46

59 5 9
                                    

Vote yaa!

***

Rayhan baru saja selesai dari latihan basket. Ia sedang menegak minuman isotoniknya sambil duduk di pinggir lapangan, seketika ia teringat Shakeera yang dulu pernah menunggunya di pinggir lapangan sore itu. Entah kenapa shakeera tidak mengikuti latihan basket lagi, walaupun begitu shakeera tetap menyempatkan diri untuk menunggunya dengan memegang botol isotonik. Dulu Shakeera Memandang Rayhan dengan pandangan kosong dan ketika Rayhan memanggilnya baru ia akan tersadar dan tersenyum kepadanya.

Semua orang yang mengenalnya pasti tahu perubahan sikapnya. Rayhan yang periang dan selalu bercanda kembali lagi menjadi Rayhan yang seperti 2 tahun lalu. Rayhan yang cuek, dingin, pendiam, dan tak memedulikan segalanya.

Rayhan menatap ke lapangan dengan termenung. Kehadiran Nadia memang membuatnya berubah, sikap Nadia yang manja kepadanya tidak pernah hilang bahkan saat dia kembali dan tanpa rasa bersalah. Karena Nadia pun hubungannya dengan Shakeera hancur begitu saja, ia bukannya tidak sadar akan kecemburuan Shakeera, tapi apakah ia harus kehilangan sahabatnya lagi?

Rayhan bangun dari duduk nya dan melangkah menuju parkiran, namun ponsel nya berbunyi. Tertera tulisan mama di ponselnya, buru-buru ia mengangkat panggilan itu.

"Halo ma?" Ucap Rayhan
"Sekarang? Oke"

Rayhan langsung menaiki motonya dan melajukannya menuju rumah sakit dimana Calista bekerja.

Saat sampai ia pun menuju ke ruangan ibunya. Baru saja keluar dari lift ia mendapati Zidan yang sedang sendirian dan tampak kacau. Lalu datang kedua orang tuanya. Rayhan baru saja ingin menghampiri Zidan tetapi Arya entah dari mana muncul terlebih dahulu di bandingnya.

Ia tidak dapat mendengar percakapannya karena terlalu jauh dari posisi mereka. Kenapa mereka semua panik?

***

"Shakeera?"

"Raa bangun"

Perlahan-lahan mata terbuka, suara-suara mulai terdengar, ruangan serba putih dan banyak orang didalamnya menyambut pandangan Shakeera.

Semuanya memandang Shakeera, sedangkan ia mengedarkan pandangannya untuk melihat orang-orang yang selalu bersamanya ini.

"bodoh" ucapan Alima membuat Shakeera tertohok.

"Dimana akal kamu? Mau main rahasia-rahasiaan sama mama? Iya?!" Ucap Alima kesal. Matanya yang sembab mengeluarkan air matanya lagi. Shakeera hanya diam melihatnya.

"maaf ma" bahkan nyaris tidak terdengar.

Alima semakin sesak dan menangis tersedu-sedu. Ahmed yang tidak dapat melihat hal ini memilih keluar.

Diluar ia menangis menyesal mengapa ia tidak tahu sejak dulu, mengapa bisa terjadi hal seperti ini kepada anak gadisnya

Zidan menyusul keluar dan memeluk baba nya yang tampak terpukul.

"Baba, tampar Zidan ba, Zidan pantes buat ditampar, Zidan gak layak jadi seorang abang ba, Zidan udah ikut rahasiain hal besar ini ba. Maaf ba" ucap zidan dengan suara getar.

Ahmed langsung menampar Zidan satu kali. "Bisa-bisanya kamu rahasiakan hal seperti ini dari saya! Mama kamu sangat terpukul! Kita semua terpukul!"

Zidan memegang pipinya dan tak berani menatap ahmed. "Maaf ba. Shakeera minta sama Zidan untuk tutup mulut dan gak kasih tau siapapun"

Ahmed justru terduduk di bangku tunggu dan menangis lagi.

***

"Mama kecewa sama kamu, ra. Kamu udah nyiksa diri kamu sendiri sadar gak?! Disaat seperti ini kamu malah mikir untuk sembunyiin hal ini? Apa yg ada di pikiran kamu sayangg??"

"Kenapa ada pemikiran kyk gituu?! Kamu sedang butuh perhatian ekstra dan kamu malah menjauh dari keluarga kamu? Kamu menjauh dari semua orang? Kamu menghindar? Kamu pengecut? Kamu bodoh? Jawab, ra. Jawab mama sekarangg!" Ucap alima mendesak membuat Shakeera meneteskan air mata dan tak berani menatap mamanya.

Arien merangkul Alima, "ma, tenang , kak Shakeera baru aja sadar, jangan dibikin banyak pikiran dulu. Yuk kita cari angin dulu" ucap Arien mengajak alima keluar setelah sempat menatap Shakeera datar dan sinis.

Kini tinggallah Arya di ruangan, ia melangkah menggenggam tangan Shakeera.
"Sha, gue selalu sama lo, lo jangan takut sendirian ya, gue sayang sama lo bahkan dari awal gue liat lo"

Shakeera mendongak menatap Arya dengan berkaca-kaca. "Makasih banyak, kak. Tapi lo tau kan, soal perjodohan itu gue akan tetep nolak,"

"Sha, gue serius sama lo. Gue tau dihati lo masih ada Rayhan, tapi apa gak bisa lo kasi gue kesempatan? Gue sayang sama lo banget,"

"Kak arya, gue sakit! Umur gue gak ada yang tau! Gue sembuh atau enggak bahkan gue juga gak tau, gue tau lo sayang sama gue, tapi yang harus nerima gue bukan cuma lo doang! Orang tua lo juga! Mereka gak akan nerima perempuan penyakitan untuk dampingin anaknya!"

"Sha, gue akan tetap setuju dengan perjodohan ini walaupun lo sakit, gue akan selalu disamping lo kita berjuang sama-sama, gue yakinin orang tua gue kalo lo bukan pilihan orang tua gue doang, tapi lo emang pilihan gue." Ucap Arya sambil mencium tangan Shakeera.

***

Haloo guys! Lama banget author gak update yakann?? Wkwk aku jarang banget ada mood untuk lanjutin work work akuu.. okay see u next chapt!

ShakeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang