyukainya," cicitnya tanpa berani menatap lurus ke arah Jaehyun.
Senyum Jaehyun terkembang, entah untuk yang ke berapa kalinya hari ini. Kepalanya menunduk, meraih wajah Yeona dan memberikan kecupan kecil di pipi sang istri. "Good morning, Baby," gumamnya seraya mengusak lembut rambut sebahu itu.
Wajah Yeona perlahan memerah. Hubungan 5 tahun ini rasanya seperti hubungan yang baru hangat-hangatnya. "Morning," jawabnya tak kalah lirih karena Jaehyun sama sekali tidak menjauhkan wajahnya sebelum mendapatkan jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS A LIE - Jung Jaehyun ✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] Ini tentang kita yang tidak pernah peduli dengan keberadaan kata 'sia-sia', tak acuh, dan berakhir saling menyakiti. "Jadi kita berhenti di sini, Han Yeona?" - Jung Jaehyun "Ya. Aku harap tidak ada lagi 'kita' di masa depan...