Part 20

244 48 6
                                    

"Bukannya tadi siang kalian baik-baik saja. Kenapa sekarang jadi minum-minum?."tanya Yerin

Sepulang kerja, Yerin mendapat telepon dari Sinbi. Dan ternyata yang meneleponnya adalah pemilik kedai, dimana Sinbi sedang mabuk sekarang.

"Kenapa juga kau harus sering menghubungiku?. Jadi aku yang repot."gerutu Yerin

Yerin mengambil handphone Sinbi dan menyimpannya. Setelah membayar, dia memapah Sinbi keluar dari sana.

"Membawamu pulang, ibumu akan berpikir yang macam-macam."

Yerin membawa Sinbi ke restoran dan menidurkannya di kamar Eunha.

"Bukannya tadi siang dia terlihat bahagia bersama Sowon?."Eunha heran
"Entahlah."Yerin

"Kalau dia disini, kita tidur dimana?."tanya Yuju
"Kau tidur disini, aku tidur bersama eomma."jawab Eunha
"Shireo..."bantah Yuju
"Kalau begitu, pulanglah!."
"Shireo."

Yerin menyimpan handphone Sinbi di nakas. Tapi sebelum menyimpannya dia tidak sengaja melihat pesan dari Sowon.

"Sinbi-ya Mianhae..."

"Ck, apalagi yang Sowon lakukan?."





Keesokan harinya...

Sowon terlihat masih mengantuk, tapi dia terpaksa bangun karena harus bekerja.

Handphone-nya berdering, dan ternyata Sooyeon yang meneleponnya.

"Sowon-ah, apa Sinbi sudah bangun?."

"Ne?."

Sowon bingung kenapa Sooyeon tiba-tiba menanyakan Sinbi. Apa Sinbi tidak pulang kemarin?.

"Kemarin dia bilang akan ada pertemuan penting hari ini. Sebentar lagi akan ada yang mengantarkan pakaian untuknya. Dan katakan untuk mengaktifkan handphone-nya."

"Sinbi tidak langsung pulang setelah mengantarku?. Dimana dia sekarang?."pikir Sowon

Sowon mencoba menghubungi Sinbi. Tapi memang tidak aktif. Dia jadi menelepon Yerin, karena memang selain dengan dirinya, Sinbi dekat dengan Yerin.

"Ye. Apa Sinbi bersamamu?."

"Kenapa menanyakannya?. Kalau hanya untuk menyakitinya."

"Dia bersamamu 'kan?. Di apartemen?."

Yerin terdengar mendesah lelah.

"Ye, dia bersamamu 'kan?."

"Dia mabuk kemarin malam, dan aku menidurkannya di kamar Eunha."

"Kalau begitu, aku akan kesana."

"Sowon-ah."

Tadinya Sowon akan langsung menutup teleponnya. Tapi panggilan dari Yerin terdengar serius, jadi dia mengurungkan niatnya.

"Kau sebenarnya masih mencintai Sinbi 'kan?."

"Kau mabuk juga ya?."

"Jangan siksa Sinbi, dan jangan menyiksa dirimu sendiri."

"Aku hanya ingin Sinbi mendapatkan yang terbaik."

Sowon akhirnya jujur, percuma juga berbohong pada Yerin.

"Yang terbaik dengan cara menyakitinya?. Kau pikir dia tidak akan trauma dengan wanita setelah mendapat perlakuan tidak adil darimu?."

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang