BAGIAN 24 | Mengerti

18.7K 2.4K 31
                                    

Bagian ini sudah selesai direvisi.
_____

Hanya kami berlima yang ada di ruangan ini.

Sekarang apa lagi?

"Seharusnya ini ditelusuri lebih lanjut, Ayah," ucap Juan.

Kaisar hanya bersandar di kursinya sembari memejamkan mata. Aku masih dipangkuannya.

"Zinnia, lukamu masih sakit?" tanya Syina yang menghampiriku.

Ini perih dan aku ingin cepat-cepat pulang ke istanaku. Ku harap Lily ada di sini.

"Zinnia, aku minta maaf," ucap Syina sedih.

Syina, mengapa meminta maaf? Ini bukan salahmu.

"Ini bukan salahmu," ucap Juan mencubit pipi Syina.

Kaisar kemudian mengambil tanganku yang terbalut. Ia memperhatikannya, entah apa yang ia pikirkan.

"Syina, pestamu jadi berantakan, maafkan aku tidak bisa mencegahnya," ucap Kaisar tiba-tiba sambil membelai rambut Syina.

Berantakan? Ada sesuatu yang terjadi di pesta?

"Tidak apa-apa, Papa," ucap Syina dengan senyum manisnya.

"Tenang saja, aku akan membuat pesta lagi di istanaku untukmu," ucap Juan dengan semangat.

Syina tertawa. Rasanya keadaan di ruangan mulai mencair.

"Boleh juga," ucap Eric.

Kemudian ku lihat Kaisar berpikir sejenak.

"Aku khawatir," ucap Kaisar dengan wajah serius.

Sebenernya ada apa? aku penasaran.

.

Sekarang aku sedang di istana Eric.

Singkatnya, entah kenapa Kasiar menyuruhku tinggal di istana Eric sementara waktu. Eric yang seperti sudah tahu pikiran Kaisar pun menyetujuinya.

Kenapa aku jadi tinggal di sini? Lily juga tidak dibawa ke sini. Aku harap Lily menyusul.

Aku menyusuri lorong sambil digendong salah satu pelayan Eric. Ia seorang wanita paruh baya.

Eric berhenti di depanku diikuti pelayan yang membawaku.

Eric terasa sangat dingin atau memang dia biasanya seperti ini?

"Bawa saja Zinnia ke kamarnya," ucap Eric kepada pelayan itu.

"Baik, Pangeran,"

Aku buru-buru menarik lengan baju Eric, hingga ia menengok ke arahku.

Eric, aku ingin berbicara denganmu.

Eric diam sejenak kemudian dia menggendongku.

Eric akhirnya membawaku ke kamarnya. Dia menurunkanku di sofa. Kemudian ia malah pergi.

Eric! Mau kemana?

Aku sendirian sekarang.

Aku menunggu beberapa lama sambil tiduran karena aku lelah duduk.

Eric kemana sih?

Kruuk kruuk.

Aku lapar.

Aku melihat ke sekeliling tidak ada makanan apapun.

Eric ingin menyiksaku ya? Aku lapar, tidak ada pelayan, tidsk ada makanan, dia pergi entah kemana.

Kruuk kruuk.

Ah, aku sudah tidak kuat, apa aku bisa keluar kamar? Setidaknya jika ke luar kemungkinan ada pelayan.

Aku berusaha turun dari sofa. Untungnya di bawah ada karpet tebal. Jadi aku bisa mendarat dengan empuk.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang