🍒
"Na, soal parfum yang kamu tanya waktu itu, kayaknya aku tahu sumbernya dari mana." 'Oh iya parfum. Aku aja hampir lupa.' Raina menepuk jidatnya karena melupakan hal penting itu.
"Memangnya siapa yang punya parfum itu Mas? Kok...baunya nempel banget ke baju kamu?"
"Mungkin dari temenku yang datang dari kantor pusat."
"Hubungannya apa?
"Kamu masih ingat nggak ya, aku pernah cerita waktu kuliah aku punya 'geng' kecil-kecilan. Namanya The Three Musketeers."
"Ingat Mas. Aku pernah baca juga nama itu di komiknya Syafiq. Karena unik jadi sampai sekarang keinget terus. Kenapa memangnya?"
"Nah, The Three Musketeers itu aku, Reno, dan Thalia. Thalia ini yang ditugaskan kantor pusat ke kantorku sekarang Na. Dia pengganti aku sementara. Seminggu sebelum berangkat diklat kami beberapa kali pergi survey ke lapangan pake mobil aku. Kadang dia yang nyetir mobilku. Mungkin bau parfum Thalia nempel ke baju aku karena itu."
"Kenapa mas nggak sama Reno yang pergi survey?" Raina tidak dapat menyembunyikan suara kecewa ketika mengatakannya.
"Kalau itu aku yang bertanggung jawab survey dan handle langsung beberapa vendor, biasanya memang sendirian perginya Na. Tapi karena aku mau serah terima tugas, jadinya dia ikut survey juga untuk ketemu sama pemilik perusahannya langsung."
"Ooh, begitu."
"Jangan cemburu ya. Mas sama Thalia nggak ada apa-apa kok. Kita sahabatan udah lama banget. Jadi nggak ada kemungkinan apapun diantara kita. Okey?"
"Iya Mas. Aku percaya." 'Tapi persahabatan antara pria dan wanita itu nggak pernah ada Mas. Semoga kamu selalu dijaga oleh Allah, Mas,' batin Raina. Ia meremas ujung jilbabnya.
"Na, kayaknya kelas aku mau mulai. Widyaiswara aku udah datang. Hati-hati di rumah ya sama anak-anak. Kalau mau tidur periksa lagi semua pintu dan jendela. Seandainya kamu merasa kesepian, nginap di rumah mama aja. Mama sama papa pasti seneng bisa main sama cucu-cucunya. Kalau ada apa-apa telpon Mas atau mama dan papa. Ya?"
"Baik Mas. Mas Fatih Selamat belajar."
"Iya makasih. Dah Ya. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Sedikit lega dirasakan Raina setelah mendengar suara Fatih. Satu persatu masalah kini sudah terselesaikan. Baik tentang Dokter Adrian maupun soal parfum misterius itu.
"Tapi soal parfum itu, perasaan apa ya ini? Disatu sisi aku merasa lega, tapi disisi lain..."
"Ada apa Mbak Raina? Ngomong sama siapa?" Riri menginterupsi Raina yang berbicara pelan pada dirinya sendiri. Ia menyerahkan satu gelas minuman boba ke Raina.
"Untuk Mbak ya Ri?" Raina langsung mengalihkan pembicaraan. Ia mengambil gelas itu. Ada namanya di dinding gelas plastik itu yang ditulis dengan spidol, dan...ada kata sorry and thanks?
"Iya."
"Makasih. Siapa yang beli Ri?"
"Tadi dianterin kurir mbak. Kata kurirnya dari dr. Adrian. Aku, Ajeng dan Indah juga dibeliin." Kata Riri senyum-senyum sambil menyeruput minumannya sendiri.
"Alhamdulillah, rejeki emang nggak kemana ya Ri." Jadi ini minuman permintaan maaf dokter Adrian gara-gara kejadian tadi. Kening Raina mengkerut tapi pada saat bersamaan ia tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together Till Jannah? [COMPLETED]
RomancePunya suami impian dengan kriteria: 1. Tampan? ✔ 2. Penyayang? ✔ 3. Cemburuan? ✔ Tapi kalau kelewat cemburu sampai terucap kata talak? Bukan impian Raina! Seorang dokter anak ganteng diisukan dekat dengan Raina dan membuat Fatih kebakaran jenggot s...