📩
Ekhem, hai readers AADAKKI 😅Semoga ga di marahin ya sama para readers aku ngilang lama banget. Aslinya, ga kerasa udah ngilang 3 bulan 😅
Amaze banget sama antusias dari para readers setia AADAKKI. Pengen nangis buat dukungannya :')
Bingung pengen banget ada interaksi lebih banyak sama readers dari di komentar doang (kadang kan suka ada yang malu ya pengen komen) 😂
By the way, ada berita gembira nih, aku lagi libur lumayan panjaang. Kayanya asik kalau banyak update AADAKKI ya ga? 😆
Peringatan, ada beberapa detail yang aku ubah yang di chapter-chapter sebelumnya. Untuk menyempurnakan alur cerita yaa
Hari ini 2 chapterr, minggu depan lanjut 2 chapter ga nih? Hehe
Pokoknya love u all ❤
See you di chapter selanjutnya~Salam hangat,
Sisi Shalla_______________________________
Kaisar menyetujuiku untuk menemui Peri Uvro. Itu karena aku meminta Eric mengantarku.
Tak ku sangka, rencana itu akan disetujui.
.
"Kak, aku punya sebuah ide," ucapku pada Eric yang sedang membaca buku di perpustakaan utama.
"Ide apa?"
"Aku baru ingat, Hutan Putih dilewati sebuah sungai. Mengapa tidak kita naik perahu untuk ke Hutan Putih hingga sampai di sana? Kakak, pakailah kekuatan kakak mengendalikan air agar kita lebih cepat sampai ke sana," ucapku
"Boleh saja, jika kau ingin dimakan Kraken," ucap Eric.
"Kraken?? Gurita raksasa itu? Mengapa ada di sungai bukannya di laut?"
"Kau tidak tahu istilah adaptasi?" tanya Eric.
Aku meragukan perkataan Eric.
"Bilang saja kakak tidak mampu membuat perahunya berjalan lebih cepat dengan kekuatan Kakak," ucapku sambil memberikan tatapan ragu.
Eric langsung menaruh fokus penuhnya padaku.
"Kau masih kecil, tahu apa soal kekuatan," ucap Eric sambil menyentil dahiku.
"Aw! Aku bukan anak kecil," ucapku sambil mengusap dahi.
"Kau masih kecil," ucap Eric kembali bersantai.
"Tidak," ucapku.
"Baiklah, coba kau ambil buku berwarna putih itu," ucap Eric sambil menunjuk ke arah buku yang ditempatkan di rak paling atas.
Aku menatapnya dengan kesal. Tentu saja aku tidak bisa mengambilnya.
"Jika kakak tidak ingin membawaku pergi menaiki perahu itu, aku akan mencari orang lain yang ingin menolongku," ucapku sambil melangkah pergi.
"Kau tidak bisa naik perahu untuk ke Hutan Putih, Zinnia," ucap Eric.
"Kenapa?"
"Karena para monster air yang dipelihara oleh Peri Uvro," ucap Eric.
Aku membelalakan mata.
"Monster air? untuk apa Peri Uvro memelihara makhluk seperti itu? Dan.. Memangnya makhluk seperti itu benar-benar ada di sini?"
Yang lebih mengejutkan, aku bahkan tidak tahu ada makhluk mitologi seperti monster air di sini.
"Tentu saja untuk menjaga Hutan Putih. Hanya makhluk abadi yang bisa memanggil monster air. Mereka hidup di kedalaman yang gelap. Hutan itu hanya bisa dimasuki lewat jalan yang diperbolehkan oleh Peri Uvro. Sungai yang ada di sekitar Hutan Putih sama sekali tidak bisa dilewati. Peri telah memanggil mereka,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga Ini
Fantasy[Sebelum masuk ke ceritanya, tolong baca dlu deskripsi sampai akhir] Tari tiba-tiba terbangun setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan. Syok karena kejadian tersebut, ia menangis tapi suara yang ia dengar malah suara tangisan bayi. Seorang ibu...