vote! comment!
***
"Lo benci banget sama gue ya?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Rayhan membuat Shakeera menoleh ke arah Rayhan yang sedang menatap langit.
Keduanya menatap langit dari rooftop sekolah. Canggung? tentu saja. Entah kapan terakhir mereka bersua.
"Kita masih bisa balik lagi gak, Sha?"
Shakeera tetap diam tak menggubris.
Rayhan tertawa miris. "bego banget, ya, gue. Udah jelas lo benci sama gue" ucapnya lalu menunduk.
"gue--" ucapnya menggantung.
"masih sayang sama lo, Sha" Rayhan menatap Shakeera dengan penuh penyesalan.
"Gue gak bisa kehilangan lo"
"balik lagi sama gue, ya, sha?" Shakeera tetap memasang wajah datar padahal Rayhan terlihat sangat berharap.
Hening. Tak ada suara lagi selain angin dan burung-burung yang berkicau.
"lo mau ngomong gitu doang?" Tanya Shakeera. Tak ada sahutan dari Rayhan.
Shakeera berdiri, "gue cabut" Lalu ia meninggalkan Rayhan yang melamun sambil tersenyum miris.
Shakeera menutup pintu rooftop yang berkarat dan berat itu. Terus berjalan tanpa menyadari koridor yang kian ramai karena bel istirahat telah berbunyi.
BRUK!
"eh sorry" ucap Shakeera tanpa melihat siapa yang ia tabrak dan lanjut berjalan sambil menunduk.
Sebuah tangan merangkul bahu Shakeera membuat nya menoleh. Arya mengambil sapu tangan dari sakunya dan mengelap bawah hidung Shakeera.
Shakeera sedikit terkejut saat melihat bekas darah di sapu tangan milik Arya.
***
Dilain tempat, Rayhan tetap tak bergerak dari tempatnya. Padahal ia sudah memikirkannya bermalam-malam. Bahkan ia juga mulai membatasi diri dari Nadia. Ia bukannya bodoh untuk tidak tahu jika Nadia merupakan perusak hubungannya.
Ia tahu tujuan Nadia selalu didekatnya karena ia masih menyukai Rayhan. Tapi waktu terus berjalan, Rayhan juga menyukai Nadia, tapi itu dulu, bukan sekarang.
Bahkan ia berubah menjadi lebih cuek kepada semua orang. Mencoba melupakan Shakeera bahkan terlalu sulit untuknya.
Tapi ada sesuatu yang menganggu pikirannya. Saat menunggu Shakeera di depan toilet tadi ia mendengar Shakeera berteriak seolah sedang memarahi seseorang.
Tapi, sayangnya tidak terdengar jelas karena suara bising dari kelas yang terletak disebelah toilet, yang sedang jam kosong.
***
Shakeera berbaring di paha Arya, sambil mengenakan daun sirih di hidungnya.
Shakeera memejamkan matanya menikmati angin taman yang amat menyejukkan hati. Sedangkan Arya terus mengelus kepala Shakeera.
"Sha," Shakeera hanya berdeham sambil membuka matanya.
"Lo kenapa? Banyak pikiran ya?"
Shakeera melirik ke arah lain. "enggak" matanya berkaca.
"jujur aja sama gue, ada masalah di kelas? atau ini tentang Rayhan?" tanya Arya sendu.
Shakeera tetap tak menatap Arya dan memilih memejamkan mata. Ternyata sekuat apapun ia menutup mata, air mata itu tetap keluar dari ujung mata cantiknya.
"hey, it's okay, i'm here for you" Arya menghapus Air mata Shakeera.
"kak, maaf," ucapnya sedikit terbata.
"gue gak bisa lupain dia" Shakeera terisak diakhir ucapannya.
Arya menghela napas. Ternyata benar, ini tidak jauh dari cowok yang menyakiti pujaan hatinya. Ia juga punya hati ia bisa saja marah karena Rayhan Tapi ia selalu menahannya.
"Gak papa, Sha. Gue bakal selalu nunggu lo. Nunggu sampe lo bales perasaan gue dan kita hidup bahagia"
Shakeera duduk dan meredakan tangisannya. "Kenapa lo nunggu? Kenapa lo gak ninggalin gue aja? Kenapa lo selalu ada saat gue lemah, gue sedih, bahkan lo selalu ada walau tau hati gue bukan untuk lo! Kenapa kak?!" ia menatap kosong ke arah depan.
"Gue gak bisa, bener-bener gak bisa. Tuhan emang baik, ngasih lo buat gue saat gue gak bisa cerita soal ini ke orang lain. Tapi, apa lo tau? Semakin lo selalu ada semakin gue gak bisa ninggalin lo! Gak bisa ninggalin keluarga gue, bahkan temen-"
"Shakeera!" geram Arya.
"cukup! Lo orang terbodoh yang pernah gue temui. Kenapa lo terus berpikir kalo lo akan ninggalin kita?! Lo kira gue nyaman dengernya?! Lo harus bangkit! jangan cuma bisa pikir pendek!"
"Astaga, gimana caranya biar lo bisa ngerti kalo gue bukan kasian sama lo! tapi gue sayang, bahkan, gue cinta sama lo!" Arya menendang batu di depannya.
"Lupain gue," ucap Shakeera lemah. Arya hanya bisa menghela napas.
"gue hargai keputusan lo, tapi asal lo tau, kalo gue gak akan pernah mau kehilangan lo" ucap Arya lalu pergi.
Shakeera hanya menunduk. "lupain gue, karena gue gak mau lo sedih kalo suatu saat lo kehilangan gue"
***
kesel gak sih sama shakeera, author ngetiknya aja kesel.
vote comment jangan lupa, author sayang kalian 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakeera
Teen Fiction"gue gak suka liat kalian semua khawatir dan sedih, terutama karena gue" -Shakeera *** Saat kau memiliki masalah dan kau mulai putus asa, percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana yang lain. Enjoy:)