Bab 10 : Study

305 52 0
                                    

Instagram : wp.alialinsyah
Facebook : Elflayy

...🦋...

“Makan yang banyak Rey, biar cepat sembuh. Lain kali, nggak usah berantem masalah spele. Bunda nggak suka, ya. Mending diem sambil belajar.” Reyzan mengangguk pelan setelah menerima suapan terakhir dari Rena, tangannya kemudian beralih mengambil air untuk diteguknya. Sejak tadi, wanita itu terus mengomelinya karena sudah tau perkara yang membuatnya bonyok gak ketulungan begini.

“Ingat! Awas, ya kalau ngulangin lagi. Bunda bakal marah banget, apalagi kamu malah ngenain adek sendiri. Untung-untung, Naila masih mau nolongin kamu.”

“Iya bunda, iya.” Reyzan kembali menyandarkan tubuhnya ke tempat tidur. Bahkan, untuk bergerak saja susah. Rasa ngilu di wajahnya, belum lagi rasa sakit akibat pukulan di beberapa bagian tubuhnya benar-benar membuatnya tersiksa.

“Yaudah, bunda keluar dulu. Istrahat yang cukup, biar cepat sehat lagi. Ingat pesan bunda tadi.” Rena mengambil mampan yang berisi piring kotor dan gelas bekas yang disimpan di nakas tadi, kemudian mengangkutnya. “Jangan cuman iya-iya, bunda nggak mau anggap kamu anak kalau mukanya jelek begitu.”

Reyzan menerbitkan senyuman kala mendengar Rena berucap demikian, ada-ada saja bundanya ini. Padahal, hanya perkara wajah saja. “Iya, nggak lagi.”

“Hm, dipegang omongannya.” Rena kemudian berlalu dari sana, membawa barang tadi. Sepeninggalnya, wajah Reyzan berubah menjadi murung lagi. Dia meretapi kesalahan yang dilakukan, seharusnya dia bisa mengontrol dirinya tanpa harus memperlihatkan sisi buruknya yang membabi buta ini. Yah, walaupun semua ini hanya rekayasa semata yang dibuatnya.

Reano yang baru masuk kembali menarik atensinya, ia mendongkak menatap pria itu yang sedang tersenyum hangat padanya, Reyzan membalasnya dengan hal yang sama.

“Anak ayah gimana keadaannya?” tanya Reano menaruh satu gelas teh hangat ke nakas, diikuti oleh beberapa obat yang harus dikonsumsinya nanti.

“Udah agak mendingan, Yah.”

“Bagus, nanti minum obat. Lagian, ayah udah ingetin jangan jadi orang yang emosian Rey, kok malah kepancing sih. Padahal, cuman masalah cewek, dan sejak kapan kamu punya pacar?”

“Empat bulan yang lalu.”

Reano menggeleng-geleng. “Ayah sama bunda nggak setuju kalau kamu punya pacar dulu, tugas kamu itu belajar. Kalau gini, ‘kan yang kena kamu juga. Untung Fano nggak ikutan marah ke kamu setelah buat anak gadisnya sampai pingsan.”

“Iya ayah, Rey yang salah. Nggak diulangin lagi. Maafin Rey.”

“Kalau minta maaf berarti kesalahannya harus diperbaiki, bukan diulangi lagi. Dan, janji untuk nggak ngulanginnya lagi, ‘kan?” tanya Reano meminta pendapat pada putranya. Reyzan mengiyakan ucapan sang ayah, karena nyatanya itu benar.

“Ayah bener, nanti Rey perbaiki.” Dia menunduk sejenak, lalu kepalanya diangkat lagi untuk melihat wajah Reano yang tampan, mata itu sama sekali tak beralih sedikit pun. “Termasuk hubungan Rey sama Naila.”

Reano mengatupkan bibirnya kala mendengar itu, ucapannya terpending sejenak meresapi omongan anaknya. Dia tau apa yang sedang terjadi, dia tau apa yang pernah salah satunya lakukan sehingga menjadi seperti ini.

MIXTURE! (About Secrets)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang