Vote!
***
Semua keluarga Ahmed berkumpul di Meja makan untuk makan malam.
"Zidan, kamu tau gak? Adek kamu tadi tuh pulang cepet, padahal belum jam pulang" ucap Alima sambil melirik ke Shakeera.
"Ya ampun, ma. Lebay banget si. Waktu SMP juga aku cabut ke mall mama B aja" sahut Shakeera.
"Ya untung kamu lulus SMP, coba kalo enggak. Duh! Mau taro dimana muka cantik mama"
"Untung pinter Lo, kak. Kalo bego, fiks ga lulus Lo" ujar Arien ikut-ikutan.
Shakeera ingin membalas, tapi suara Zidan menginterupsi. "Biarin aja, ma. Sekolah Shakeera yang sekarang juga punya mama."
"Lah, bang? Lo udah tau dari lama?" Shakeera terkejut.
"Parah! Masa iya Arien gak di kasih tau? Jahat banget..." Arien mengelus-elus dadanya.
"Ck, lebay lo!" Shakeera melepar sendok kecil di sebelahnya.
"Astaghfirullah! Sakit! Emang nya Lo pik--"
"Udah! Ini anak kenapa malah drama." Potong Alima cepat.
Semua tertawa geli, Arien mengelus-elus dada nya, sok sabar.
***
Selesai makan tadi, Shakeera langsung masuk ke dalam kamarnya. Merebahkan diri di kasur kesayangan itu. Melihat ke atas langit-langit dan meratapi hidupnya.
Tidak lama pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Zidan. Zidan masuk dan duduk di sebelah shakeera.
"Ngapa, Lo? Abis makan malah tiduran."
Shakeera hanya melirik Zidan dan kembali menatap langit-langit.
"Bang," membuat Zidan menoleh ke arahnya. "Gue udah mutusin Rayhan"
Zidan mengerutkan keningnya. "Ya terus? Bagus dong harusnya"
"Gue udah kehilangan satu orang di hidup gue" mata Shakeera tetap menatap kosong langit-langit kamarnya.
"Gue yakin, semua orang pasti akan marah dan kecewa sama gue Karena gue udah nutupin semua ini."
"Mungkin abis ini, temen-temen gue juga bakal marah sama gue dan gue tau itu" mata Zidan berkaca-kaca mendengar ucapan Shakeera yang cukup mengenai hatinya.
"Terutama mama, baba, dan semua yang di rumah ini. Mereka pasti kecewa banget" Zidan masih diam. Sungguh ia tak bisa berkata-kata.
Shakeera diam dan terduduk. Ia menggelengkan kepala nya masih tak bisa menerima ini semua.
"Jujur, gue masih kaget dengan ini semua" akhirnya Zidan mengeluarkan kata-kata nya.
"Lo aja kaget apalagi gue. Lo tau sendiri kalo gue bener-bener takut sama apapun yang berurusan dengan darah. Sedangkan hari itu pertama kali nya gue mimisan. " Shakeera benar-benar tidak bisa menahan segalanya. Perlahan tapi pasti air mata nya jatuh di Sertai isakan.
Zidan memeluk Shakeera, ia turut berduka dengan apa yang menimpa adiknya. Tak dapat di pungkiri bahwa Zidan pun menangis. Walau terlihat tertahan.
"Gue belum siap ninggalin keluarga, sahabat, dan semua yang gue punya di dunia ini, bang" ucapnya di dalam pelukan Zidan.
"Enggak, Shakeera. Lo pasti bisa ngelewatin ini semua. Kita semua sayang sama Lo, Lo jangan pernah pergi dari kita gue mohon." Zidan mengelus kepala Shakeera.
Tunggu. Apa ini?
Zidan terkejut melihat rambut Shakeera yang rontok di tangannya."Gue gak bisa janji. Untuk gak ninggalin kalian duluan" jawab Shakeera lesu.
***
Vote!!! Makasi:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakeera
Teen Fiction"gue gak suka liat kalian semua khawatir dan sedih, terutama karena gue" -Shakeera *** Saat kau memiliki masalah dan kau mulai putus asa, percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana yang lain. Enjoy:)