Bagian ini selesai direvisi.
___"Sayang! Sayang! Tari! Kumohon, kumohon kuatlah jangan tinggalkan kami, hiks hiks," terdengar suara Mama.
Mama? Jangan menangis. Mama, Tari di sini.
Aku tidak dapat melihat apapun. Berangsur-angsur akhirnya aku dapat melihat cahaya. Aku sadar aku tertidur, dan sepertinya aku berada di rumah sakit. Mama, Ayah, dan adikku semuanya menatapku dengan sedih.
Semuanya, Tari kembali. Aku senang bisa bertemu kalian lagi.
Tapi aku tidak dapat berbicara ataupun bergerak. Mereka semua menangis memandangku.
Mengapa ini? Apa yang terjadi dengaku?
Semuanya gelap kembali.
Jangan! Tunggu!
.Aku membuka mata. Ku lihat sekelilingku. Ini kamar Zinnia. Mungkin sekarang sudah pagi.
Apa tadi itu mimpi? Mengapa aku akhir-akhir ini sering bermimpi buruk?
Tap tap tap. Terdengar suara langkah kaki masuk dari pintu kamarku.
"Putri Zinnia, Anda sudah bangun rupanya? Bagaimana perasaan Anda hari ini?" tanya Lily. Ya, Lily-lah yang datang ke kamarku.
"i, i," aku mengulurkan tanganku ingin dipeluk oleh Lily. Lily tersenyum kemudian memelukku. Dia memeriksa suhu tubuhku dengan tangannya.
"Sepertinya suhu tubuh Anda hari ini tidak sepanas kemarin. Apa karena Anda semalaman ditemani Kaisar sehingga Anda merasa lebih baik?" ucap Lily.
Apa? Kaisar menemaniku semalaman?
Aku menatap Lily heran.
Lily tersenyum melihat wajahku, "Apakah Anda mencari Yang Mulia Kaisar? Beliau pergi sebelum Anda terbangun untuk mengurus urusan kekaisaran. Tenang saja Putri, saya yakin beliau akan menemani Anda lagi nanti," jelas Lily.
Aku tidak sedang mencari Kaisar, aku sedang meragukan kata-katamu Lily. Rasanya mustahil. Tapi Lily bilang dengan penuh keyakinan seperti itu, bagaimana aku bisa tidak percaya?
"Apakah Anda lapar? Saya baru saja meminta makanan ke koki istana," lanjutnya.
Kemudian aku memakan makananku ditemani Lily. Makanan hari ini terasa lebih baik dari kemarin di lidahku. Setelah makan, Lily memberiku obat semacam sirup, rasanya sangat tidak enak.
.Tengah hari sudah terlewat, bahkan aku rasa ini sudah sore. Aku hanya tidur kemudian bangun, kemudian tidur dan bangun lagi sejak tadi. Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Hah.. kenapa hatiku rasanya berat?
"Zinnia!" tiba-tiba terdengar suara Syina.
Syina?
"Zinnia, bagaimana kabarmu?" tanya Syina sambil mendekatiku ke kasur.
"Na, na," aku berusaha menyambutnya.
Syina memegang keningku.
"Kau masih panas, tapi tidak seperti dua hari lalu, syukurlah," ucap Syina dengan wajah gemasnya.
Pipinya yang seperti bapau, rasanya ingin sekali aku mencubitnya!
"Syina, kenapa terburu-buru sekali? Kakak baru selesai latihan, saat datang ke tempatmu kau malah tidak ada," terdengar suara Juan yang baru saja masuk. Juan membuat muka sedih seperti anak kecil.
Ah.. dia datang. Aku harap hari ini dia ga bikin aku capek hati.
Syina tidak menanggapinya. "Aku akan minum teh di sini bersamamu Zinnia," ucap Syina antusias padaku.
.
Pada akhirnya Syina dan Juan minum teh di kamarku. Tidak lama setelah Juan datang, Eric menyusul ke sini dengan alasan yang sama dengan Juan. Ia baru beres latihan dan mengunjungi Syina tapi ternyata Syina ada di sini, jadi dia datang ke sini.
Mereka duduk di sofa kamar. Aku hanya tiduran sambil memperhatikan mereka karena aku masih sedikit demam. Padahal aku juga ingin makan kue-kue itu.
Jika dipikirkan, mengapa mereka jadi berkumpul di sini? Ini kamar seseorang yang sedang sakit, hey! Kalian malah menjadika tempat ini tempat nongkrong, hah..
"Putri, ini waktunya minum obat," ucap Lily tiba-tiba padaku.
Apa? Obat yang tadi? Aku tidak mau, rasanya bener-bener tidak enak! Obat untuk anak kecil sepahit itu? Kau pasti bercanda.
Aku menghindari Lily, merangkak-rangkak ke bagian kasur yang jauh dari Lily. Rupanya para pangeran dan Syina memperhatikanku.
"Ada apa?" tanya Juan.
"Emm.. Putri Zinnia sepertinya tidak ingin meminum obatnya, Pangeran," jawab Lily.
"Minumlah, apa kau suka badanmu panas terus?" ucap Juan.
Hmph! Coba aja minum obat itu, aku yakin kamu tidak akan menyukainya!
Tiba-tiba Eric menaruh cangkir tehnya dan mendekat, meminta sendok berisi obat yang dipegang Lily. Kemudian..
Glup.
"Hwek.. apa ini? pahit sekali," ucap Eric.
Hah? Dia tidak berpikir panjang dan langsung meminumnya begitu saja? Itu obat. Obat. Bukan minuman biasa!
Aku tercengang melihat apa yang dilakukan Eric.
"Tambahkan sesuatu yang manis pada cairan ini. Aku saja tidak sudi meminumnya. Kenapa dokter itu memberikan minuman semacam ini? Dokter istana buruk sekali," ucap Eric.
Lily gelagapan, dia mengangguk kemudian menambahkan sesuatu ke obatku.
"Saya rasa sekarang lebih baik rasanya Putri, maafkan saya karena tidak sadar rasanya pahit. Saya sudah terbiasa makan herbal-herbal seperti ini jadi saya menganggap rasanya biasa saja ketika mencobanya," ucap Lily.
Aku pun meminumnya. Benar saja rasanya lebih baik.
Wah, Eric sangat membantu, terima kasih!
"Sama-sama," ucap Eric kemudian kembali duduk dan meminum tehnya lagi.
Dia menebak aku akan berterima kasih padanya? Tajam sekali instingnya!
"Lily, berapa lama orang sakit bisa sembuh?" tiba-tiba Juan bertanya.
Aku bingung kenapa Juan bertanya seperti itu. Jelas-jelas jawabannya berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya.
Aku memperhatikan Lily, wajahnya tersenyum tapi terlihat alis matanya mengekspresikan kebingungan.
"Tergantung jenis penyakitnya Pangeran. Terdapat penyakit yang cepat sembuh, ada juga yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Tapi dengan penyembuhan sihir dokter, penyakit akan sembuh lebih cepat ketimbang dengan obat yang dimakan seperti ini," jawab Lily.
"Hee.. menyusahkan, syukurlah aku tidak pernah merasakannya, bagaimana bisa seseorang menjadi lemah seperti itu dan hanya bisa berbaring di kasur?" ucap Juan sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
H-hah?? Apa yang baru saja aku dengar?
"Ah, kau, Syina, bahkan Ayah tidak pernah kuketahui sakit juga. Iya kan?" tanya Juan.
Eric ku lihat hanya meminum tehnya. Syina pun mengangguk.
Ke-keluarga ini gila..
__________________________________
Temen-temen.. aku coba sempurnain lagi kata2nya dikit ya 💅 makasih yang udah mau ngasih masukan 😘. Bagi temen2 yang mau ngasih masukan jangan sungkan2 langsung komen 😉Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik tanda bintang ⭐ ya ^_^
Makasih yang udah vote 🙏
[Diupload oleh Sisi Shalla 14-08-2021] -> [Direvisi 29 Januari 2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga Ini
Fantasy[Sebelum masuk ke ceritanya, tolong baca dlu deskripsi sampai akhir] Tari tiba-tiba terbangun setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan. Syok karena kejadian tersebut, ia menangis tapi suara yang ia dengar malah suara tangisan bayi. Seorang ibu...