Part 11

262 47 0
                                    

Sowon masih diam disana, meskipun Sinbi sudah pergi. Kompleks rumah Sinbi sudah dekat dari tempat mereka menepi, jadi dia memutuskan untuk berjalan kaki saja dari sana.

"Yerin-ah..."

"Wae?."

"Kau sudah pulang?."

"Aku sedang menidurkan Jiyoon sekarang."

"Apa Jiyoon sudah tidur?."

"Mau cerita apa?. Aku dengarkan."

"Apa saja yang sudah Sinbi ceritakan padamu?."

"Banyak hal... tapi mana mungkin aku menceritakan rahasia seseorang padamu. Meskipun kau sahabatku, tapi dia sudah seperti adikku sekarang."

Sowon kembali menjalankan mobilnya, dia tahu Yerin mana mungkin membocorkan rahasia Sinbi. Akan beda ceritanya kalau itu Eunha.

"Kau masih dijalan?."

"Kita bicara lagi kalau kau sudah di apartemen."

"Jangan ditutup teleponnya, Ye.. temani aku."

"Arraso..."

Telepon mereka masih tersambung, tapi keduanya tidak berbicara. Yerin bahkan sedang bersenandung untuk menidurkan anaknya.

"Sowon-ah... sudah sampai?."

"Sudah... aku sedang membuat teh sekarang."

"Yakin teh?."

"Ck... wine, aku minum itu. Puas!."

Yerin terkekeh pelan, dia bisa membayangkan bagaimana wajah kesal Sowon.

"Ye, bukankah terlalu banyak kalau aku mengakuinya sekarang?. Harga diriku akan terinjak, aku yang mencampakannya."

"Jadi semua sikapmu padanya hanya karena harga diri. Aku tidak menyangka kau bisa sekotor ini."

"Kau tidak suka?."

"Ne... katakan saja yang sebenarnya!."

Sowon menghela nafasnya dan kembali minum, dia bahkan hampir menghabiskan sebotol wine.

"Tapi Sowon-ah, aku tahu kau bukan orang yang sekotor itu. Kau hanya tidak ingin menyakiti Sinbi lagi, aku benar 'kan?."

"Ye, kenapa pemikiranmu terlalu indah?.. aku tidak sebaik itu. Aku tidak pantas dengan semua ketulusan yang kalian berikan."

"Sowon-ah... orang baik tidak akan pernah mengakui kebaikannya. Begitu juga sebaliknya, orang jahat tidak akan mengakui kejahatannya. Tapi kau malah mengakui kejahatanmu, mana mungkin orang jahat seperti itu."

S
K
I
I
P

"Hampir satu bulan Sowon tidak datang, apa dia baik-baik saja?."Eunha khawatir

"Sudah kau kirim pesan?."tanya Yerin tanpa menoleh karena dia sibuk dengan laptopnya

Mereka berdua sedang ada di ruangan Eunha dan baru selesai membicarakan pendapatan setelah hampir dua bulan membuka restoran.

"Sudah, tapi belum di balas."jawab Eunha

"Dia pasti baik-baik saja. Hanya sibuk, aku dengar Kim abonim mulai melibatkannya dalam urusan bisnis mereka."

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang