Hari semakin larut, Eggi sudah tidur di kamarnya, sedangkan Kia seperti biasa membuat susu hangat untuk dirinya, sebenarnya tadi Kia sudah membuat susu coklat tapi malah diminum oleh Eggi alhasil ia harus membuatnya kembali.
Di saat Kia sedang membuat susu coklat di sana terlihat Ridwan keluar dari ruangan yang biasa ia gunakan untuk bekerja. "Belum tidur?" tanya Ridwan.
"Belum Om," jawab Kia.
Ridwan hanya mengangguk kecil lalu melangkah menuju ke arah Kia, sepertinya ia akan membuat kopi karena tangannya bergerak mengambil bubuk kopi yang ada di lemari. Suasana di antara mereka begitu sunyi tidak ada pembicaraan, keduanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan Kia juga merasa canggung.
"Apa kamu sudah tau dari ibumu?" tanya Ridwan kemudian, dengan tangan sibuk mengaduk-aduk kopinya.
"Iyah Om sudah," ujar Kia.
"Om harap kamu tidak salah paham seperti ibumu."
"Mmm mungkin tidak Om, waktu pertama saya mendengar semua itu jujur saya kaget dan juga sedikit kesal, tapi setelah saya berpikir jernih mungkin semua kejadian itu terjadi karena ada alasannya, keluarga Om yang tidak menghadiri pemakaman ayah saya mungkin juga ada alasan di balik itu semua. Walaupun saya tidak tahu alasan apa itu, tapi saya tetap mencoba berpikir positif," jelas Kia.
Ridwan tersenyum setelah mendengar perkataan Kia. "Kalau Erik masih ada di sini ia pasti bangga melihat anaknya yang sangat bijak seperti ini," puji Ridwan.
"Om dekat dengan ayah saya?" tanya Kia yang penasaran.
"Tentu." Ridwan tersenyum. "Mau dengar tentang ayahmu?" tawar Ridwan.
"Boleh, kalau Om tidak keberatan," kata Kia, senyuman terukir diwajahnya, rasanya ia tidak sabar untuk mendengar ceritanya tentang ayahnya.
"Tentu saja tidak keberatan"
Malam itu juga Ridwan menceritakan tentang Erik ayahnya Kia, dimulai dari bagaimana ia bisa bertemu dengan dirinya, kegigihannya dan masih banyak lagi. Kia yang mendengar cerita dari Ridwan membuat dirinya begitu senang, karena setelah sekian lama akhirnya ia bisa mengetahui sosok ayahnya seperti apa.
♡♡♡♡
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu yang begitu keras membuat Kia terbangun dari tidurnya, hari ini Kia sedikit bangun kesiangan karena tadi malam dirinya terlalu asik mendengar cerita ayahnya dari Ridwan sampai tengah malam.
Kia melangkah menuju pintu dengan lemas, saat selesai membuka pintu terlihat Eggi yang berdiri di hadapannya.
"Kia Kia tolong bantuin Eggi pake dasi," kata Eggi seraya menyodorkan dasinya kepada Kia.
"Kok tumben pake dasi biasanya juga enggak?" tanya Kia sambil mengambil dasi yang disodorkan kepadanya.
Kia mulai memasangkan dasi di leher Eggi. "Eggi juga gak tau tiba-tiba Agil telepon Eggi suruh Eggi pake dasi," jawab Eggi yang dibalas tanda huruf o di mulut Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed )
AcakSedang dalam tahap revisi, jadi maafkan bila ada kata typo atau kalimat yang kurang enak dibaca(✿^‿^). ~~~~~~~~~~~~~~~ Bercerita tentang seorang gadis bernama Kiara Syafitri atau sering dipanggil Kia, ia harus mengalami masa sulit dimana ibuny...