Mixture : Prolog

2.7K 134 6
                                    

Instagram : wp.alialinsyah
Facebook : Elflayy
Cuss difollow dulu!

...🦋...

Dia melirik jam di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam lewat. Matanya menatap gusar ke sekelilingnya, seolah-olah sedang diincar.

"Buruan anjir, tuh motor butut lo kenapa pakek acara ngambek segala sih?" Kesalnya, melihat supra yang dijuluki motor premium itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyala. Wajahnya panik seperti orang yang dikejar rentenir karena terlilit utang berbunga-bunga.

"Sabar, kayaknya nih motor minumannya kekures habis, maklum habis dipake balapan di kampung sebelah." Lelaki itu menghela nafas, sejak tadi sudah berusaha, melakukan beberapa cara tetapi tak kunjung berhasil. Sekarang ia beralih menaiki motor itu.

"Mati nggak nunggu sabar, buruan ellah." Sekarang, bukan waktunya untuk bersantai. Manusia-manusia itu sedang beredar untuk mencari mereka, kalau kedapatan sudah dipastikan mereka akan kehilangan nafas esok hari.

"Duluan aja larinya, kalau gue ketemu sama mereka bakalan gue ajak nongki-nongki dulu," ujarnya dengan sombong, seperti tidak ada beban sama sekali.

"Lo nyuruh gue lari?" Gadis itu memekik kesal, walaupun sebenarnya jantungnya sudah berdetak tak karuan. Sekarang, dia harus pandai-pandai bisa kabur secepat mungkin dari sini.

"Iyalah, masa mau gue gendong.Yakali, lo berat kayak padi sekarung." Laki-laki itu mengambil ponselnya. "Lagian, ngapain lo numpang di motor gue tengah malam gini? Pakek maksa lagi, dikira gue ojek apa."

"Siapa suruh lo lewat di depan gue sok ganteng pakek supra sialan," katanya sambil menendang ban belakang motor tersebut. "Dipikir muka lo enak dilihat apa. Malah ngatain gue cewek ingusan, gue sumpahin lo nggak bisa tidur, kalau nikahnya bukan sama gue."

"Cewek gila," desisnya. Untungnya, dia memungut gadis ini seratus meter dari area sekolah.

Dikatai begitu gadis bar-bar itu menggeram kesal, andai ban mobilnya masih oke, tentu sangat ogah memaksa manusia motor supra yang satu ini. "Kalau waktunya nggak mepet, tuh mulut lo udah gue cipokin sama knalpot motor butut itu."

Tidak mau memperpanjang, buru-buru gadis itu pergi dari sana. Mencari jalan pintas agar bisa keluar dari tempat yang luas ini. Ia merogoh tas mininya, mencari ponsel sebagai alat penerang di malam yang sudah sunyi ini, namun tidak menemukannya. Agaknya, dia melupakan benda itu di kasurnya.

"Demi apapun, gue bakalan cincang-cincang tuh orang yang udah buat gue kayak gembel," katanya berlari ke arah belakang gedung yang paling ujung dan bersembunyi di tempat yang dipenuhi semak-semak.

Jantungnya berdetak tak karuan sehingga dia bergetar menahan ketakutan, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Beberapa orang yang dihindari sedang berpencar untuk mencari keberadaannya. Memori-memori yang ada di dalam kepalanya berputar, seolah-olah kejadian yang dilihatnya tadi tereka ulang.

"Cari dia sampai dapat!"

"Siap Bos!"

Seseorang yang tidak dikenalnya tiba-tiba menyentuh tangannya sampai dia terkejut, dengan cepat orang itu menutup mulutnya sambil menaikkan jari telunjuk di bibir, isyarat untuk diam.

"Lo s-siapa?" gugupnya, dia tidak tau siapa orang itu, jika dia adalah bagian dari mereka maka tamatlah riwayatnya saat ini.

"Lo adalah target selanjutnya dari mereka," gumamnya sambil tersenyum dibalik masker hitam yang dipakainya. Setelahnya, semua penglihatan gadis itu mengabur dan tiba-tiba merasakan kantuk yang berat.

Dia pingsan ....

...🦋...

Setahun kemudian ....

"Pemirsa kabar terbaru datang dari perusahaan Zenologi Tekno dan sekolah elit di ibukota yaitu Genius High School. Keduanya menyatakan telah melakukan kerja sama untuk sistem peningkatan keamanan sekolah. Dalam hal ini, GHS kembali akan membuka program kelas unggulan yang sudah ditutup selama setahun lamanya."

"Mengingat kejadian tragis setahun lalu yang menimpa sekolah tersebut beberapa pihak tidak setuju dengan keputusan pihak GHS. Ketakutan-ketakutan mereka tentang kejadiaan naas yang sampai sekarang belum ditemukan pelakunya masih menjadi kekhawatiran para orang tua."

"Menanggapi hal tersebut, bapak Alfanno Zentara selaku penerus perusahaan ZT pun angkat bicara. Beliau mengatakan bahwa Academi sebagai sistem pertahanan utama di ZT akan ikut serta dalam keamanan di GHS. Hal itu dibenarkan oleh ketua yayasan GHS."

Prang!

Remot tv yang tidak bersalah itu dilemparkan ke sembarang arah, setelah acara di tv dimatikan secara paksa. Dia kemudian beralih mengambil laptopnya, memasuki portal GHS menggunakan tautan yang ada.

Dengan santai mengetikkan username dan password yang telah diberikan pihak sekolah. Mengklik tombol biru untuk menunggu sebuah konfirmasi.

"Selamat anda telah berhasil menjadi bagian dari GHS. Siswa dengan username D1744A dengan nomor pendaftaran D114456000099. Prestasi 87% berhasil duduk di kelas XI Saintek B2. Silahkan lakukan pendaftaran ulang!"

Konfirmasi tersebut berhasil membuat seulas senyuman di bibirnya, wajahnya tenang dengan pikiran yang tidak bisa ditebak. Tangannya memindahkan laptop yang digunakannya tadi, dan beralih mengambil dua foto berbeda dengan latar yang sama.

Foto pertama yang diambilnya itu sedikit berukuran lebih besar. Menatapnya begitu dalam selama beberapa menit. Senyuman aneh terbit di bibirnya.

"Dia ... adalah korban selanjutnya."

Setelah berucap demikian tangannya kembali terulur mengambil foto yang lain dengan tatapan yang tajam, kali ini mungkin disertai dengan emosi.

"Dan, dia adalah orangnya."

...

MIXTURE! (About Secrets)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang