Instagram : wp.alialinsyah
Facebook : Elflayy
Tiktok : wp.alialinsyahFYI, kepada kalian semua tolong tinggalin krisar ya! Mohon maaf kalau alurnya kayak gini, setelah ditamatkan akan direvisi ulang😇
...🦋...
Arqilana Erliangga
Nama yang cantik, secantik orangnya. Dia putri sulung dari keluarga Erliangga, kakak dari Arvian Erliangga. Mereka selisih setahun, begitupun dengan tingkatan kelas keduanya.
Arqila menyayangi adiknya—Arvian, begitu pula sebaliknya. Ikatan saudara mereka begitu kuat, bahkan bisa dibilang erat.
Arqila memang gadis yang pandai, sudah menonjol sejak dini. Gadis yang hobi bernyanyi dan bercita-cita menjadi penari ballet, itulah alasannya kenapa Arvi juga menyukai hal yang berbau musik, apalagi gitar.
Masa-masa persaudaraan mereka terbilang sangat singkat, tepat Arvi duduk di kelas satu sekolah dasar dan Arqila di bangku kelas dua, sesuatu merebut gadis itu dari dunia.
Kecelakaan dan kejadian tabrak lari itu harus membuat kakaknya pergi untuk selama-lamanya, hal yang membuat kedua orang tuanya benar-benar kehilangan karena gadis itu terpental jauh jatuh ke jurang. Itu semua demi menyelamatkan adiknya—Arvian.
Butuh waktu sebulan untuk menemukan mayat gadis itu dengan keadaan yang sudah hancur tak terbentuk, tubuhnya seperti diterkam serigala namun disisakan sedikit sampai polisi tidak bisa mengidentifikasinya.
Dari situlah, semuanya bermula. Arvi terus menerus disalahkan karena kematian kakaknya padahal dia sendiri tidak tau apa-apa, dan sampai sekarang hal itu masih berlaku.
“Avi kenapa nangis?” Arvi mendongkak menatap siluet perempuan cantik tengah berdiri mengusap kepalanya.
“Ini di mana? Lo siapa?” tanya Arvi melihat ke sekelilingnya tampak berwarna putih. Bahkan, dirinya dan gadis itu memakai baju putih, apa … Dia sudah meninggal?
“Kamu sakit, ini kakak.” Arvi buru-buru berdiri, menyetarakan tingginya. Memeluk gadis itu.
“Kak Qila?”
“Jangan nangis,” kata Arqila mengusap pelan pipi adiknya. “Adek kakak kuat. Kamu harus kuat, balesin dendam kakak yah.”
“Dendam?”
“Iya, kakak pamit.”
“Kak Qila? Kakak mau kemana—“
“KAK QILA!” teriak Arvi membuka matanya, dia mengatur nafasnya yang memburu. Di sampingnya ada Arsila yang duduk dengan raut khawatir.
“B-bunda?” beo Arvi terkejut.
“Kamu mimpi Mas,” kata wanita itu. “Mimpiin kakaknya, ya?”
Arvi mengangguk lesu. “Dia selalu datang di mimpi Avi bunda, dia gak mati. Bener, kakak gak pernah meninggal, dia pasti masih hidup. Ayo kita cari Bun, Avi kangen—“
“Tenang Mas, kamu tenang. Itu cuman mimpi, nggak nyata. Istrahat dulu, biar tenang sedikit.” Arsila merebahkan tubuh anaknya kembali.
“Bunda—“ Arvi merengek dibalas gelengan kepala Arsila dengan mantap.
“Gak boleh, ayo istrahat dulu. Bunda ambilin makanan, terus minum obat ya.”
Arvi menarik nafas, bundanya benar. Dia terlalu kelelahan sampai hilang kawalan begini dan tak terkontrol. Arvi mengusap kasar wajahnya, tak tenang. Matanya melirik jam, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIXTURE! (About Secrets)
Fiksi Remaja"Jadi, lo pikir bisa lepas dari gue?" "Lo pikir gue nggak bisa?" tanya Naila balik dengan nada sedikit sombong. "Gue bisa, bakalan bisa. Dan, gue bakalan buat lo nggak bakalan betah udah nerima tawaran ini. Siap-siap aja bentar malam sholat taubat...