ALGARICK UP SENENG?
2,5K VOTE NAIK YAAAAA!
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI YAA!!!
HAPPY 1M BUAT CERITA INI, YEAYYY!!!!!!😍❤ THANK YOU SO MUCH!!!!!!!
HAPPY READING:)
Malam harinya Bella kembali ke rumah, dengan keadaan terbilang cukup lemah, Bella tetap berusaha bersikap baik-baik saja. Hatinya sedikit merasa tenang setelah menyalurkan semuanya dihadapan batu nisan Davira dan Farhan.
Mengikat rambutnya menjadi satu, Bella menatap dirinya di pantulan cermin. Keadaannya benar-benar kacau, Bella merasa jika ini bukan hidupnya. Menerima kenyataan pahit dan dibuat kecewa oleh Al, kekasihnya sendiri.
Beberapa menit menyelesaikan ritual mandi malamnya, Bella berjalan keluar dari kamar mandi yang letaknya berhubungan dengan dapur. Suasana yang sunyi membuat hatinya terasa semakin tenang. Ini yang Bella butuhkan, ketenangan dan kesunyian.
Tatapannya teralihkan pada suara pintu yang diketuk, Bella kembali menyimpan gelasnya dan berjalan ke arah pintu utama.
Pintu terbuka, Bella dihadapkan dengan satu orang perempuan dan satu orang laki-laki, dengan mata yang tak berkedip Bella menatap keduanya, tangannya meremas gagang pintu dengan kencang.
"Boleh kita masuk?" Suara seorang lelaki membuat kesadaran Bella kembali. Gadis itu hanya tersenyum tipis dan menggeser tubuhnya seolah mempersilahkan keduanya masuk.
Setelah mempersilahkan keduanya duduk, Bella memutar tubuhnya berniat untuk membuatkan minuman. Namun, belum sempat gadis itu melangkah, tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh seorang lelaki itu membuat Bella memutar kepalanya.
"Bisa kita ngomong? Nggak, lebih tepatnya lo sama mama, bisa?" Tanya lelaki itu yang tak lain adalah Adelio. Lelaki itu berdiri dan beralih mendudukkan Bella di samping seorang wanita paruh baya.
Bella meremas kedua telapak tangannya, kepalanya menunduk seolah tidak berani menatap seorang wanita paruh baya itu. Sampai dimana Bella merasakan ada yang menyentuh bahunya, Bella mendongakkan kepalanya dan detik itu juga tatapannya bertemu dengan mata cokelat itu.
Dari sini Bella tahu jika darimana dirinya mempunyai bola mata berwarna cokelat terang.
Betapa terkejutnya Bella ketika wanita paruh baya itu bersimpuh dihadapannya, dengan cepat Bella menahan bahunya agar tidak menunduk.
"Biarkan mama menebus semua kesalahan mama," Bella menggeleng, semarah apapun Bella, gadis itu tidak mau melihat seseorang bersimpuh dihadapannya.
"Mama tahu apa yang mama lakukan dulu itu salah, sangat salah, memberikan kamu kepada Davira dan Farhan setelah mama berhasil melahirkan kamu-"
"Apa karena aku anak yang tidak diinginkan?" Tanya Bella sekaligus menyela ucapan wanita paruh baya itu.
Merry menggelengkan kepalanya pelan, "Dulu mama nyaris menghancurkan hubungan Resi dan Chandra, bukan hanya itu, mama juga nyaris menghancurkan perusahaannya karena keegoisan mama," Merry menjeda ucapannya. Tatapannya bergerak menatap Bella yang juga tengah menatapnya dengan bola mata yang berkaca-kaca.
"Saat mama mengandung kamu, mama benar-benar gak punya apa-apa, sampai pada akhirnya mama datang ke kehidupan mereka berdua, mama juga memanfaatkan semuanya, sampai-sampai perusahaan Chandra terancam bangkrut karena mama. Saat itu Max benar-benar marah karena salah satu perusahaan yang diwariskan kepada Chandra diambang kebangkrutan, sampai dia tahu kalau mama penyebabnya, dan dia berusaha menghancurkan mama," dengan tangan bergetar Merry berusaha menyentuh wajah Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARICK [SUDAH TERBIT]
Teen FictionMengandung kata-kata kasar dan adegan kekerasan. part masih lengkap! Algarick Leonard siapa yang tidak mengenal pria tampan nan kejam yang menjabat sebagai ketua ARGASA yang sangat disegani di seluruh penjuru kota. Hidupnya yang penuh dengan kebeba...