50

24 3 0
                                    

Vote!

***

Shakeera turun dari taksi dan berjalan ke rumahnya dengan langkah gontai.

Ia mengetuk pintu dan menekan bel, lama tak ada yang menjawab. Sampai Alima membuka pintu dan melihat anaknya yang terlihat kacau itu.

Shakeera memeluk Alima dan menangis sejadi-jadinya. Zidan yang baru pulang pun kaget melihatnya, apa yang terjadi pada adiknya.

"ini kenapa pada diluar? masuk dulu ayo, Sha. Malu ah diliat tetangga."

Mereka masuk kedalam dan duduk dengan Shakeera yang masih menangis. "Kenapa Eera harus sakit, ma? Kenapa hidup Eera gak lancar kayak orang-orang?"

Alima berkaca-kaca mendengarnya. Ia menatap anaknya dengan sendu. Setelah ia tahu Shakeera terkena penyakit kanker otak, harinya selalu tak tenang. Setiap malam selalu menangis dihadapan tuhan, demi kesembuhan Shakeera.

Zidan mendekat kearah Shakeera dan memeluknya. "Gak, Sha. Hidup lo lancar karena pasti bentar lagi lo sembuh."

"Gue berharap gue sembuh. Tapi gimana kalo engga?" Zidan melayangkan tangan hendak menampar Shakeera tapi urung. Ia sungguh muak dengan pemikiran sempit adiknya yang bodoh ini.

"Lo bisa gak sih gak usah mikir kayak gitu? apa lo gak bisa enjoy aja sama hidup lo? Dokter bilang kan lo gak boleh banyak pikiran! Lo mau sembuh tapi Gak nurut dokter, mau lo apa si?!"

"Siapa bilang gue gak mau nurut sama dokter? Gue udah coba untuk lupain semuanya, tapi apa? selalu aja ada masalah baru yang bikin gue kepikiran! Lo gak ngerasain jadi gue, bang!" Shakeera bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

***

Hari pun berganti dan matahari sudah menjelang siang. "Anjir ya lo berdua! kenapa coba gak dateng? udah gue beliin tiketnya padahal." Ucap Ricko kesal.

"Gue juga udah beliin pop corn padahal." Sahut Syarifah sembari menyantap nasi goreng kantin.

"Ya elah, tetep lo juga kan yang makan" ucap Silma dibalas cengiran lebar Syarifah.

Shakeera dan Rayhan diam tak menanggapi. Bahkan keduanya berwajah datar. Sedangkan Arya menatap Shakeera dari jauh dengan penuh khawatir.

Ia melihat Shakeera yang tak makan apa-apa sedari tadi. Karena tak dapat menahan ke khawatirannya lagi. Arya mendekat ke arah Shakeera setelah memesan nasi uduk untuk Shakeera.

Semua menatap Arya heran. sedang apa dia disini.

Sedangkan Arya meletakkan piring didepan Shakeera dengan kertas selipan di bawahnya.

"Nyokap lo bilang lo harus makan." Arya mengusap kepala Shakeera dan meninggalkannya bahkan sebelum Shakeera berterima kasih.

Shakeera membuka kertas dari Arya yang bertuliskan.

Jangan lupa minum obat ya cantik.
Biar cepet sembuh.

Shakeera tersenyum membacanya membuat teman-temannya bersorak menggoda.

"Asik Surat Cinta" ucap Erick antusias.

"Apaan sih lo, rick." balas Shakeera Salting.

Semua dimeja tertawa kecuali Rayhan dan Alisya. Alisya membuang muka dan menghela napas dengan wajah tak suka. Sedangkan Rayhan langsung bangkit dan meninggalkan kantin.

"ngapa tuh dia? cemburu? sadar kek dia kan bukan siapa-siapa" ucap Silma sinis.

***

Arya melajukan mobil dengan Shakeera disebelahnya. ya, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Hening menyelimuti suasana didalam mobil.

"Sha, Gue bener-bener minta maaf soal kemarin" ucap Arya sendu

"Gue yang harusnya minta maaf, kak. Karena gue masih gak bisa move on dari dia yang udah nyakitin gue" balas Shakeera. Arya hanya mengangguk.

"gue gak bisa liat lo dari jauh, sha. gue selalu pengen deket sama lo."

Shakeera terdiam dan menunduk. Ia memang harus menerima Arya sepenuhnya dan melupakan Rayhan. Sebenarnya ia sudah susah payah mencoba menerima Arya tetapi bayang-bayang Rayhan selalu ada disisinya.

Shakeera takut akan menyakiti perasaan Arya. Ia juga tak ingin ada yang terluka. Bahkan jika ia pergi dari dunia ini nanti, ia harap tak ada yang merasa kehilangan karena ia tahu betapa menyakitkannya kehilangan.

***

jha panjang bgt yaa? wkwk

author bakal sering update kok kalo kaliannya rajin vote, serius deh😗

ShakeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang