BAGIAN 39 | Pertandingan

9.7K 1.1K 25
                                    

Note: Udah lama banget ga update, maafkan -/\- aku bener-bener belum ada waktu lagi

Hasil vote udah didapet yaa.. Hasil pemenangnya...

Kita liat aja deh di pertandingan ketiga calon pasangan dansanya 😂

___________

Aku tidak suka keramain. Terlalu banyak orang sebenarnya kadang membuatku agak pusing. Termasuk saat ini. Tetapi sebagai seorang putri, itu adalah tugasku memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik.

Aku lelah terus menerus tersenyum. Kakiku sakit karena banyak anak seumuranku yang mengajakku berdansa. Kaisar mengizinkannya tetapi tatapan mata saudara-saudaraku tidak bisa lepas dari pasangan dansaku. Padahal mereka semua hanya anak kecil.

"Semua orang harus tahu pesona Zinnia. Tetapi mereka tidak bisa telalu dekat dengannya," ucap Kaisar sebelum menyetujuiku berdansa dengan anak-anak lain.

Hah.. Sebenarnya aku merasa Kaisar dan para saudarakulah yang seperti anak kecil.

Beberapa minggu sebelum pesta, Kaisar, Juan, dan Eric melakukan pertandingan untuk menentukan siapa yang akan berdansa denganku. Kekanak-kanakan sekali. Tetapi hal ini juga terjadi pada Syina. Apakah keluarga ini memang.. aneh? Bahkan sepertinya hal seperti ini akan menjadi tradisi keluarga ini. Hah..

Karena aku tidak ingin ambil pusing, aku meminta mereka untuk melakukan permainan kertas gunting batu. Jelas mereka tidak tahu apa itu. Bagiku dengan siapun itu tidak masalah. Dansa tidak terlalu penting, tapi itu mengasyikan.

Mereka awalnya menolak melakukan permainan itu. Apa itu tidak terlalu mudah? Bukankan lebih baik kami bertarung pedang? Begitu kata mereka. Tetapi aku tidak peduli.

Pertandingan dilakukan 2 babak. Akhirnya diputuskan bahwa Eric dan Juan akan 'bertarung' terlebih dahulu. Mereka harus melakukan 3 kali suit untuk menentukan siapa yang menang dan melawan Kaisar.

Semua pelayan menonton pertandingan itu. Mereka mengelilingi kami di aula. Aku bahkan sampai malu dan menyesali keputusanku untuk meminta mereka menggunakan permainan kertas gunting batu dalam membuat keputusan yang orang-orang anggap penting semacam pasangan dansa pertama.

Apa yang mereka akan pikirkan ketika melihat Kaisar melakukan kertas gunting batu dengan anak-anaknya. Itu hanya permainan anak kecil. Ya.. Meskipun sepertinya permainan itu tidak ada di sini.

"Aku tidak akan kalah darimu," ucap Juan.

"Bukankah kau yang akan malu karena kalah dariku?" ucap Eric.

Mereka berdua begitu serius. Sedangkan para pelayan mulai berbisik-bisik.

"Satu.. Dua.. Tiga!" ucap Gil yang menjadi juri.

Gunting melawan batu. Juan menang dan berteriak kegirangan. Semua bertepuk tangan. Tetapi Eric terlihat tenang.

Setelahnya, kertas melawan batu. Sekarang mereka seri. Eric masih dengan tampangnya yang tenang sedangkan Juan tersenyum kesal.

Ini ronde terakhir. Entah mengapa aku ikut merasa tegang melihat pertandingan ini.

"Satu.. Dua.. Tiga!"

Batu melawan kertas.

"Aahh! Menyebalkan!" teriak Juan.

"Itu karena kau memang tidak bisa mengalahkanku," ucap Eric sambil meniup-niup tangannya yang membentuk kertas itu.

Semua bertepuk tangan. Entah mengapa ternyata ini tontonan yang menarik.

Sekarang tinggal babak terakhir.

Kaisar hanya tersenyum tenang. Permainan berlangsung dan dengan mudah mereka mendapatkan skor seri.

"Kau masih terlalu muda untuk mengalahkanku, Nak," ucap Kaisar.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang