BAGIAN 38 | Gaun Putih

9.6K 1.2K 30
                                    

Note: ikutan milih sesuatu yuk di bawah nanti 😁

_____________________

Syukurlah ingatan Eric kembali. Tetapi aku marah pada kedua pangeran.

Alasannya?

Pertama, Juan membuatku benar-benar malu. Dia membeberkan 'adegan menangis' ku pada Eric dan Syina. Ia melebih-lebihkannya! Ya Ampun. Memalukan sekali, aku bahkan tidak ingin mendengar siapapun menyebutkan hal itu di hadapanku.

Kedua, Eric berbohong padaku yang sudah pasrah pada malam hari itu. Dia bilang 'hanya sedikit mengingatku' membuatku merasa kesal.

Tetapi pada akhirnya, Juan memberikan penjelasan. Ia menceritakan itu pada Eric agar proses pengembalian ingatan Eric berjalan lebih cepat. Jika Eric benar-benar merasa terhubung denganku, pengembalian ingatan akan lebih mudah. Salah satu caranya, Eric merasakan kesedihan yang aku alami melalu cerita Juan, karenanya dia lebih percaya bahwa diriku memang terhubung dengannya. Untuk itu, aku berusaha memahaminya dan menahan egoku.

Eric meminta maaf padaku. Dia bahkan mengancam akan diam di depan kamarku seharian jika aku tidak berbicara padanya. Bukankah itu agak berlebihan? Awalnya aku menganggap itu lelucon. Tetapi, sepanjang hari itu, Eric bersandar di depan pintu kamarku. Aku bahkan tidak melihatnya makan. Ini gila. Aku tidak bermaksud sampai begini. Apa kesal saja tidak bisa aku lakukan?

Menyerah, aku merasa tidak tega dan menghampirinya. Dia tersenyum dan kembali menjadi Eric yang menyebalkan.

.

Semua berjalan normal. Seperti biasa, aku menemani Syina di istananya. Kadang bermain di istana Eric, bahkan akhir-akhir ini aku sering mengunjungi istana Juan. Hanya saja aku jelas tidak bisa ke luar daerah istana kekaisaran. Hingga hari-hari yang aku tunggu tiba. Hari ulang tahunku yang ke-5.

Pagi ini, Lily dan para pelayan di istanaku yang pertama kali mengucapkan selamat dan mendoakanku.

"Terima kasih Lily dan semuanya. Aku menyayangi kalian!" ucapku.

Aku rasa rencanaku cukup berhasil selama ini. Aku bisa membuat pelayan di istanaku berdiri di sisiku. Dengan begitu kemungkinan aku hidup di sini dengan tenang akan bertambah.

Lily menaruh mahkota bunga yang cantik di kepalaku. Bunga-bunganya bernuansa biru dan putih. Aku yakin itu buatannya sendiri.

"Cantik sekali, terima kasih Lily,"

"Putri..," panggil salah satu pelayan.

"Hmm kami tahu bahwa banyak orang yang sayang dengan Anda akan  banyak hal-hal luar biasa sebagai hadiah,"

Aku menunggu lanjutan dari pelayanku itu.

"Karena itu maaf kami hanya bisa memberi Anda ini, semoga Anda suka," lanjutnya.

Mereka mengeluarkan sebuah kue. Kue itu berwarna putih dan biru. Apakah mereka menyelaraskannya dengan mahkota bunga buatan Lily?

"Terima kasih, aku sangat menyukainya. Perhatian kalian adalah hadiah terbaik bagiku. Aku sangat bahagia," ucapku.

Ya, perhatian kalian padaku, membuatku lega. Selama ini aku khawatir. Banyak cerita yang menyebutkan meskipun terlahir sebagai seorang Putri pun kemungkinan para pelayan istana memperlakukanku dengan kejam itu ada. Apalagi fakta bahwa setelah aku lahir, Ratu kemudian wafat.

Semua pelayan menatapku. Aku sepertinya bisa menebak apa yang mereka pikirkan. Meskipun begitu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sifat mereka sebenarnya lunak padaku sejak awal, itu karena 'kakak-kakak' ku cukup sering berkunjung ke sini. Hanya ada sedikit keraguan di hatiku. Dunia ini begitu luas dan beragam, kita tidak pernah sepenuhnya memahami diri kita apalagi orang lain. Tapi.. sekali lagi, aku hanya perlu tenang, tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan. Sekarang jelas aku tidak merasa sendiri lagi.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang