Jaehyun duduk menghadap Perrie Kim di sebuah kafe. Kedatangan Perrie Kim membuat Jaehyun sempat terkejut. Terlebih gadis di hadapannya itu menjadi salah satu topik perdebatannya dengan Yeona kemarin.
Jemari lentik Perrie yang berhiaskan kuku-kuku palsu yang cantik itu mendarat di lengan Jaehyun yang tergeletak di atas meja. Dengan senyuman kecilnya, ia menatap produser tampan di hadapannya.
"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas tumpangannya kemarin. Aku tidak sempat bertemu denganmu kemarin, karena itu aku kemari sekarang. Aku juga belum sempat mengucapkan terima kasih pada pembantumu. Dia sangat baik—"
"Tunggu, apa? Pembantu?" potong Jaehyun cepat. Wajahnya menyiratkan ketidaksukaan saat menyadari siapa yang Perrie Kim maksud.
Perrie sempat menegang melihat kerutan di wajah Jaehyun. Dengan tangannya, ia memijat ringan lengan Jaehyun, berusaha menghilangkan ekspresi mengerikan itu. "Iya. Gadis yang kau pekerjakan untuk melayaniku. Dia sangat baik," jelasnya dengan senyuman manisnya.
Dengan sedikit rasa risih, ia menyingkirkan tangan Perrie Kim dari lengannya. Embusan napasnya terdengar berat.
"Han Yeona."
"Huh?"
"Namanya adalah Han Yeona. Dia istriku," ujarnya singkat. Tak lupa ia menunjukkan cincin perak yang melingkari jari manis kirinya. Berusaha menegaskan bahwa ia sudah tidak lagi lajang di sini.
Pundak Perrie Kim merosot saat mendengarkan penuturan Jaehyun. Sorot matanya menjadi redup saat melihat keseriusan di wajah pria di hadapannya itu. "Hah? Kau bercanda, 'kan? Bagaimana bisa—"
"Dengar, Perrie Kim. Jangan pernah lagi buat dia berpikir bahwa kita sedang dalam hubungan spesial. Kau sudah tahu statusku sekarang, alangkah lebih baik jika kau bisa menjaga jarak dariku."
Lantas Jaehyun bangkit dari duduknya. Tidak peduli dengan kopi yang masih penuh dan masih hangat. Ia pikir semuanya sudah jelas bagi Perrie Kim. Permasalahannya di sini hanya antara dirinya dan Yeona saja.
Namun, langkahnya itu terhenti saat sepasang tangan menahan perutnya dalam dekapan. Itu adalah Perrie Kim yang tidak tahu malunya memeluknya di tengah kafe yang lumayan ramai.
Entah akan seperti apa kondisi pemberitaan besok jika orang-orang di sana menyadari siapa gadis di balik topi dan masker penyamaran itu. Yang pasti saat ini ia berusaha untuk menutup wajahnya dengan tangan lebarnya. Tak lupa ia berusaha untuk melepaskan dekapan yang sialnya sangat erat itu.
"Ku kira memang kau menginginkanku. Kau lupa malam itu, Jaehyun? Malam saat kita melakukan itu?" Perrie Kim mulai terisak di punggung Jaehyun.
Jaehyun berdeham kecil mengingat apa yang dimaksud oleh Perrie Kim. Ia menelan ludah cukup kasar sebelum kemudian meloloskan dirinya dari pelukan Perrie Kim. "Itu hanya kesalahpahaman. Aku sama sekali tidak tertarik denganmu," putusnya sebelum kemudian melangkah cepat meninggalkan kafe.
Sepeninggal Jaehyun, Perrie Kim terpukul. Dadanya remuk melihat bagaimana pria itu begitu mudahnya meninggalkannya. Terlebih saat dengan ringannya mengatakan bahwa ia sudah terikat.
"Kau brengsek, Jung Jaehyun. Jika sejak awal kau sudah beristri, kenapa kau melakukan itu padaku?" gumamnya seraya menutup matanya yang sudah basah.
***
"Mereka siapa?"
Kedatangan perdana Yeona setelah kemarin mengambil cuti itu menjadi perhatian dua orang bercelemek dan bertopi pegawai di kafe. Gadis itu menatap ke arah Taeyong yang baru saja menyelesaikan kegiatan menyedot debunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS A LIE - Jung Jaehyun ✔
Fanfiction[Finished - Bahasa Baku] Ini tentang kita yang tidak pernah peduli dengan keberadaan kata 'sia-sia', tak acuh, dan berakhir saling menyakiti. "Jadi kita berhenti di sini, Han Yeona?" - Jung Jaehyun "Ya. Aku harap tidak ada lagi 'kita' di masa depan...