Hai. Wkwk. Ngilang lama banget ga tuh aku :'v maaf kalian di gantung :') aku sedang menjelang sidang, minta doanya juga yaa semoga lancar T_T aamiin
Langsung masuk aja yuk ke ceritanya. Aku sendiri udah gatel pengen nulis konflik-konflik dan kelanjutan ceritanya. Wahaha
__________________________________
Aku mendatangi taman belakang sesuai dengan arahan Syina. Benar saja di sana sudah ada banyak anak-anak. Aku bahkan tiba-tiba merasa berat melangkah.
Taman kanak-kanak. Ya. Ini pasti taman kanak-kanak. Apa aku akan tahan diam di sini?
Tapi, ini kesempatan yang baik untuk mendapatkan teman baru. Ini juga kesempatanku untuk bebas dan sendiri. Setelah sekian lama, akhirnya.
"Yang Mulia! Yang Mulia!" terdengar panggilan seorang anak laki-laki berambut coklat. Dia Alka. Bocah yang setahuku berusia 6 tahun.
Alka mendekat padaku dengan mata coklatnya yang besar. Beruang, dia terlihat seperti anak beruang dengan warna rambut dan matanya itu.
"Yang Muli-",
Eric tiba-tiba muncul di hadapanku, menghadap ke anak itu.
"Apa yang kau mau?" tanya Eric pada Alka.
Alka yang bersinar wajahnya seketika menjadi ketakutan.
"Sa- salam untuk bintang kedua kekaisaran. Pangeran Eric," ucapnya dengan gugup sambil menunduk memberi salam.
Aku merasa kasihan melihatnya.
"Kak, mengapa kau di sini? Ini tempat anak-anak," ucapku kemudian mencoba mendekati Alka.
Ck, kenapa tiba-tiba Eric muncul?
Eric kemudian menghalangiku lagi.
"Kau lupa kata-kata Ayah?"
Aku tertegun. Duh, bagaimana ini?
"Oh, Papa!" aku menunjuk ke arah belakang Eric.
Eric menengok. Aku pun menarik tangan Alka dan belari menjauhi Eric. Aku bersembunyi di semak-semak.
"Hei! Zinnia!" teriak Eric. Aku pun terkekeh.
Sekali saja. Aku ingin bebas lagi. Semenjak kejadian terakhir, aku benar-benar tidak dibiarkan sendiri. Aku sudah berusaha membujuk Lily, tapi sekarang Eric malah mengganggu masa kebebasanku yang sebentar ini? Ayolah, aku hanya ingin bersenang-senang.
Setelah merasa suara Eric sudah tidak ada, aku melihat ke arah Alka. Dia menatapku dengan berbinar.
"Pu-Putri Zinnia," ucapnya seperti tak percaya.
"Hey, kau kan sudah berdansa denganku tadi. Jangan seperti kau baru pertama kali bertemu denganku,"
"Ah, maaf, Yang Mulia mau bermain dengan saya yang tidak bisa apa-apa ini, saya hanya terkejut. Te-terima kasih banyak," ucapnya malu-malu.
Tidak bisa apa-apa? kenapa anak berumur 6 tahun sudah rendah diri seperti ini? dan bukankah tadi dia duluan yang menghampiriku?
"Kata siapa kau tidak bisa apa-apa? Bukankah saat dansa kau berkata punya kekuatan mengendalikan angin?"
Hal itu yang membuatku tertarik dengannya. Kekuatannya kemungkinan sama denganku. Apalagi dia imut sekali. Little Teddy bear.
Matanya langsung berbinar kembali.
"Ya! Saya bisa mengendalikan angin. Apakah Putri ingin melihatnya?" tanyanya dengan semangat.
Aku pun tersenyum cerah, melihatnya yang kembali ceria. "Tentu saja! Kau sudah berlatih teknik apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga Ini
Fantasy[Sebelum masuk ke ceritanya, tolong baca dlu deskripsi sampai akhir] Tari tiba-tiba terbangun setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan. Syok karena kejadian tersebut, ia menangis tapi suara yang ia dengar malah suara tangisan bayi. Seorang ibu...