BAGIAN 42 | Upacara Pengikat Kekuatan

9.2K 1K 51
                                    

📩 Surat untuk readers:

Aku berpesan-pesan ria dulu ya, sengaja di atas suratnya biar bisa dibaca duluan hehe

Hai readers, sorry banget buat penantian panjangnya. Padahal cerita ini udah mau ke bagian puncak. Susah banget nyari situasi yang enak buat menjiwai cerita.

Dan beberapa bulan lalu aku nyoba baca cerita AADAKKI dari awal sekalian rapihin, ternyata perubahan sampai bab terakhir lumayan ya, bisa keliatan cara penulisan aku yang berubah lebih baku lagi ke sini-sini.

Awalnya cerita ini mau aku buat ga terlalu baku bahasanya karena iseng2 aja wkwk, tapi aku malah ga konsisten, makannya kalau kalian nemu kalimat yang aneh, nah, itu bekas-bekasnya. Tapi berubahan ke sini adalah perubahan baik yang aku syukuri, semua berkat bantuan temen2 pembaca juga.

Pembaca juga makin bertambah alhamdulillah, makasih banyak ❤
Maafin ga bisa baca komennya satu per satu, biasanya aku paling baca komen di bab yang baru diposting aja. Jadi kalau mau ngobrol boleh banget komen di bab paling terbaru atau di percakapan aku yaa

Love you all ❤

Salam hangat,

Sisi Shalla

____________________

"Anda siap, Putri,"

"Terima kasih, Lily,"

Lily hanya merapikan pakaianku dan memakaikanku mantel, kemudian kami langsung berangkat ke tempat batu kekuatan. Peri ikut bersama kami. Dia memakai tudung yang menutupi telinganya.

"Papa, bagaimana Papa bisa kenal dengan Peri?" tanyaku berbisik pada Kaisar yang menggendongku.

"Aku pernah menyelamatkannya," jawab Kaisar.

"Papa, Peri berbicara dengan sangat aneh," ucapku.

"Uvro memang seperti itu, aku pun terkadang tidak bisa memahaminya,"

"Papa, apa Papa tidak penasaran dengan ucapannya?" tanyaku lebih jauh.

Kaisar terdiam. "Ada yang sebaiknya tidak kita ketahui dan kita tidak tanyakan."

Aku merasa perkataan Kaisar benar. Tetapi aku tetap penasaran dengan Peri Uvro. Apa maksud perkataannya sebelumnya?

"Dan dia tidak akan menjawab jika dia tidak ingin," lanjut Kaisar.

"Putri, lihatlah sudah banyak orang yang menunggu Anda," ucap Lily dengan bersemangat.

Aku pun melihat ke arah depan. Ada beberapa orang berkumpul di sana.

"Mereka rakyat kita yang tinggal di dekat Hutan Putih. Mereka pasti ingin melihatmu," ucap Juan yang tiba-tiba berdiri di sampingku.

"Apa kau siap?" tanya Kaisar.

Kaisar kemudian menuntunku menuju batu kekuatan. Batu itu ada di bawah pohon besar. Batu itu tidak bisa dihancurkan dan tidak memiliki fungsi apapun selain menunjukkan kekuatan yang dimiliki seseorang. Setidaknya itu yang aku ingat. Batu kekuatan, akhirnya aku bertemu dengannya.

"Taruh tanganmu di atas batu," ucap Kaisar.

Aku mengikuti sesuai dengan arahan Kaisar. Gaunku terbawa angin besar yang entah muncul darimana, cahaya putih memancar dari batu pada saat bersamaan. Hampir-hampir cahaya itu tidak terlihat jika bukan karena pohon besar yang dengan setia berada di belakang batu kekuatan.

"Woaaah!!" suara orang-orang berteriak.

Tanganku terasa dingin. Di pergelangan tanganku muncul tanda membentuk gelang berwarna biru bercahaya. Bentuknya seperti tali, tetapi terdapat bentuk lain di sekitarnya.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang