13. Curahan Hati

972 99 0
                                    

💙

"Yang mana Fat?" Ia mencari-cari sosok yang di bilang Fatih barusan. Ada beberapa pengunjung yang sedang makan, jadi ia tak tahu yang mana orangnya.

"Dia pake kemeja biru muda, duduk sendiri."

"Ooh, yang putih itu. Cakep juga." Reno tak sadar tatapan Fatih sudah berubah menjadi tatapan ingin memakan seseorang.

"Sialan lu No. Lu nggak mikirin perasaan gue?" Ia melempar gulungan bola tisu ke wajah Reno.

"Hehehe, maaf maaf. Lu tahu sendiri kan gue orangnya terlalu frontal dan jujur."

"Udah lah. Cabut. Mood gue langsung anjlok kalau lama-lama disini." Fatih berdiri dan pergi ke kasir meninggalkan Reno.

"Woi Fatih. Tunggu gue." Teriakan Reno membahana se ruangan restoran sampai membuat seseorang mengangkat kepalanya mencari sumber suara. Dia adalah Dokter Adrian.

***

Fatih dan Reno sedang berada dalam perjalanan kembali ke kantor dengan mobil Fatih. Mereka melanjutkan pembicaraan yang tertunda di restoran tadi.

"Maaf banget ni Fat. Tapi apa lu bakal ninggalin keluarga lu ke Bogor dengan keadaan kayak gini?"

"Itu konsekuensi yang udah gue pertimbangkan matang-matang No."

"Menurut gue belom mateng Fat. Masih bisa dibicarakan baik-baik. Lu pikirkan sambil direnungkan. Lu udah nikah sepuluh tahun. Masa kepercayaan lu sama istri langsung hilang begitu aja? Nggak mau nanya langsung ke dokter itu? Tabayyun Fat, tabayyun."

Memikirkan bertemu dokter itu saja sudah membuat Fatih muak. Apalagi bicara dengannya. Bisa-bisa baku hantam yang akan terjadi.


"Gue liat dengan mata kepala sendiri No. Waktu Raina sakit, dia yang ngerawat, ngejaga istri gue di rumah sakit. Gimana nggak panas hati gue?"

"Itu tandanya lu cinta ama istri lu. Lu cuma cemburu Fat. Wajar banget mah itu. Tapi sayangnya, lu kebakar api cemburu. Astaga! Gue nggak nyangka bakal ngucapin kata-kata begitu. Merinding gue." Reno bergidik dengan kata-katanya sendiri.

Fatih meringis mendengar ceramah percintaan Reno.

"Tunggu, istri lu sakit? Sakit apa?" Reno baru menyadarinya dan cukup tekejut dengan berita baru itu.

"Dia...pingsan di rumah sakit." Suara Fatih melembut. Ada nada sedih tersirat disana.

"Trus, kenapa sampai dokter itu yang ngejaga Raina Fat?"

"Itu yang nggak gue tahu No. Kenapa Raina nggak ngasih tahu gue? Gue suaminya, gue yang berhak tahu apapun urusan Raina. Tapi gue malah ngeliat mereka berduaan di rumah sakit, di dalam kamar. Disaat itu gue talak Nana." Fatih memalingkan kepalanya ke jalan. Mobil berhenti di persimpangan lampu merah.

Mengucapkan lagi nama Nana membuat hatinya perih. Hanya Fatih yang boleh memanggilnya Nana. Nana, nama kesayangan yang ia beri khusus untuk Raina. Air mata mengaburkan pandangan Fatih. Ia segera mengerjapkan matanya cepat-cepat. Mengusir cairan yang hampir tumpah dari wadahnya.

Together Till Jannah? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang