PART 18

94 7 0
                                    

Vomment kawand :^

¤¤¤

"Woy brader! Bangun juga lo akhirnya" suara hangat dan berisik khas Ricko membuat kedua sejoli di dalam ruangan itu menoleh.

"Aduuhh, babe. akhirnya kamu bangun juga yah" ujar Erick dengan alay.

"Geli gue njer" gumam Shakeera.

Erick berjalan ke arah Rayhan dengan wajah yang sangat tampolable dan langsung memeluk Rayhan.

"Heh monyet! Siapa yang ngizinin lo meluk-meluk gue??" Minggir lo!"

"Kamu jahat yank!"

"NAJISS!!!" Rayhan turun dari ranjang dan menghampiri Shakeera yang ada di sofa.

"Sha, aku jijik ama dia.. dia alay jadinya aku geli" adunya dengan manja.

"Najis, Alay, geli gue." sahut Shakeera sambil menjauh dari Rayhan.

"Sini, Sha. Sama gue aja kalo lo geli ama mereka mereka " Ricko menepuk-nepuk sofa di sebelah nya.

"Najisin banget sih lo semua!"

Andre yang sedari tadi diam mulai tak tahan untuk menahan tawanya. "Gila ye. Cewe lu galak banget"

"Kalo lagi begini doang galaknya" jawab Rayhan sambil terkekeh.

Shakeera bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah jendela dengan ponsel di tangannya. Ia mengutak-atik ponselnya dan menghubungi silma.

"Halo, Sil."

"...."

"Lo ke rumah sakit dong sekarang, ajak yang lain juga sekalian"

"...."

"Iya, dia udah sadar. Lo cepetan ya kesini nya, soalnya gue udah gak tahan ama para setan ini"

"...."

"Oke, gue tunggu yaw. Bye, sil"

Shakeera berjalan ke arah sofa kembali dan menyalakan TV. Ia membuka bungkus kacang yang sempat di belinya tadi.

"Telponan sama siapa??" Tanya Rayhan.

"Sama Silma. Gue suruh dia kesini" Rayhan hanya manggut-manggut.

"Kalian ke kantin gih sana!" Titah Rayhan kepada ketiga temannya.

"Ogah banget. Lagian ngapain coba ke kantin" sahut Andre sewot.

"Beliin gue makanan sekalian ama cemilan"

"Duitnya??" Tanya Erick.

"Pake duit lo dulu kek"

"Males anjir demi" sahut ricko.

Rayhan agak memajukan badannya ke arah ketiga temannya itu dan berbisik. "Gue pengen ngomong dulu sama Shakeera"

Mereka semua ber-oh ria dan mengangguk sambil berjalan meninggalkan ruangan itu.

Rayhan kembali menatap Shakeera yang sedang menonton serial Tayo. Ia menepikan rambut Shakeera yang tergerai ke kupingnya.

"Aku pengen ngomong sama kamu" ucapnya dengan serius.

"Ngomong aja" Shakeera masih tak memalingkan wajahnya dari TV.

"Aku serius, Sha"

"Ohh, oke serius" ucap shakeera langsung mematikan televisi dan menghadapkan duduknya ke arah rayhan. "Mau ngomong apa??"

"Jangan khianatin aku ya" pintanya.

"Ha?? Maksud nya khianatin??"

"Mungkin semua orang takut akan yang namanya kehilangan, tapi aku adalah orang yang sudah pernah merasa kehilangan. Jadi jangan bikin aku ngarasa kehilangan untuk kesekian kalinya ya" pintanya sambil mengenggam kedua tangan Shakeera.

"Tunggu, deh. ini sebenernya maksudnya apa??"

Rayhan mengambil ponselnya dan mencari sesuatu di dalamnya. Setelah selesai dengan ponselnya, ia menyerahkan benda pipih itu kepada Shakeera.

Shakeera menerima ponsel Rayhan dan terkejut saat melihat foto dirinya dengan Galvano saat sedang berdekatan.

"Tunggu deh, aku bisa jelasin kok" ucap Shakeera seperti orang linglung.

"Aku emang nunggu kamu ngejelasin. Dan aku harap, kamu ceritanya dengan jujur"

Shakeera menceritakan semuanya dengan jujur tanpa kebohongan sedikitpun.

"... nah abis mandi, aku ngerasa ada sesuatu buruk akan terjadi. Selepas itu, aku telpon kamu dan di angkat sama tante Calista. Setelah tau kabar nya, aku langsung kesini sama bang Zidan"

"Makasih ya, kamu udah mau jujur sama aku" ujar Rayhan sambil memeluk Shakeera.

Shakeera yang mendapat perlakuan seperti itu langsung merasa tenang. Setelah Rayhan melepas pelukan mereka, Shakeera bertanya

"Terus kamu kenapa bisa sampe kecelakaan??"

"Aku takut kehilangan kamu dan pengen buru-buru ketemu kamu biar denger penjelasan kamu" jawab nya dengan cengengesan.

"Cengengesan aja terus, kalo kemaren kamu kenapa-napa gimana??" Omelan Shakeera memancing tawa Rayhan.

"Kamu lucu kalo lagi ngomel" Rayhan mencubit pipi Shakeera.

"Lagian emangnya kamu gak liat missed call dari aku??"

"Gak sempet, shayangkuu" Shakeera mengerucutkan bibirnya.

Ia menarik kepala Shakeera dan menyenderkannya di bahunya. Lalu kembali menyalakan TV dan menonton serial Tayo bersama.

¤¤¤

Sore ini ruangan Rayhan sudah ramai. Banyak rekan mereka yang berdatangan. Orang tua Rayhan juga sudah datang, tetapi Rayhan sudah kembali dalam posisi seperti orang yang sedang sakit.

"Gimana tidurnya selama tiga hari ini??" Tanya Erdy, Papa Rayhan.

"Nyenyak banget, Pah"

"Iyalah nyenyak, orang gak bangun-bangun" sahut Ricko membuat seisi ruangan tertawa.

"Yaudah, Papa pamit duluan ya. Urusan kantor masih banyak banget nih" Pamit Erdy.

"Jangan capek-capek, Pah. Nanti kamu sakit" ujar Calista yang mengundang cuit-cuitan dari seisi ruangan.

"Iya, tenang aja. Kalo gitu Papa keluar dulu ya. Oh iya Shakeera, bisa ikut om keluar sebentar gak??"

"Mari, om" shakeera ikut keluar dari ruangan.

Mereka berdua sudah keluar dari ruangan.
"Makasih ya nak atas donor darah nya" ujar Erdy.

"Sama-sama om.."

Erdy mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari saku Jas nya. "Ini ambil sebagai imbalan buat kamu"

"Enggak usah, om. Makasih banyak"

"Gapapa nak, ini cuma sedikit hadiah dari om dan tante karena kebaikan kamu"

"Gak usah om. Saya ikhlas kok beneran"

"Ya udah kalo kamu memang nggak mau. Sekali lagi terima kasih ya nak. Maaf, om gak bisa lama-lama. Kalau begitu om duluan ya?"

Erdy pun pergi meninggalkan Shakeera yang masih terdiam di luar ruangan. Shakeera duduk di kursi yang berada di depan ruangan.

"Siapa yang ngirim foto itu ke Rayhan?? Kenapa dia ngirimin foto itu?? Apa orang itu punya masalah sama gue??" Batin Shakeera.

"Woy!! Bengong aya lo!" Shakeera terlonjak dan mendapati Silma yang berada di sebelahnya.

"Ye si monyet! Ngagetin gue aja lo" Shakeera menjitak kepala Silma.

"Ya maap. Lagian lo lagi ngelamunin apa, sih??" Tanya Silma sambil mengusap kepalanya.

"Enggak apa-apa kok. Tenang saja, kawan"

¤¤¤

Sorry gaes, kemaren author slow update:^
Itu karena hp author lucak...
Udah itu aja, enjoy reading. Dont forget to vote and comment gaes :^)

-Salam Author Konyol..


ShakeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang