Hari semakin sore Eggi dan Kia masih memainkan gamenya, tidak lama terdengar rintikan hujan di luar, Eggi langsung berlari menuju halaman belakang.
"Eh, kamu mau ke mana? woy!" teriak Kia pada Eggi yang sudah berlari.
Kia bangkit dari duduknya dan berjalan menyusul Eggi, sesampainya di sana Kia sedikit terkejut karena melihat Eggi yang sedang bermain hujan di halaman belakang. Raut wajah Eggi begitu bahagia ia benar-benar seperti anak kecil yang sedang bermain hujan.
"Kia!" teriak Eggi seraya berlari menghampiri Kia. "Ayo kita main hujan," ajaknya.
"Kamu nggak takut sakit hujan-hujanan?" tanya Kia.
"Nggak! udah ayo." Eggi menarik Kia ke tengah halaman.
Tubuh Kia jadi basah kuyup, mau gak mau Kia jadi ikut bermain hujan. Awalnya Kia merasa canggung karena merasa dirinya tidak pantas bermain hujan diusianya sekarang, tapi berkat Eggi Kia jadi bisa menikmati bermain hujan.
"Ternyata, menyenangkan juga," batin kia seraya wajahnya menghadap ke langit dengan mata tertutup.
♡♡♡♡
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore Kia sudah mandi dan mengganti baju selepas main hujan, sementara Eggi masih berada di halaman belakang sedang memainkan tanah yang basah, padahal hujan sudah reda dari tadi. Kia yang melihat Eggi masih di sana menghampirinya.
"Eggi! ayo mandi, kalo nggak tar kamu masuk angin loh," ucap Kia saat berada di dekat Eggi.
"Iya tunggu," kata Eggi sambil menepuk-nepuk tanah berbentuk K itu.
"Cepetan ihh!"
"Udah selesai," ucap Eggi seraya menepuk-nepuk tangannya.
"Udah kan, sekarang mandi aku udah siapin air hangatnya di bak."
"Okeh Eggi mandi dulu."
Eggi masuk ke dalam sambil berlari ala ninja di anime naruto dan Kia masih menatap tanah berbentuk K yang dibuat Eggi tadi.
"Apakah huruf K ini artinya Kia?" batin Kia.
Setelah cukup mengamati Kia kembali masuk ke dalam rumah, ia berniat kembali ke kamarnya. Namun suara deruman mobil di luar menghentikan gerakannya."Pasti itu Om Ridwan," batin Kia.
Kia melangkah menuju ruang utama untuk membukakan pintu, tapi belum sempat ia sampai Ridwan sudah terlebih dahulu masuk ke dalam rumah.
"Eh, Kia," ujar Ridwan sedikit terkejut dengan kehadiran Kia.
"Iya Om, mm Om laper gak? kalo laper mau aku siapin makanan?" tawar Kia.
"Nggak usah Om tadi sudah makan di luar. Oh ya, Eggi mana?"
"Eggi ada di kamarnya Om lagi mandi."
"Oh kalo gitu Om pergi ke Eggi dulu ya."
"Iya Om."
Ridwan pun pergi ke atas menuju kamar Eggi, sesampainya di sana Ridwan langsung membuka pintu kamarnya dan terlihat Eggi yang sedang mengancingkan baju tidurnya.
"Ayah," kata Eggi.
"Boleh Ayah masuk?" tanya Ridwan dengan tersenyum manis.
"Boleh boleh sini."
Ridwan masuk ke dalam dan duduk di pinggir ranjang di samping Eggi. "Anak Ayah udah mandi, jadi tambah ganteng," ucap Ridwan seraya mengacak-ngacak rambut Eggi.
"Ihh Ayah tuh kan rambutnya jadi berantakan lagi," dumel Eggi.
"Gapapa tetep ganteng kok. Oh ya gimana dengan Kia, Eggi seneng?"
"Seneng banget! tadi Eggi main game bareng Kia terus main hujan, pokoknya seru."
"Syukurlah kalo Eggi seneng, berarti kalau Ayah pergi gapapa dong, kan sekarang udah ada temannya."
Eggi sedikit terkejut ketika mendengar ucapan ayahnya itu. "Ayah mau ninggalin Eggi? Ayah mau pergi dari Eggi?" tanya Eggi dengan raut wajah sedih.
"Nggak! bukan kek gitu, Ayah cuma pergi keluar kota untuk masalah pekerjaan, Eggi kan udah janji sama Ayah buat belajar dewasa dan nggak akan merengek lagi kalo Ayah tinggal pergi."
Eggi terdiam tidak bisa membantah perkataan ayahnya. "Lagian Eggi gak sendiri kok ada Kia dan Bi Mae nanti, gapapa kan?" lanjut Ridwan.
"Iya gapapa, tapi Ayah janji harus cepat pulang."
"Iya Ayah janji." Ridwan menjulurkan jari kelingkingnya dan disambut hangat oleh jari kelingking Eggi.
Di sisi lain Kia tengah berada di kamarnya ia sedang memainkan ponsel-nya, tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya sontak Kia langsung mematikan ponsel-nya.
"Kia boleh ke ruangan saya sebentar," pinta Ridwan yang ternyata orangnya.
"B-baik Om," jawab Kia sedikit berteriak.
Kia mengikat rambutnya tinggi-tinggi lalu ia keluar kamar berjalan menuju ruang kerja Ridwan. Sesampainya di sana terlihat Ridwan yang sedang duduk di kursinya dengan tatapan serius.
"Duduk Kia," kata Ridwan, lalu Kia langsung duduk di kursi yang ada di hadapannya.
"Maaf Om ganggu waktu istirahat kamu," lanjut Ridwan.
"Gapapa kok om, gak ganggu sama sekali," ucap Kia.
"Mm begini besok Om akan pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan, sebenarnya Om juga gak mau ninggalin Eggi tapi pekerjaan ini sangat penting, Om harap kamu bisa jaga Eggi selagi Om gak ada," jelas Ridwan.
"Baik Om, saya akan berusaha jaga Eggi dengan baik."
"Makasih Kia, oh ya satu lagi ini." Ridwan menyodorkan amplop coklat kepada Kia.
"I-ini apa Om? saya kan belum waktunya gajian."
"Iya Om tau. Itu bukan uang gajian kamu, tapi itu uang untuk biaya operasi ibu kamu."
"Ta-tapi kenapa? saya kan gak minta."
"Anggap aja itu hadiah dari Om."
"Tapi—"
"Kia, Om hanya ingin membantu kamu, operasi ibu kamu secepatnya harus dilaksanakan karena lebih cepat lebih baik bukan? kamu datang ke sini untuk mendapatkan biaya operasi kan? Om terserah kamu mau anggap uang itu sebagai apa, tapi yang pasti kamu harus menerimanya," potong Ridwan.
Kia terdiam, ia tidak tahu harus bagaimana, ia juga tidak bisa menolak uang di depannya itu. "K-kalo gitu makasih banyak Om, pokoknya nanti aku bakal ganti uang ini bagaimanapun caranya," ucap Kia yang akhirnya menerima uang dari Ridwan.
Ridwan mengangguk seraya tersenyum menjawab ucapan Kia.
♥♥♥♥♥
Jangan lupa dukung Author dengan cara follow akun ini dan bagikan ceritanya ke teman-teman kalian😉.
Atau kalian juga bisa follow akun
Ig: @sheninur202
Tiktok: @shen_wp05Don't forget to support.
Thanks for reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed )
DiversosSedang dalam tahap revisi, jadi maafkan bila ada kata typo atau kalimat yang kurang enak dibaca(✿^‿^). ~~~~~~~~~~~~~~~ Bercerita tentang seorang gadis bernama Kiara Syafitri atau sering dipanggil Kia, ia harus mengalami masa sulit dimana ibuny...