~♥~Mengulur Waktu

3.7K 226 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pagi harinya.

Kia melakukan kegiatan seperti biasanya.

"Kia," panggil seseorang saat Kia tengah mengelap piring-piring di dapur.

Kia menengok ke arah sumber suaranya. "Eggi?" ujar Kia kepada Eggi yang bersembunyi di balik tembok.

Kia berjalan menghampiri Eggi. "Ada apa?" tanya Kia.

"Mmm anu," kata Eggi ragu-ragu.

Kia memiringkan kepalanya seraya memasang wajah bingung.

"Kia mau gak pergi keluar sekarang bareng Eggi," ajak Eggi malu-malu.

Kia terdiam sejenak. "Ya, mau lah," ujar Kia.

"Yasudah ayo," ucap Eggi seraya menarik tangan Kia.

"Eh eh tapi memangnya dibolehin?" Kia berusaha menghentikan gerakan Eggi.

"Gapapa kok, Eggi udah izin dan katanya boleh." Eggi berusaha meyakinkan Kia.

♡♡♡♡

Akhirnya Kia menyetujui pergi keluar bersama Eggi, meskipun dirinya masih kurang percaya kalau Nyonya besar memperbolehkan Eggi dan dirinya keluar rumah begitu saja.

Sekarang mereka berdua tengah berada di restoran yang cukup terkenal di kota ini.

"Eggi ini beneran gapapa kita ke sini," bisik Kia kepada Eggi yang duduk di hadapannya.

"Gapapa Kia tenang saja," jawab Eggi seraya tersenyum lalu ia mulai memesan banyak menu makanan yang terlihat sangat mahal.

Ekspresi wajah Kia tidak bisa terkontrol ketika melihat makanan yang tersaji di hadapannya, padahal dirinya dan Eggi datang ke sini hanya untuk sarapan, tapi makanan sebanyak ini apakah bisa disebut sarapan? batinnya.

Kia melihat ke arah Eggi yang langsung dibalas senyuman oleh Eggi. Entah ini perasaan Kia atau bukan sikap Eggi saat ini berbeda dari biasanya.

♡♡♡♡

"Aduh aku kenyang banget," kata Kia ketika mereka sudah selesai makan dan sekarang tengah berada di luar restoran.

"Hehe syukurlah kalau Kia menikmati hidangannya," ujar Eggi yang masih tersenyum.

"Kamu lagi gak ngelakuin kesalahan kan?"

Eggi membelalakkan matanya mendengar ucapan Kia. "Ke-kenapa Kia mikir gitu?"

"Abisnya kamu rela ngabisin uang kamu cuma buat ini."

"Ihh Eggi lakuin ini cuma mau buat Kia senang, karena selama ini Eggi selalu merepotkan Kia. Memangnya Kia tidak senang?" tanya Eggi dengan sedikit cemberut.

"Eh nggak kok, aku senang. Tapi aku lebih suka kita pergi ke tempat sederhana saja."

"Yasudah kalau gitu Kia mau ke mana?"

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang