Instagram : wp.alialinsyah
Facebook : Elflayy...🦋...
Setelah mengakhiri omong kosong mereka tadi, Naila berputar ke arah ruang Bk sesuai perintah sang wali kelas. Sementara itu, Kaisan, Winda, dan Aledia memilih ke kantin lebih dulu.
“Sikapnya diubah, kamu anak cewek satu-satunya. Ibu minta tidak usah banyak tingkah dulu!” ujar Ibu Selina-Guru BK yang baru di GHS, guru yang lama sudah minggat karena dipindahkan. Naila suka dengan wajah cantik Selina, sekilas mirip sang mendiang mama.
“Dengar Naila?” Naila tersadar kemudian langsung mengangguk saat Selina memperhatikannya.
“Dengar Bu.”
“Jangan diulangi lagi, ini terakhir kalinya kamu masuk ruang BK.”
“Baik Bu,” sahut Naila.
“Silahkan, kamu boleh keluar.” Naila mengangguk, dia melirik jam di pergelangan tangannya, astaga guru ini sudah hampir setengah jam menasehatinya.
Hampir saja waktu istrahatnya hilang karena mendengar ceramah yang tidak diinginkan. Untungnya di GHS memberikan waktu istrahat selama sejam lamanya.
“Iya Bu, Naila janji nggak bakalan masuk lagi. Hm, saya boleh nanya Bu?” tanya Naila meminta pendapat dulu, lalu sang guru mengiyakan dengan anggukkan kepala.
“Silahkan.”
“Ibu kenapa tutor sebaya saya harus orang lain? Kenapa bukan saudara saya, Naka atau mungkin bisa saja Reyzan.”
“Naka ketua osis, dia terlalu sibuk sementara itu kamu dan Reyzan tidak bisa disatukan. Kamu lebih banyak melawan kakak sendiri, jadi lebih baik menyewa tutor untuk kamu agar tidak seperti ini lagi.”
Oke jawabannya tidak perlu dikoreksi lagi karena Naila sudah paham. “Oh begitu ya Bu.”
“Iya! Tolong belajar dengan baik. Jangan membuat saya pusing, papa kamu nanti akan menyalahkan pihak sekolah jika kamu tidak becus dalam hal belajar.”
“Baik Bu, saya akan usahakan kalau malasnya sudah hilang.” Naila menyengir tanpa dosa, memamerkan gigi-giginya. “Yaudah Bu, saya pamit keluar dulu.”
“Silahkan, hati-hati jangan ceroboh,” peringat Selina sudah tau hafal sikap anak ini, terlebih Fano memberi taunya kalau kemarin Naila malah kemalingan.
“Iya Bu.” Naila akhirnya bisa menghela nafas panjang yang lega, wajahnya langsung ceria kembali, menggantikan wajah lesu yang dibuat-buatnya saat awal sampai akhir di ruang Bk.
“Akhirnya pengadilan hari ini selesai,” gumamnya dengan ekor mata yang menangkap persepsi seseorang yang dia kenal ikut memasuki ruang Bk tanpa melirik Naila sedikit pun.
“Wah parah, ternyata Arvi langganan Bk juga. Mesti gue aduin ke anak-anak biar jadi bahan gosipan hot inimah. Biar cewek-cewek yang fans sama dia hilang semua,” katanya sambil menggeleng-geleng, memperhatikan ketua kelasnya yang tak menengok ke arahnya sama sekali. Ia kemudian membawa langkahnya menuju ke kantin, pasti teman-temannya itu sedang menunggu kedatangannya.
…🦋...
BRAK!
“Astaga, suara kentut siapa itu?” tanya Naila ketika berhasil mendudukkan dirinya di kursi kosong di dekat para sahabatnya. Dia baru saja datang, tetapi jantungnya diajak senam oleh suara gebrakan yang baru terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIXTURE! (About Secrets)
Ficção Adolescente"Jadi, lo pikir bisa lepas dari gue?" "Lo pikir gue nggak bisa?" tanya Naila balik dengan nada sedikit sombong. "Gue bisa, bakalan bisa. Dan, gue bakalan buat lo nggak bakalan betah udah nerima tawaran ini. Siap-siap aja bentar malam sholat taubat...