Bab 23 : Algo (II)

231 31 0
                                    

...🦋...

“Lo udah lihat berita yang beredar?” tanya Naka memasuki kamar Reyzan seperti biasanya, merebahkan dirinya di kasur yang menganggur. Reyzan yang ditanya begitu langsung memutar kursi belajarnya menghadap ke lawan bicaranya.

“Udah gue lihat sejak awal,” balas Reyzan. Laptop yang sedang menampilkan video pembelajaran dipause untuk sementara, menimbulkan keheningan setelahnya.

“Baguslah, mau gue hack akunnya?” tawar Naka terdengar santai, dia beralih untuk duduk di tempat tersebut. “Gue juga udah gak terlalu sibuk.”

“Nggak usah, gue cuman mau minta lo berada di pihak gue.” Reyzan mengambil sebuah kunci, kemudian membuka laci kecil yang ada di sudut dekat meja belajarnya.

“Atau, peluru dari pistol ini bakalan nembus kepala lo,” ujar Reyzan berucap tiba-tiba.

Bukannya takut, Naka malah terbahak. Dia kemudian mendekat ke arah Reyzan, mengambil pistol itu dan menyimpannya di atas meja. “Dari awal, gue di pihak lo Rey. Bahkan, di saat Naila membenci lo karena kelakuan sendiri di masa lalu.”

I know but ada sesuatu hal yang belum bisa dijelaskan. Sekalipun dijelaskan, bakalan susah keterima. Gue punya, tapi yang seutuhnya ada pada gadis itu.” Reyzan menyimpan pistolnya ke tempat semula, kemudian Naka mundur kembali ke tempatnya. “Dan, lo udah tau sendiri itu.”

“Iya Rey, gue tau itu,” jawab Naka memaklumi. “Gue punya dua pendapat tentang masalah ini.”

The Ferst?” tanya Reyzan mengangkat alisnya dengan pandangan bertanya-tanya, menunggu maksud dari Naka.

“Ada seseorang yang sengaja buat masalah ini diangkat media biar semua orang tau asal muasal kejadian yang sengaja disembunyikan itu, kedua ini rencana selanjutnya dari mereka,” kata Naka membuat sudut bibir Reyzan terangkat. Laki-laki itu melihat ke arah lain dengan pikiran yang tak dapat diterka.

I think anak-anak di KU bakalan ikut mencari tau dan kepo tentang masalah ini. Kecuali, mereka anak-anak yang taat pada aturan, karena gue yakin mereka semua udah tau aturan pertama, untuk tidak mencari tau masa lalu sekolah.” Naka menambahi, mungkin dia bisa menggunakan kekuasaannya agar anak-anak tersebut tidak mencari tau masalah ini terlalu dalam.

“Bodoh! Pikiran mereka sudah bisa menerka, kalau aturan yang dibuat itu ada sangkut pautnya dengan berita ini, dan apa yang pernah terjadi di masa lalu.” Reyzan menghela nafas, dia bergerak gelisah dan tak setenang tadi. “Ah, bodoh lo Rey.”

Naka terdiam sejenak, berfikir tentang hal ini. “Nggak usah nyalahin keadaan, udah telanjur juga, ‘kan?”

“Gue udah hancurin masa depan Naila, Ka. Semua impiannya udah gue hancurin,” lirih Reyzan mengusap wajahnya. “Dan, sekarang berita itu muncul lagi. Kalau semua orang tau, gue harus gimana?”

“Masih bisa diperbaiki, lo tenang dulu. Jangan ngambil kesimpulan secepat ini,” ujar Naka menyemangati. Dia menyimpan telunjuknya di dagu seolah-olah berfikir. “Kenapa Pak Eko dan pihak GHS ngeluarin aturan pertama yang gak masuk akal itu buat KU?”

“Mungkin karena reputasi,” balas Reyzan. Hati dan pikirannya berkecamuk, kalau begini kedepannya bisa saja dia tidak bisa fokus dan terganggu. “Atau sesuatu hal.”

“Oh gue udah ingat,” balas Naka.

“Ck, harusnya gue nggak lakuin itu.” Reyzan menggaruk kepalanya, sampai rambutnya berantakkan, cowok bermata sipit itu menegadah ke atas sedikit stres. “Sampai Naila trauma, gak mungkin juga gue tanyain itu secara langsung.”

“Mustahil, kalau dia ingat Rey,” kata Naka mengingatkan.

“Lo bener.” Reyzan kemudian beralih ke laptopnya. “Hack semua akun-akun itu dan hapus semua tentang artikel yang beredar, Ka.”

MIXTURE! (About Secrets)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang