Bab 28 : Terror (1)

259 32 0
                                    

Silahkan follow sosmed saya

Instagram : wp.alialinsyah
Facebook Elflayy
Tiktok : wp.alialinsyah

...🦋...

Naila merogoh saku mencari uang untuk membayar softdrink yang dibeli dari indomaret dekat rumahnya. Setelah itu, ia bergegas pulang karena masih trauma dengan kejadian yang menimpanya semalam.

Naila sesekali menengok ke belakang memastikan karena takut. Tanpa sadar, dia malah menabrak dada bidang seseorang.

“Hati-hati, jalan ke depan mata juga ke depan. Bukan ke belakang,” tegurnya membuat Naila mendongkak, tak sadar kaleng softdrink tadi terjatuh. Kaisan berjongkok untuk memungutkan.

“Maaf Kais, gue nggak sengaja,” tutur Naila mengambil minuman yang diberikan Kaisan. Mata gadis itu langsung gerling, memikirkan sesuatu. Dia sedang melamun.

“Naila?” panggilnya kala tak mendapat respon.

“Eh?”

“Lo gak apa-apa?” tanya Kaisan. “Perasaan baru tadi gue jenguknya, malah ketemu di sini lagi. Hati-hati, jangan keluar malam sendiri walaupun dekat Nai, entar lo diculik.”

“Gapapa, cuman gue agak ngeri lihat lengan lo yang luka itu.” Naila menunjuk, melihat lengan kekar itu mengaga seperti dibaret pisau.

Kaisan menyembunyikan objek tersebut. “Oh ini? Kena pisau tadi, nggak sengaja.”

“Barusan? Waktu di rumah gue gak ada kayaknya.”

“Ada, cuman lo gak merhatiin. Ketutupan sama almet.” Kaisan menyengir. Padahal jelas-jelas Naila ingat kalau cowok yang duduk di sampingnya tak memakai almet apapun.

“Oh gitu ya—“ Naila mematung di tempat. Badannya tiba-tiba kaku, matanya memanas melihat seseorang yang berada di belakang Kaisan, berdiri dengan jelas dilengkapi pakaian hitam.

‘Dia datang lagi,’ gumam Naila dalam hati

“Nai gue anter ya, ayok.” Kaisan ikut kebingungan dengan reaksi Naila yang demikian. Sorot matanya kosong ke belakang, seperti melihat sesuatu yang menakutkan.

“Nai?” Kaisan ikut berbalik, membuat Naila tersadar. “Kenapa? Lo lihat apa sih?”

“G-gak ada. A-ayo,” kata Naila berjalan duluan membuat laki-laki itu kebingungan tak paham. Gelagat gadis itu terlihat aneh seperti menyembunyikan sesuatu.

Setelah sampai di depan rumahnya, Kaisan memilih pamit karena dia juga hendak pulang setelah memberi barang yang dicarinya. Naila mengangguk, kemudian segera berlari masuk.

“Haduh Non dari mana aja?” tanya Barista—salah satu pelayan di rumahnya.

“Dari luar sebentar doang, pintunya ditutup. Nai mau ke atas.” Barista mengangguk dengan raut kebingungan melihat majikannya itu sedikit terburu-buru dan ketakutan.

Naila menghela nafas setelah sampai di kamarnya, tangannya hendak menyibak jendela. Namun matanya menunda itu karena melihat orang yang tadi sedang berdiri  di belakang Kaisan mendongkak memantaunya dari bawah jendela kamarnya.

“D-dia datang untuk apa lagi? Apa maunya?” gelisah Naila. “Dia nguntit gue?”

“Nona ada paket!”

Deg!

Jantung Naila berpacu kuat, Lola datang membawa sebuah kotak yang ditaruh begitu saja di dekat meja belajar. “Saya simpan di sini, ya. Nai kayaknya hobi banget mesan paket. Lain kali pesanin Lola juga dong.”

MIXTURE! (About Secrets)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang