Past 06 #Sowon #Sinbi

243 43 1
                                    

"Auntie Sooyeon... Bona di suruh nganterin ini. Katanya enak..."

"Dara belum nyerah juga masak?. Please sayang, suruh mommy kamu itu berhenti."

"Gimana ya, mommy galak. Mana bisa dilarang. Makan aja sih, paling sakit perut, daddy udah sejam ngga keluar dari WC. Jeno jangan ditanya lagi, udah lemes dia."

"Kamu makan?."
"Ngga, lagi diet. Ada casting besok"
"Pantes baik-baik aja."
"Mana bisa Bona kesini kalau makan. Pasti udah rebutan wc ama Jeno."
"Ini bisa masuk daftar pembunuhan berencana, ngga?. Pengen auntie tuntut, tapi untung temen. Jadi masih bisa di tahan."

Bona cengengesan saja dengernya, padahalkan Sooyeon sama saja. Udah klop banget sama ibunya. Kemampuan masak mereka 11-12.

"Bona, sini... auntie kenalin sama calonnya Sinbi."

Bona yang tadinya akan pulang, tidak jadi dan akhirnya menyusul Sooyeon.

"Tumben Sinbi bawa kesini. Biasanya ngunci diri di kamar apart."celetuk Bona

"Noona... jangan seenaknya bicara!."kesal Sinbi sambil menghampiri Bona, dia baru dari kamarnya di lantai atas

"Ekh, ada orangnya. Mana sih calonnya?. Sok-sokan ngga ngasih tahu, sok kegantengan banget."balas Bona

"Di dapur, lagi potong kue."
"Siapa yang ulang tahun?."
"Potong kue bukan berarti ulang tahun. Capek ngomong ama noona. Sana aja, samperin mereka."

Bona sampai di dapur... "Sowonnnn."histerisnya membuat mereka terkejut

"Jadi Sowon yang Sinbi maksud itu Kim So Won?. Selama ini kalian pacaran?. Kenalan dimana?. Omg, sempit banget Korea."cerocos Bona

"Noona kenal?. Babe, kamu juga kenal?."tanya Sinbi heran
"Temen kampus, satu organisasi."jawab Bona

Bona tidak mengubris Sinbi lagi, dan heboh ngobrol dengan Sowon dan Sooyeon.

"Ini buatan Sowon?."
"Iya, Bon. Mau?."
"Iya dong. Lama ngga makan kue buatan Sowon yang terkenal seantero kampus."
"Mulai berlebihan... kenapa bisa disini?."
"Harusnya aku yang tanya, kenapa bisa sama dia, ketemu dimana coba?."

"Bona sayang, katanya diet."sindir Sooyeon
"Demi kue buatan Sowon, aku rela naik 2 kilo."Bona tak peduli
"Lapor Dara, biar makanan disisain buat kamu."
"Hajima!... Autie Hajima!."

Sinbi tersenyum saja karena menjadi kasatmata diantara mereka.

"Emang paling bener maen game aja tadi."

******

"Syukur deh kalian udah kenal..."
"Aku juga ngga nyangka. Tahu gitu dari dulu main ke rumah Bona."
"Wae?. Biar bisa kenal denganku lebih cepat?."
"Dih percaya diri banget. Ibu kamu asik."
"Eomma itu wajahnya doang yang galak. Hatinya hello kitty."
"Kayak kamu. Tapi eonni juga kelihatannya kayak gitu. Cuman abonim yang kelihatan ramah."

Sowon mengenggam tangan kanan Sinbi yang bebas. Dia bergeser sedikit lalu bersandar pada Sinbi.

"Setelah menikah, aku sepertinya akan gabung dengan perusahaan."
"Waeyo?."
"Aku butuh pekerjaan tetap biar pendapatan stabil."
"Soal uang bisa dicari. Yang penting kenyamanan kamu."
"Setiap pulang aku bakalan ketemu kenyamanan aku. Jadi aku rasa itu cukup."
"Kata-kata kamu tuh ya... kadang ngga bisa aku bales. Padahal umur kamu lebih muda daripada aku."
"Ini pujian atau apa?."
"Pujianlah."

"Babe..."
"Wae?."
"Perusahaan tempat aku kerja menjalin kerjasama sama perusahaan Seokjin oppa."
"Koq bisa?. Katanya kalian yang menang tender?."
"Aku juga ngga ngerti. Tapi kamu tenang aja."
"Mana bisa aku tenang?."
"Sebelum cuti, aku harus ke lapangan buat ngecheck kontruksi dan ada pekerjaan lain."
"Kalian ngga akan ketemu?."
"Soal di lapangan mana mungkin direktur utama datang langsung. Jadi tenang aja."
"Perusahaan tahu kamu bakalan nikah?."
"Tahu, aku udah ngajuin cuti dari bulan lalu."
"Tapi kenapa kerjaan kamu makin banyak?."
"Namanya juga kerjaan. Nanti kalau kamu gabung perusahaan, kamu pasti bakal ngalamin."
"Kalau kita udah nikah. Kamu bisa berhenti kerja, ngga?."
"Ada beberapa project yang masih aku tangani. Nanti aku konsultasikan dengan atasan dan yang lain. Ngga bisa langsung berhenti gitu aja, tapi aku usahain ngga lebih dari setahun."
"Kamu ngga keberatan?."
Sowon mengeleng, "Aku pengen jadi istri yang baik buat kamu."

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang