BAGIAN 41 | Spesial

7.9K 968 43
                                    

Hutan Putih merupakan daerah netral yang bisa dimasuki oleh siapapun. Hutan salju abadi, begitulah orang-orang menyebutnya. Pohon-pohon yang sudah berumur sangat tua melengkapi perasaan sakral di sana.

Perjalanan ke Hutan Putih memerlukan waktu yang cukup panjang hingga membuatku harus menaiki kereta kuda selama dua setengah hari. Aku melewati berbagai tempat yang tidak pernah aku kunjungi sebelumnya. Kaisar, para pangeran, dan Syina menemaniku untuk melaksanakan Upacara Pengikat Kekuatan.

Upacara Pengikat Kekuatan khususnya di Kekaisaran Zoren di lakukan 1 kali selama setahun. Yaitu di bulan dua belas, sebagai penutup tahun. Tetapi, untuk keluarga kekaisaran, baik kekaisaran Zoren maupun kekaisaran dan kerajaan lainnya, acara ini biasa dilakukan secara terpisah.

Sebenarnya acara ini sederhana. Seseorang hanya harus mendekati Batu Kekuatan dan menempelkan tangannya di atas batu itu. Fragmen warna akan muncul, sebuah percik kekuatan akan keluar, munculah satu tanda di telapak tangan, dan diketahuilah dengan jelas kekuatan yang orang itu miliki. Kemudian, biasanya orang tua akan memutuskan nama tengah untuk anaknya.

Terakhir, orang tersebut akan berjanji kepada keluarga kekaisaran yang utama. Saat ini mereka adalah Kaisar Edgar dan para putra putrinya, termasuk aku. Mereka berjanji tidak bisa mencelakai keluarga kekaisaran. Secara tidak langsung menjadi sebuah bukti kesetiaan.

Sedangkan aku? Aku harus berjanji di hadapan Kaisar Edgar. Tetapi tidak kepada para kakakku. Aturan Kekaisaran Zoren yang membolehkan para pangeran dan putri memperebutkan tahta satu sama lain yang menjadi penyebabnya.

Mahkota berwarna hijau yang baru saja dibuat bertengger di kepalaku. Gaun putih hijau yang senada dengannya membuatku tidak nyaman duduk. Lily juga membawakan mantel untukku. Aku memang terlihat bagus dengan penampilan ini,  hanya saja rasanya seperti acara penobatan sesuatu.

Awalnya aku menikmati perjalanan ini, tapi lama kelamaan perjalanan di kereta kuda membuatku mabuk darat. Aku bahkan tidak sanggup untuk duduk. Aku hanya bisa menyandarkan kepalaku di pangkuan Lily. Aku jadi ingat ketika dulu aku menaiki mobil di duniaku. Aku selalu minum obat pereda mabuk darat agar nyaman di perjalanan. Sekarang aku hanya bisa menutup mata.

Kami berhenti sejenak untuk beristirahat. Aku dibawa ke dalam tenda. Syukurlah ada dokter yang dibawa Kaisar untuk meringankan penderitaanku ini.

"Ck ck. Kau bahkan tidak ada perubahan sejak dulu," ucap Juan.

"Apa maksud Kakak?" tanyaku malas meladeni Juan.

"Apa kau benar-benar darah Zoren? Mengapa kau selemah ini?" tanya Juan.

"Setengah benar," jawabku sambil kembali menutup mataku dengan lengan kanan.

"Beraninya kau berkata begitu?" Pertanyaan dari Eric membuatku membuka mata. Eric muncul sambil menyilangkan tangan di dada. Dia melihat tajam ke arahku.

"Dan beraninya kakak menanyakan hal yang sudah pasti begitu?" tanya Eric marah pada Juan.

Eric sangat tidak menyukai sisiku yang terkadang masih menganggap diriku bukan bagian dari dunia ini. Tapi itu memang benar. Aku adalah makhluk yang unik. Dia tidak bisa memungkirinya bahwa aku bukan sepenuhnya Zoren, dan aku bukan sepenuhnya Tari lagi. Aku hanyalah aku.

"Aku hanya bercanda, mengapa kau selalu begini? Jangan terlalu serius," ucap Juan sambil mengacak-acak rambut Eric. Eric kemudian menepis tangan Juan.

"Hey! Kita sudah bukan anak-anak lagi. Aku sudah 19 tahun dan kau bahkan sudah berkepala dua. Apa kau tidak malu berprilaku seperti anak kecil?" tanya Eric masih kesal. Kenapa rasanya mood Eric menjadi jelek begini?

Juan mengeluarkan senyum menyeramkannya.

"Oh? Mau ku tujukkan bagaimana 'bersikap dewasa' melalui pertarungan, 'adik kecil' ku?" tanya Juan.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang