BAGIAN 22 | Kucing Besar

19.1K 2.4K 22
                                    

Bagian ini sudah selesai direvisi.
_____

"Akalina, bermainlah bersama Putri dan Leo," ucap seorang wanita yang kurasa ibunya.

Hah.. apa tempat ini sekarang jadi tempat penitipan anak? Awalnya kan Lily bawa aku ke sini mau istirahat. Kenapa aku sekarang harus berurusan dengan anak-anak ini?

...

Ibu Akalina menyuruh seorang pelayan wanita untuk menjaga dan menemani kami bertiga. Sedangkan Lily, ku lihat mengobrol asik dengan kedua nyonya itu.

Ini pertama kalinya Lily meninggalkanku bermain sendiri. Aku tahu, Lily memang bukan pelayan biasa. Yang bisa jadi pelayan pribadi ratu adalah bangsawan. Jadi sebenarnya bisa jadi Lily setingkat strata sosial dengan kedua nyonya itu. Aku tidak tahu.

Akalina terlihat hanya asik menyedot susu yang ada di botolnya, walaupun entah kenapa matanya berkaca-kaca.

Kenapa dia seperti ingin menangis melihat Leo?

Leo benar-benar tidak bisa diam. Ia malah mengacak-acak seluruh mainan. Bahkan melemparkannya kemana-mana. Hampir saja salah satunya mengenaiku.

Gila. Untung saja aku bukan benar-brnar anak kecil polos. Kalau tidak, Leo sudah jelas bisa melukai aku lebih dari satu kali.

"Huaa.. Huaa.." Akalina mulai menangis, mungkin ia takut melihat kelakuan Leo.

Ibunya Akalina akhirnya menghampiri kami kemudian menggendong Akalina. Ia mencoba menenangkannya.

Nyonya Carabella hanya menghela nafas panjang.

"Maafkan kami, Nyonya Briela dan Nona Lily karena Leo dari tadi membuat masalah. Padahal saya berharap dengan adanya Putri dan Akalina, Leo bisa lebih baik. Karena biasanya tidak ada yang menemaninya bermain di rumah," ucap Nyonya Carabella dengan nada putus asa.

"Tidak apa-apa Nyonya Carabella, namanya juga anak-anak. Saya yakin ketika besar nanti Leo akan menjadi anak yang periang dan aktif sekali, orang yang aktif sangat mudah untuk sukses," ucap Nyonya Briela dengan tersenyum.

"Terima kasih nyonya Briela. Saya sepertinya harus pulang sekarang. Saya juga sudah kelelahan," ucap Nyonya Carabella.

Padahal rasanya hanya sebentar Leo di sini. Tapi benar-benar membuatku kewalahan. Apalagi ibunya, paati lebih lelah. Leo! Jadilah anak yang baik! Oke?! Kasihan ibumu. Aku tidak terlalu menyukaimu, tapi kamu mirip adikku yang suka jahil.

Aku menepuk-nepuk pelan kepalanya. Perasaanku seperti seorang kakak pada adiknya. Yah.. mari anggap dia adik kecil sehingga aku bisa meredam emosi.

Leo kemudian memegang tanganku yang menepuk kepalanya. Aku tertegun.

Dia mau apa?

Kemudian..

"Aaa!!"

DIA MENGGIGITKU!!

Leo benar-benar menggigitku dengan kuat. Bahkan ada bekas gigitannya.

"Leo!" teriak nyonya Carabella.

Kemudian terdengar Akalina menangis lagi.

Anak ini! Benar-benar berbahaya!

Nyonya Carabella langsung menggendong Leo kemudian meminta maaf lagi. Dia berniat menjauhkan Leo dari semua orang.

Leo, cukup namamu saja yang artinya singa si kucing besar. Jangan kau juga kelakuannya jadi seperti kucing.

Lily buru-buru mendekatiku kemudian mengelus-elus tanganku.

"Putri, Anda baik-baik saja?" tanya Lily khawatir.

Jujur, ini perih. Tapi bukan masalah besar Lily.

Aku sudah terbiasa dengan hal ini. Dulu aku memelihara satu kucing yang suka mencakarku. Rasanya mirip-mirip dengan kejadian itu.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang