Part 05 : Idola para ibu

364 47 1
                                    

"Apa kau kira karena kau anak pemilik yayasan, kami jadi takut padamu?."

"Yang benar saja culun."

"Aku paling benci melihat orang yang sok berkuasa sepertimu."

"Hyung, aku bahkan tak  melakukan apapun."

"Justru ini yang membuatku semakin membencimu."

Bugh.. bugh... bugh...

"Yakk, sejak kapan area ini menjadi tempat ring tinju?."

"Sowon-ah, lihat mereka. Keroyokan empat banding satu."

"Jinjja, menyegat sekali bau pecundang."

"Tidak usah ikut campur kalian para wanita. Kalian juga tidak akan bisa apa-apa."

"Yerin-ah, tunjukan kemampuanmu."

"Yerin?."

"Wae? Kau baru sadar siapa aku?."

"Noo.. noona... kami."

"Yak, kenapa kau tiba-tiba jadi gugup seperti ini?."

"Dia seniorku di club taekwondo."

"Kau juniorku?. Aku rasa ada aturan jelas di club tentang hal ini."

"Noona... ini tidak seperti yang kau lihat noona. Kami hanya bermain. Benar kan Yewon?."

Siswa yang tadi dikeroyok tiba-tiba di rangkul oleh mereka, mereka tiba-tiba menjadi akrab.

"Kau di keluarkan dari club."

"Noona, jebal, jangan lakukan itu. Kami berlima ini berteman. Benarkan, kami hanya slek antar pria."

"Anni, sejak 5 menit yang lalu aku berdiri disana dan melihat semuanya. Kau kira aku bodoh?. Yewon-ssi kemari!."

"Jangan takut, kemari kataku!."
"Ne.. nde..."




"Hah... apa-apaan itu?. Sudah lama aku tidak bermimpi seperti ini lagi."gumam Yewon sambil dia menyeka keringat di pelipisnya

Yewon bangun dari tidurnya lalu melakukan sedikit peregangan. Keluar dari kamar dia kembali berolahraga dengan alat-alat yang berada diapartemennya. Dulu dia tidak suka olahraga, tapi sejak dia selalu diremehkan di sekolah, dia jadi sadar kalau olahraga sangat penting. Yewon yang culun seketika berubah ketika dia kuliah. Dia atletis, tampan, dan pintar. semua wanita pasti akan menoleh dua kali padanya.

"Yewon-ah, kau libur 'kan?. Eomma akan memasak yang spesial untukmu. Cepatlah datang."

"Aku akan menemui appa terlebih dahulu."

"Untuk apa?. Dia pasti sedang sibuk melayani Tuhan."

"Eomma, aku hanya ingin memastikan kondisi appa."

"Jangan terlalu lama, bisa-bisa otakmu dicuci oleh ayahmu."

"Astaga eomma."

"Bye-bye Yewon-ah. Eomma akan menunggumu pulang."


Yewon menghentikan olahraganya dan istirahat sejenak sebelum mandi. Dia tersenyum saat melihat roti dan susu kotak di meja makan.

"Bagaimana kalau itu bukan Yerin noona?. Akan sangat memalukan kalau aku melihatnya lagi."

******

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang