Perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, tak heran mereka sering menjadi target kejahatan yang dilayangkan orang-orang tak bertanggung jawab.
Tak terkecuali dengan Rania Mahendra, gadis 17 tahun yang harusnya hidup dalam selimut kebahagiaan d...
Satu-satunya pria didunia ini, yang akan memperlakukanmu istimewa layaknya seorang ratu hanyalah ayah. Benarkah?
_Rania Mahendra_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Apa kamu yakin, kalo Ran pulang sama Marsel?" tanya Arya memastikan dan dijawab sebuah dehaman singkat dari orang diseberang sana.
"Juan dapet info ini dari temen ka Ran, dia bilang tadi siang ka Ran pulang sama ka Marsel."
Arya mengangguk paham, dia memutar balik kemudi.
"Papah kerumah Marsel sekarang."
Setelah mengatakan itu sambungan telepon mereka terputus, tanpa melepas airpods ditelinganya Arya kembali menghubungi nomor putri sulungnya. Cukup lama ia menekan nomor itu, namun hanya suara sumbang operator yang menyapa telinganya.
Arya menggeram kesal, ia melepas paksa airpods ditelinganya sedangkan mobil yang dikemudikannya semakin gesit membelah jalanan. Hanya butuh 15 menit bagi Arya, hingga mobil fortuner hitam itu terparkir tepat didepan gerbang kediaman Wicaksono.
Ting
Tong
Suara bel mengalun tergesa, saat jemari kekar Arya menekannya kuat dan tak sabaran. Membuat penghuni rumah mewah bergaya klasik itu terusik, hingga akhirnya memilih keluar dengan amarah diatas ubun-ubun.
"SIAPA MALAM-MALAM BEG..."
"Arya?" sambung Surya -ayah Marsel- sedikit lebih tenang.
Arya celingukan, membuat Surya yang berdiri tepat didepannya tak ragu mengikuti tatapan sahabatnya itu. Kedua alis Surya saling terpaut saat menyadari yang saat ini berada didepan mereka hanyalah udara, kosong.
"Saya mau bertemu sama Marsel, bisa tolong bangunkan dia sebentar?"
Belum sempat menjawab pertanyaan sahabatnya, sebuah suara barito terdengar menyapa gendang telinga mereka. Membuat keduanya menoleh serentak dan mendapati Marsel bersama Wulan -ibu Marsel-, berdiri tak jauh dari mereka.
Tapi tunggu, kehadiran Marsel dengan setelan piyama lengkap membuat tanda tanya besar dalam benak Arya.
"Om Arya?" gumam Marsel heran.
Dengan seulas senyum ramah Marsel meraih tangan Arya, menciumnya sekilas sebelum akhirnya kembali meregangkan punggungnya.