26. KEPUTUSAN FINAL

1.8K 183 42
                                    

"Apa maksudnya?" Jaehyun meneleng dan melanjutkan pertanyaannya, "Apa maksud dari tatapan itu?"

Jaehyun masih belum mahir menganalisis tatapan Yeona. Cukup lama baginya untuk diam dan mencerna sebelum akhirnya mengungkapkan kebingungannya pada Yeona.

Yeona ikut ragu hanya dengan satu pertanyaan dari Jaehyun. Ia meneguk ludahnya. Mengepalkan tangannya yang hampir menarik tubuh Jaehyun mendekat dan memeluknya. Pria dengan segala pesona itu berusaha memahaminya saat dirinya sendiri juga tengah memahami dinginnya ekspresi sang pria.

"Aku ingin kau pergi, Jaehyun." Ia berkata dengan sudut bibir yang berkedut.

Jaehyun menghela napas panjang. "Kau yakin?"

Yeona mengangguk, sekali lagi bukan hanya untuk meyakinkan Jaehyun, tetapi juga dirinya sendiri.

Kepala sang pria tertunduk begitu saja. Baru kali ini dalam seumur hidupnya, ia begitu mengemis dan itu ia lakukan hanya di depan Yeona. Baru kali ini pria sekeras dirinya mengharapkan sesuatu dari Yeona saat seharusnya ia tak peduli dan mencari wanita lain di luar sana.

Tawa getir lepas dari bibir Jaehyun. Sekali lagi mendongak untuk menatap mata indah Yeona sebelum kemudian tertegun. Mata itu menghipnotisnya, memberikan jawaban pasti yang membuat pundaknya merosot.

"Pergi, Jaehyun."











***













Langit menurunkan hujan gerimis ketika Taeyong datang ke apartemen Yeona pukul 6 sore. Tepatnya setelah mengantarkan Jaerin pulang dari rumah sakit ke rumah orang tua sang gadis, ia langsung pergi menjenguk Yeona.

Gadisnya yang lain, katanya.

"Hey! Bagaimana kabarmu?" sapanya riang saat Yeona membukakan pintu untuknya. Sudah 3 hari ia tak bersua dengan Yeona dan ia sempat khawatir.

Namun, melihat wajah Yeona yang masih sama seperti 3 hari yang lalu membuatnya cukup lega. Setidaknya Yeona masih waras.

Wanita itu mengendikkan pundaknya. "Fine," jawabnya ringan sebelum kemudian mempersilakan pria itu masuk.

Taeyong, pihak yang hampir selalu menjadi pihak yang paling ceria itu melangkah masuk dengan sedikit lompatan. Tangannya yang menenteng kantung plastik itu terangkat tinggi. "Aku bawakan panekuk untukmu," serunya di depan wajah Yeona yang terkesiap.

Wanita itu terdiam untuk beberapa saat. Panekuk. Ia teringat akan Jaehyun yang waktu itu membawakan panekuk saat ibunya berkunjung. Sangat kebetulan dirinya saat itu juga memasak panekuk. Akibatnya semalaman hingga keesokan paginya mereka dijamu dengan panekuk.

"Yeona?" Taeyong melambaikan tangannya di depan wajah Yeona.

Lamunan sang wanita terhenti. Ia tersenyum kecil seraya menerima uluran kantung plastik bening tersebut. "Oh, terima kasih."

Ia menggeleng kecil saat memindahkan panekuk ke sebuah piring. Bagaimana bisa Jaehyun terus hadir di kepalanya. Bahkan saat sesuatu tidak penting seperti keberadaan panekuk di depannya ini. Atau—

"Apa Jaehyun pernah kemari?"

—ketika tiba-tiba Taeyong membahasnya.

Yeona menelan ludahnya. Mungkin akan menjadi hal buruk jika Taeyong tahu bahwa Jaehyun ke mari. Perlu diingat bahwa Taeyong adalah orang yang sangat membenci Jaehyun ketika tahu bahwa selama ini ia terluka karenanya.

Well, sebenarnya tidak hanya dia yang terluka di dalam hubungan itu. Tapi, Taeyong tetap lah Taeyong. Ia akan membela Yeona sampai kapan pun.

LOVE IS A LIE - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang