Bagian ini selesai direvisi.
___"Papa," ucapku sekali lagi memastikan.
"... Ya"
Deg.
Ha- siapa yang jawab? Perasaanku tidak enak.
Seketika mataku kurasakan semakin membulat. Aku mengalihkan pandanganku ke asal suara. Ada orang berdiri cukup dekat di samping kiri kasurku! Itu Kaisar Edgar!
...
"Selamat Yang Mulia, Putri Zinnia sudah bisa mengeluarkan kata pertamanya," Lily mengucapkannya dengan nada bahagia.
Kaisar Edgar? kenapa tiba-tiba bisa ada di sini?
Aku penasaran apa respon Kaisar pada ucapan Lily, tapi ia hanya diam sambil menatapku. Iris matanya yang hitam dan dingin membuatku sedikit merinding.
"......"
"....."
Krik krik.
Selama beberapa detik, tidak ada yang bersuara sama sekali.
Ke-keheningan apa iniii? Awkward! Mengapa Kaisar diam saja? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tahan dengan situasi semacam ini.
Hah.. mari kita coba mencairkan suasana dengan memanggilnya lagi.
"Pa.. pa," ucapku.
Kaisar Edgar akhirnya memberikan respon.
"Darimana kau tahu aku Papa-mu?"
Kami semua terdiam lagi. Pasalnya, Kaisar tidak pernah mengunjungiku sejak pertemuan kita ketika Ratu meninggal. O ow.. apakah aku melakukan kesalahan?
Daripada situasi ini makin rumit, aku akhirnya terus menerus memanggilnya.
"Pa.. pa, pa- pa," dengan terbata-bata aku memanggil-manggilnya. Kedua tanganku mencoba meraihnya.
Ku mohon tidak perlu dipikirkan.
Tiba-tiba kaisar mengulurkan tangannya dan mengangkatku.
Hah?
Tubuhku digendong olehnya.
Ku tatap wajahnya, Kaisarpun menatap wajahku. Wajahnya tampan sekali dan benar-benar mirip di komik, hanya saja ini versi manusia asli.
"Satu lagi anak yang mirip denganku," ucapnya.
Memang benar, aku dan Eric sangat mirip dengan kaisar. Kami berambut perak, bermata hitam, tapi kulit kami putih pucat seperti Ratu. Aku pernah melihat tampilan diriku sendiri di kaca milik Lily ketika bermain.
Ku alihkan pandanganku pada rambutnya. Luar biasa, abu muda yang bersentuhan dengan cahaya memantulkan kilauan seakan rambutnya adalah perak asli.
Bagaimana rasanya rambut perak itu?
Rambutku memang perak, tapi masih tumbuh belum terlalu panjang. Rasa penasaranku mendorongku untuk memegang rambutnya.
Rambutnya halus sekali! Waah.. bagaimana bisa?? Apa nanti rambutku akan secantik dan sehalus ini?
Ku usap-usap rambutnya. Kaisar seperti biasa hanya diam.
"Kau ingin bermain denganku?" tanya Kaisar padaku.
Hah? Bermain? Kaisar benar-benar mengajaku bermain bersama?? Memangnya Kaisar seluang itu waktunya? Yang terpenting adalah, MENGAPA KAISAR INGIN BERMAIN DENGANKU??
Aku menggelengkan kepala. Satu hal bodoh lagi yang aku lakukan. MANA MUNGKIN ANAK UMUR 7 BULAN BISA JAWAB PERTANYAAN SEPERTI INI?!
Untungnya Kaisar tidak mempermasalahkannya, tapi kurasakan tatapannya menjadi lebih dingin.
Apa yang harus aku lakukan?
Ketika kebingungan melandaku, Lily bersuara.
"Yang Mulia, maaf atas kelancangan hamba. Tetapi.. Putri Zinnia biasanya akan mengantuk pada waktu-waktu ini."
Ya! Benar, Lily! Bagus!
Kaisar terlihat berpikir sejenak. Akhirnya ia memberikanku pada Lily.
"Kalau begitu aku akan datang lebih awal lain waktu," ucap Kaisar kemudian pergi dari kamarku.
Apa katanya? Lain waktu? Ya ampun.. apa yang aku lakukan?
Setelah 6 bulan lebih tidak bertemu, ada angin apa sampai Kaisar mulai tertarik padaku? Aku tidak ingin menarik perhatian siapapun. Aku hanya ingin menjadi penonton, tolonglah. Bagaimana kalau nanti aku dekat-dekat dengan Kaisar, dan Syina malah cemburu atau bahkan membenciku? Tidaaak!
.
Rupanya Kaisar tidak berbohong, ia benar-benar mengunjungiku pagi-pagi hari ini. Padahal baru kemarin ia datang. Niat Kaisar sangat kuat mengajakku bermain, aku tidak bisa apa-apa.
Setelah aku didandani oleh Lily, Kaisar menggendongku dan membawaku keluar kamar.
Kita tidak akan bermain di kamarku? Kita mau kemana?
Ini pertama kalinya aku keluar dari kamar semenjak acara pemakaman Ratu. Lily tidak pernah membawaku ke luar. Jika ingin menjemurku, ia hanya berdiam di balkon kamar.
Kami melewati taman istana. Luar biasa, udaranya sejuk, suara air yang menenangkan dari air mancur, dan harum bunga membuatku nyaman. Di dunia asalku sulit sekali mendapat suasana seperti ini.
.
Kami sudah sampai di istana lain, aku rasa ini istana Kaisar. Aku dibawa masuk ke satu ruangan. Ku lihat di tengahnya ada meja lebar dengan tumpukan kertas dan kursi.
Tunggu, tunggu, ini seperti ruang kerja?
Kaisar mulai duduk di kursi dan ia mendudukkanku di pangkuannya. Setelahnya, Kaisar mulai menulis sesuatu di kertas-kertas yang menumpuk tadi.
Tik-tok-tik-tok.
Sudah berapa lama ini? Mengapa Kaisar hanya terus menulis?? Katanya kita akan main!
"Aa.. Pa.."
Kaisar akhirnya berhenti menulis.
"Pa. pa."
Aku mulai merengek karena bosan.
"Ada apa dengannya? Apa kau tidak suka bermain denganku?" tanya Kaisar pada Lily kemudian padaku.
Jeng jeng.
Apa?! Masa masih ditanya kenapa? Jelas aku bosan! Ya ampun, apa ini yang Kaisar sebut bermain? Lilyyy, tolong akuuuu!
__________________________________
Hai readers, Zinnia ternyata tipe orang yang gampang bosen, kalian tipe orang yang gampang bosen atau engga nih?
Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik tanda bintang ⭐ ya ^_^
Makasih yang udah vote 🙏
[Diupload oleh Sisi Shalla 17-07-2021] -> [Direvisi 29 Januari 2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga Ini
Fantasy[Sebelum masuk ke ceritanya, tolong baca dlu deskripsi sampai akhir] Tari tiba-tiba terbangun setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan. Syok karena kejadian tersebut, ia menangis tapi suara yang ia dengar malah suara tangisan bayi. Seorang ibu...