~♥~Sakit

25K 1.1K 0
                                    

Di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi hari.

Kia terbangun dengan mata yang masih terlihat mengantuk, rambutnya berantakan namun masih terlihat manis. Kia mengucek matanya lalu berusaha membuka mata lebar-lebar.

Terdengar suara seseorang yang sedang memasak di dapur membuat Kia bangkit dari kasurnya, ia berjalan ke arah dapur dan saat sudah sampai terlihat di sana ada ibunya yang tengah memasak.

"Mamah," kata Kia seraya menghampiri ibunya. "Mamah ngapain? kok masak, Mamah kan harusnya istirahat," tanyanya.

"Nggapapa, Mamah cape istirahat terus. Lagian kan Mamah juga udah lama nggak buatin sarapan buat kamu," kata ibunya dengan suara lembut.

"Udah biar Kia aja," ucap Kia sambil mencoba mengambil alih spatula dari tangan ibunya.

"Nggak usah Mamah aja," tolak ibunya, "udah kamu mandi aja sana."

Kia menghembuskan napas pasrah, ia pun membiarkan ibunya memasak. Kia masuk kembali ke dalam kamarnya, ia duduk di ranjangnya sambil menatap ke arah celengan yang ada di meja di sampingnya, lantas ia mengambilnya. Terlihat di celengan itu tertulis 'untuk kuliah' Kia tersenyum tipis ketika membaca tulisan tersebut.

"Apakah aku bisa kuliah," batin Kia.

Kia membuka celengannya lalu mengambil uang yang berada di dalam, setelah dihitung uang hanya ada lima ratus ribu rupiah di sana. "Uang segini mana bisa buat kuliah." Kia tersenyum miris melihat uang di tangannya.

PRAANGG!!

Suara pecahan piring di dapur membuat Kia terkejut sontak ia langsung berlari ke dapur, di sana terlihat ibunya yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai.

"Mamah!" teriak Kia seraya menghampiri ibunya.

"Mah! Mah bangun Mah," ucap Kia sambil menggoyang-goyangkan ibunya.

Ibunya masih tidak sadar, Kia benar-benar panik ia berlari keluar rumah untuk mencari bantuan agar Ibunya dibawa ke rumah sakit.

♥♥♥♥♥


Di rumah sakit Kia duduk di ruang tunggu, ia sudah berhasil membawa ibunya ke rumah sakit dengan bantuan dari Pak Rt. Sekarang ibunya tengah diperiksa oleh dokter.

Seseorang meletakkan tangannya di pundak Kia. "Mamah pasti baik-baik saja," ucap Bu Rt menenangkan Kia.

Kia tersenyum seraya mengangguk menyetujui ucapan Bu Rt. "Iya Mamah pasti baik-baik aja," batin Kia.

Beberapa menit kemudian seorang dokter keluar dari ruangan ibunya di periksa, Kia langsung menghampiri sang dokter tersebut.

"Gimana dok keadaan Mamah saya?" tanya Kia.

"Tenang, Ibu anda sekarang sudah siuman," jawab sang dokter.

Perasaan Kia terasa lega saat mendengar jawaban dari sang dokter. "Tapi sepertinya Ibu anda harus segera melakukan operasi, karena terdapat batu ginjal di tubuhnya," lanjut sang dokter.

Seketika perasaan lega tadi lenyap begitu saja, tubuh Kia lemas. Ia benar-benar terkejut.

"Apa? batu ginjal? s-sejak kapan?" tanya Kia panik.

"Setelah kami melakukan pemeriksaan, Ibu anda sudah mengidap penyakit batu ginjal sebulan yang lalu, tapi anda tenang saja kami akan secepat mungkin melakukan operasi agar Ibu anda kembali sehat," jelas sang dokter.

"Kapan operasinya akan dilakukan?" tanya Pak Rt angkat bicara.

"Mungkin bulan depan, karena kami harus menyiapkan persiapannya."

Kia tidak tau harus merespon apa sekarang, pikirannya benar-benar kosong.

"Kalau begitu saya pamit dulu." Setelah berpamitan sang dokter pun pergi menuju ruangannya.

Tubuh Kia tiba-tiba merosot ke lantai, badanya lemas. "Kia kamu nggapapa kan?" tanya Bu Rt penasaran.

Kia tidak menjawabnya ia malah melihat ke arah depan dengan tatapan kosong. Bu Rt membantu Kia untuk duduk di kursi yang ada di sana.

"Kami usahakan akan membantu biaya operasinya," kata Bu Rt pada Kia sembari melihat ke arah Pak Rt yang tengah berdiri di samping Kia.

"Iya nak Kia, jadi nak Kia nggak usah terlalu dipikirkan ya." Pak Rt berusaha membuat Kia tenang.

"Makasih sebelum, tapi biaya operasi itu nggak sedikit dan aku nggak bisa kalo nggak kepikiran," kata Kia.

Kia bangkit dari duduknya. "Sekali lagi makasih Bu, Pak. Kia masuk dulu ke dalam," pamit Kia.

Kia masuk ke dalam ruangan di mana ibunya berada, ketika masuk Kia melihat ibunya yang terbaring di kasur dengan selang di mulut dan tangannya. Kia mencoba menenangkan dirinya agar tidak menangis seraya berjalan ke arah ibunya.

Kia duduk di bangku yang ada di samping ranjang. "Kia," panggil ibunya dengan suara serak.

"Iya Mah, ini Kia." Kia meraih jemari tangan ibunya.

"Maafin Mamah," ucap ibunya dengan suara pelan.

Mata Kia mulai berkaca-kaca. "Kenapa Mamah minta maaf, emang Mamah ada salah?" tanya Kia.

"Karena Mamah sakit Mamah jadi nyusahin kamu, harusnya kan kamu kuliah."

"Mah, Kia ngga papa kok kalo nggak bisa kuliah, yang penting Mamah bisa kembali pulih."

"Tapi-"

"Udah Mah, pokoknya Mamah nggak usah khawatir. Sekarang Mamah istirahat aja ya," potong Kia.

Kia membenarkan selimut di tubuh ibunya, setelah itu, ia mencium keningnya. "Kia pergi dulu ya Mah, selamat istirahat." Setelah berpamitan Kia berjalan keluar ruangan.

Ketika sudah berada di luar, Kia tidak melihat keberadaan Bu Rt dan Pak Rt sepertinya mereka pergi untuk mengurus administrasi penginapan ibunya. Kia berjongkok di lantai seraya menyandarkan punggungnya di tembok.

"Aku harus cari kerja," ucap Kia pelan.

♥♥♥♥♥















Halo semua, gimana nih ceritanya lanjut gak? lanjut gak? lanjut lah masa nggak.

~~~~

Jangan lupa dukung Author dengan cara follow akun ini dan bagikan ceritanya ke teman-teman kalian😉.
Atau kalian juga bisa follow akun
Ig: @sheninur202
Tiktok: @shen_wp05

Don't forget to support.
Thanks for reading.

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang