Lebih baik, Yoongi pergi dari hadapan kedua insan tadi. Lebih baik, Yoongi menyendiri dulu agar suasana hatinya bisa lebih tenang.
Disini, di tempat studio nya. Yoongi sejak tadi sedang memproses untuk membuat lagu baru, tapi lagi-lagi setelah kiranya sudah jadi, lagu itu justru Yoongi revisi kembali sebab menurutnya tak sesuai dengan ekspektasi.
Kepalanya terasa berat untuk sekedar membuat lagu saja. Biasanya Yoongi akan bersemangat jika membuat projek lagu baru, tapi kali ini rasanya benar-benar berbeda. Berkemungkinan hal itu pastinya di sebabkan oleh kejadian tadi. Kejadian yang mana Yoongi sungguh tidak kuat melihat Hani bisa tertawa renyah pada Jungkook. Yoongi cemburu. Tapi dia tidak tahu harus menyikapinya bagaimana.
Apa dia harus berbicara dengan Hani bahwa dia sudah menaruh rasa cinta yang hanya sekedar lewat pandangan pertama?
Tidak akan mungkin. Yoongi tidak bisa mengutarakan cinta nya begitu saja. Dia butuh bekal yang cukup agar cintanya tidak di tolak dari awal. Tapi Yoongi tidak tahu bekal apa yang akan ia timba untuk bisa memantaskan dirinya kepada Hani.
"Yoongi hyung. Ternyata kau disini? Aku sejak tadi mencarimu kemana-kemana!"
Yoongi melirik siapa orang yang datang barusan, setelah tahu siapa orang itu, lantas Yoongi kembali memejamkan matanya dan bersandar pada bahu kursi.
"Kau sedang membuat lagu baru? Tapi kenapa banyak sekali revisi yang kau lakukan, hyung?"
"Yya Jimin-ah, aku sedang ingin sendiri. Bisakah kau keluar?"
Jimin beralih memperhatikan wajah Yoongi dengan mata yang di pejamkan. "Sepertinya kau sedang ada masalah, hyung? Ku lihat wajahmu sejak di rumah sakit tadi, terlihat sangat lesuh dan kurang bersemangat."
"Jimin-ah!" Yoongi membuka matanya, menatap Jimin yang ternyata dia terkejut setelah Yoongi memanggilnya.
"Huh, iya apa?!" Tanya Jimin dengan nada setengah tinggi.
Sejenak Yoongi memikirkan tentang Jimin yang katanya dia mempunyai salah satu teman yang menganut agama Islam. Apa Yoongi harus mempelajari agama Islam dulu agar dia bisa memantapkan hati nya untuk melamar Hani nanti? Karena Yoongi tahu, gadis muslimah seperti Hani pasti bukan hanya menerima tentang harta, tahta, jabatan, ataupun ketampanan saja. Melainkan ilmu agama juga penting untuknya.
Setidaknya ilmu dari seorang suami lebih satu tingkatan dari seorang istri. Tapi, apa Yoongi bisa melakukan itu? Yang bahkan dirinya saja rasanya masih belum yakin untuk mengambil keputusan ini.
Merasa lama menunggu jawaban dari Yoongi, Jimin pun menghembuskan napasnya jengah.
"Lama sekali kau, hyung! Sudahlah aku pergi."
"Jimin-a gidalyeo!" Cegat Yoongi. (Jimin tunggu)
Lelaki itu kembali membalikkan badannya dan menatap Yoongi. "Mwoga jalmos doeeoss ni?" (Ada apa)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Between Us (우리 사이) Myg-Jjk
FanfictionAkankah cinta diantara mereka bisa saling terbalaskan?