Bab 14 : Hidden (1)

288 41 1
                                    

Instagram : wp.alialinsyah
Facebook : Elflayy
Tik tok : wp.alialinsyah

...🦋...

"Kata ayah, Naila nginep di rumah," ujar Reyzan membuka suara. Naila yang diam sejak masuk ke mobil mengalihkan atensinya, menatap lurus jalan yang ramai akan kendaraan.

"Gue nggak mau."

"Naka ada di rumah." Karena Reyzan tau, kalau gadis itu akan betah jika Naka ada. Jadi, nama yang disebutnya adalah cowok itu. Biasanya, Naila lebih nyaman bahkan belajar bersama dengan saudaranya yang satu itu.

"Terus gue harus jungkir balik salto depan belakang gitu? Nggak, enggak mau. Naila maunya di rumah." Naila tetap menolak, hari ini sudah cukup ia dipermainkan dengan bertemu manusia modelan Arvi, dirinya benar-benar lelah dan sekarang ia harus istrahat ala tuan putri di rumahnya tapi malah kecancel.

"Rumah gue bukan neraka."

"Gue nggak ngomong gitu," balas Naila dengan nada tak suka seperti biasanya. Dia mengambil ponselnya, kemudian memilih fokus ke sana.

"Ayah yang minta, masih mau nolak?"

"Ck, iya-iya." Naila capek berdebat. Dia melihat Reyzan. "Kalau udah sembuh, besok dilanjutin berantemnya, kalau bisa tembok yang nggak salah juga dihantam."

Singgungan tadi benar-benar pahit bagi Reyzan. Dia menelan salivanya kasar, dipikir setelah kejadian hari itu, Naila tak akan bersikap begini lagi. Nyatanya, sikap gadis itu masih sama ternyata.

"Di belakang ada snack, Naila bisa makan itu kalau bosan," balas Reyzan mengalihkan pembicaraan. Tak mau mengingat masalah yang lalu.

"Udah kenyang, nyupirnya bisa cepetan nggak?" Naila menyimpan ponselnya. "Gue ngantuk, mau tidur cepat."

"Naila bisa tidur di situ, entar dibangunin." Reyzan menatap fokus ke depan, sambil melajukan mobil dengan kecepatan sedang, dan tidak terlalu terburu-buru.

"Enggak!" balas Naila. Sebisa mungkin ia terjaga. "Lain kali kalau disuruh ayah jemput gue, ambil alasan yang lain. Nggak usah iyain, walau ayah atau bunda maksa."

"Naila," peringat Reyzan karena Naila keterlaluan. Apa gadis itu ingin memotong tali persaudaraan diantaranya? Separah itu kah?

"Ini terakhir kalinya lo ngejemput gue," kata Naila tidak mau mendengar. Gadis itu beralih menatap ke arah jendela. Hais, waktu berputar sangat lama sekali. Bahkan, mobil ini lebih pelan lagi dari si supranya Arvi.

"Nggak usah ngomong kayak gitu bisa?" tanya Reyzan dengan nada suara sedikit marah. Ketenagannya kembali terusik.

"Lo juga bisa, 'kan nolak apapun itu tentang gue. Jangan buat gue semakin benci sama lo Rey. Dengan sikap lo yang kayak gini, lo pikir bakal buat gue kayak dulu lagi?" tanya Naila dengan kekehan. "Nggak sama sekali, justru gue semakin muak."

"Nai-"

"Berhenti mulai sekarang, gue nggak akan pernah maafin kelakuan lo malam itu Rey. Nggak akan pernah," ujar Naila. Dadanya tiba-tiba sesak. "Lo udah hancurin masa depan gue Rey!"

BOM!

"Lo tega lakuin itu ke gue Rey, tega!" Deru nafas Naila mulai terdengar di keheningan malam. Air mata yang tak diiginkan tiba-tiba keluar, trauma itu kembali muncul. "Harusnya lo bisa mikir waktu itu, mikir pakek otak lo."

MIXTURE! (About Secrets)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang