Instagram : wp.alialinsyah
Facebook : Elflayy...🦋...
Arvi menyusun buku-buku yang dipakai belajar tadi ke meja, membersihkan beberapa kertas yang sudah tak terpakai dan menaruhnya ke tong sampah. Matanya melirik jam tangan yang dipakainya, waktu sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh lewat.
“Gue pulang dulu,” pamit Arvi setelah selesai dengan kegiatannya. Terakhir, memeriksa jawaban Naila yang mendapatkan angka sembilan puluh tujuh, karena ada kesalahan di tanda plus dan minesnya. Setidaknya, gadis itu tak bodoh sekali untuk Arvi ajari.
“Yaudah hati-hati, awas dibegal mbak kunti,” katanya dengan mata lima watt hampir tertutup.
“Besok pagi pagi, gue jemput.”
“Hm iya,” kata Naila tidak mau berdebat lagi. Kemudian, segera mengantar Arvi sampai di depan pintu, barulah setelah mobil milik laki-laki itu meluncur pergi. Naila segera menuju ke sofa dan langsung merebahkan tubuhnya di sana tanpa beban sama sekali.
Arvi benar-benar membuatnya lelah bukan main, sudah diterjang bimbel habis-habisan di sekolah, malah disuruh belajar sampai larut. Bukannya cowok itu yang dibuat kesal, malah dirinya yang kesal sendiri.
Mata Naila sudah tertutup rapat, dengan wajah yang sengaja ditutup buku bergambar kupu-kupu. Gaya tidurnya sangat kurang estetik sekali. Kalau saja Kaisan ada, sudah dipastikan modelnya saat ini akan menjadi stiker whatsaap premiun mahal untuk disebar di grup sekolah.
Selang beberapa menit, sebuah mobil terparkir lagi di depan rumah ini. Sekitar pukul setengah dua belas malam, Fano bersama ajudan pribadinya-Venom baru pulang.
“Pakaian kotor saya silahkan dikasih ke Lola!” perintah Fano diangguki oleh Venom sebelum keluar. Pria itu lebih dulu memasuki rumahnya dibandingkan sang ajudan yang sedang sibuk dibagasi.
Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah tumpukkan buku di meja, serta beberapa bekas snack dan minuman yang tersusun rapi. Belum sampai duduk, Fano sudah melihat putri semata wayangnya yang terbaring di sana, dia sampai menahan tawa melihat gaya tidur dari anaknya sendiri.
“Sepertinya ada penyusup tuan, saya akan cek CCTV semoga saja pelaku masih bisa diketahui. nona tak sadarkan diri, gawat!” kata Venom sengaja membuat Fano mengamuk malam-malam.
“Putri saya tidak apa-apa, Ven! Dia baru selesai belajar,” balas Fano menatap sinis pada laki-laki yang sedang menyengir dengan gigi yang sengaja ditampakkan.
“Baiklah kalau begitu, mari saya angkat nona ke kamarnya,” tawarnya lagi benar-benar mengajak Fano adu jotos malam-malam.
“Silahkan! Kalau mayat kamu kena mutilasi, saya nggak tanggung jawab,” ucap Fano karena tau anaknya ini pasti akan naik pitam kalau Venom melakukan demikian padanya. Sudah dipastikan gadis itu akan membuang seluruh baju dan koper Venom esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIXTURE! (About Secrets)
Novela Juvenil"Jadi, lo pikir bisa lepas dari gue?" "Lo pikir gue nggak bisa?" tanya Naila balik dengan nada sedikit sombong. "Gue bisa, bakalan bisa. Dan, gue bakalan buat lo nggak bakalan betah udah nerima tawaran ini. Siap-siap aja bentar malam sholat taubat...