5. DINNER

1.4K 214 13
                                    

Yeona benar-benar jengah dengan Jaehyun. Terutama ketika pria itu tak memberitahukan apapun perihal makan malam ini. Dari yang ia tangkap saat Jaehyun dan Taeyong berbincang tadi, ini adalah makan malam untuk merayakan hari kasih sayang dan hari ulang tahun Jaehyun.

Tapi, demi apapun. Ini adalah kali pertama mereka makan di restoran mewah untuk merayakan sesuatu.

Ya. Ini adalah restoran yang sangat mewah dan dengan harga makanan yang tidak bisa dibilang murah. Dan seorang Jung Jaehyun mengajaknya makan di sana, berdua? Mencurigakan.

"Katakan."

"Hm?" Jaehyun sama sekali tidak beralih dari ponsel miliknya sejak kedatangan mereka sepuluh menit yang lalu. Tidak seperti pasangan-pasangan lainnya di sana yang terlihat begitu romantis dengan adegan suap menyuap atau menertawakan obrolan ringan mereka.

Ew! Yeona juga tidak berharap ia dan Jaehyun akan melakukan hal-hal seperti itu.

Gadis itu memijit keningnya. Menatap meja mereka yang masih kosong, hanya ada lilin dan bunga di tengah mereka. "Makan malam ini ada maksudnya, 'kan? Katakan apa yang mau kau katakan padaku," ujarnya, tak begitu peduli.

"Tidak ada. Hanya agar Taeyong tidak cerewet mengenai hari ulang tahunku."

Ah, benar. Dari sekian banyak orang terdekat mereka, Taeyong lah yang selalu meributkan hubungan mereka. Jika bisa dibilang, Taeyong adalah penggemar nomor satu pasangan Jaehyun dan Yeona. Pantas jika Jaehyun merasa risih dan berusaha untuk menutupi kebohongan mereka sebaik mungkin.

"By the way, selamat ulang tahun."

"Hm."

"And happy valentines day."

"Too."

Yeona berdecih seraya memutar kedua bola matanya. Okey, ia berusaha baik di sini. Hanya saja, Jaehyun sepertinya hanya membutuhkannya untuk memuaskan rasa penasaran Lee Taeyong. Tidak lebih.

Well, ia juga tidak akan menganggap makan malam ini suatu bonus dari sosok dingin di hadapannya.

Tatapannya mengarah pada pasangan di samping meja mereka. Pasangan itu sudah lanjut usia. Namun, terlihat begitu saling mencintai satu sama lain. Sangat terlihat dari cara sang wanita mengelap ujung bibir sang pria. Menepuk tangan sang suami yang gemetar hebat itu kemudian memutuskan untuk menyuapinya.

Ia heran. Apakah memang seperti itu alur kehidupan? Lahir, sekolah, lulus, bekerja, menikah, mempunyai anak, lalu mati? Maksudnya, apakah semuanya itu harus dilakukan? Terutama bagian menikah dan mempunyai anak. Mengapa lingkungannya seolah menuntut untuk mengerjakan bagian hidup itu?

Ia memekik kecil ketika Jaehyun mengenggam tangannya yang ia letakkan di atas meja. Kedua matanya melotot dan alisnya mengerut menerima perlakuan tiba-tiba itu. Terutama saat Jaehyun menatapnya dengan senyuman kecilnya.

"Normalkan wajahmu sekarang juga," desis Jaehyun penuh ancaman. Seolah suara itu tak keluar dari wajahnya yang begitu lembut.

"Maaf, aku terlambat."

Jung Jaerin, gadis tinggi dengan jaket kulit melelat di tubuh langsingnya itu mendekati Yeona dan Jaehyun. Dia adalah kakak perempuan Jaehyun yang merupakan pemilik perusahaan kosmetik dan parfum.

"Eonni, kau datang juga?" pekik Yeona pada Jaerin yang langsung duduk di sampingnya. Jadi ini alasan Jaehyun tiba-tiba bertingkah manis beberapa saat yang lalu?

"Ya, pria ini yang memaksa. Bagaimana kabarmu?" Jaerin memeluk Yeona erat. Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah satu tahun yang lalu ia memindahkan kantornya ke Daegu.

LOVE IS A LIE - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang