17.2 Beban Baru

69 26 3
                                    

26, Bulan Pekerja. Tahun 1927.

Caellan pulang ke Appeville dengan kalut. Selama perjalanan ia telah menyusun berbagai rencana untuk mendapatkan Rayford kembali. Salah satu rencana yang paling diharapkan saat ini adalah keluarga angkatnya sendiri, Vandalone, dan kendati hubungannya dengan sang kepala keluarga belum membaik, Caellan yakin ada banyak cara untuk menyenangkan hati sang bos. Lagipula, karena Vandalone adalah satu-satunya klan yang belum pernah menerima anggota setengah-iblis seperti dehmos atau Host, maka Caellan harus mempersiapkan mereka. Dia akan memasuki laboratorium Da lagi, mengambil berkas-berkasnya yang paling penting untuk dipelajari, dan ....

Caellan baru saja berbelok menuju rumahnya ketika menyadari ada mobil terparkir di depan bersama sosok-sosok asing yang menanti di balkon. Kedua orang itu adalah perpaduan yang cukup aneh; ada seorang gadis, kira-kira seusia Rayford, sedikit terlalu kurus tetapi penampilannya begitu rapi dan menyenangkan. Ia mengenakan gaun sehari-hari dengan warna biru kalem, dan Caellan menduganya sebagai putri sebuah keluarga yang cukup terpandang, yang jelas bukan dari pria paruh baya bertubuh besar di sampingnya. Pria berkulit zaitun itu tinggi, dengan lengan sebesar batang pohon yang mengingatkan Caellan akan para petinju. Kepalanya botak mengilap, kumis dan janggutnya dipangkas untuk menunjukkan ketegasan profil wajahnya. Ia hanya mengenakan trilby biru gelap, kemeja yang digulung dengan celana kain untuk kerja, tetapi Caellan pernah melihatnya sekali, dengan jas biru tua panjang beraksen perak dan banyak sematan.

Trevor Curtis, mantan jenderal kerajaan yang menyerang semua situs perbudakan.

Caellan sontak menegang. Apa yang dilakukan seorang pria penting macam dirinya di rumah peninggalan para Caltine, sendirian bersama gadis-entah-siapa?

"Oh?" gadis itulah yang pertama kali bersuara. Dia berdiri di tepi pagar balkon dan menatap Caellan dengan kebingungan, dan saat pemuda itu menatapnya balik, gadis itu mengerjap dan mengalihkan pandangannya malu-malu. Dia menoleh kepada sang jenderal. "Tuan, saya tidak mengenalnya."

"Selamat pagi." Caellan tidak tahu harus berkata apa selain menghampiri dua tamu tak diundang itu. Trevor Curtis beranjak, menjabat tangannya dengan ramah. "Aku tidak tahu jika ada tamu yang berkunjung sementara rumah sedang kosong. Ada yang bisa kubantu, Tuan?"

"Kukira kau adalah Caellan Caltine, atau Nikolan dari Vandalone, benar?" Caellan tersenyum saat mendengar penuturan Trevor Curtis. Sang jenderal tahu kedua identitasnya sekaligus, padahal mereka hanya pernah bertatap muka sekali saat Caellan menemani Donatino menghadiri sebuah pesta di kerajaan, setahun yang lalu. "Aku senang sekali untuk bisa bertemu denganmu lagi di kesempatan kali ini, Tuan Caltine."

"Tolong, Tuan Curtis, panggil aku Caellan saja."

"Dan, Trevor, untuk kemudahan kita."

"Ada perlu apa kalian kemari?" Caellan merasakan darahnya berdesir. Mengingat kata-kata gadis itu dan posisi Trevor Curtis saat ini, Caellan curiga kedatangan mereka ada kaitannya dengan Rayford. Apakah gadis itu ....

"Dan, siapakah gadis yang manis ini?" Caellan menatapnya dengan senyuman. Gadis yang ditatap itu menjadi salah tingkah.

"Elena," jawabnya, menegaskan kecurigaan Caellan. "Elena Laurim, dan aku adalah teman satu sel Khass dulu. Kiranya kau mengenal siapa dia?"

"Dia adikku."

Elena menahan napas. "Kau benar-benar kakaknya! Dimana Khass, tuan ... uh, siapa nama Anda tadi?"

"Caellan," responnya lugas, "dan aku yakin Khass tidak ingin dipanggil Khass lagi. Namanya yang sesungguhnya adalah Rayford, dan dia bermarga Caltine. Khass adalah ... nama panggilan saat masih di desa perguruan."

"Begitulah, Elena, dan sepantasnya kau percaya padaku," timpal Trevor. Caellan menyaksikan Elena yang merenggut malu di depan sang jenderal, terutama Caellan yang membuat pipinya merona. Sepertinya gadis ini cukup dekat dengan sang jenderal, menilik dari tingkah lakunya. Caellan menghela napas kecil. Apakah Rayford sadar jika gadis yang pernah menjadi kawan satu selnya ternyata memiliki hubungan baik dengan orang-orang di pemerintahan yang telah merusak masa remajanya? Meski Trevor Curtis adalah penghancur situs-situs perbudakan itu, tetap saja ia semula menjabat sebagai jenderal kerajaan. Dia melawan rajanya yang sebelum ini.

Oh, Rayford, kehidupan kita lebih rumit daripada sekadar kata-kata kebenaran.

Sebelum Caellan mengulang pertanyaannya, Trevor Curtis bersuara sekali lagi. "Kami ingin berbicara denganmu sejenak, Caellan, kiranya engkau tidak keberatan. Dan ... di mana Rayford? Kami juga ingin bertemu dengannya."

Alih-alih menjawab, Caellan mengeluarkan kunci untuk membuka pintunya. Setelah merumuskan jawaban yang tepat, Caellan tersenyum tipis kepada kedua tamunya.

"Tidak tahu. Dia lenyap begitu saja dari hadapanku. Mari, kita bicara di dalam saja."

Elena terperanjat. Dia refleks menyuarakan "apa?" dan Trevor dengan tenang mempersilakan gadis itu untuk mengekori Caellan ke dalam rumah. Tidak dipungkiri lagi suasana berubah tegang, tetapi cara Trevor menata ekspresinya dengan begitu rapi membuat Caellan cukup senang untuk meminta mereka menunggu di ruang duduk. Caellan tak memiliki apa pun untuk disuguhkan, sehingga ia hanya menanggalkan topi dan tas sebelum duduk di seberang kedua tamunya.

"Kemana Kh—Rayford pergi?"

"Sekali lagi, aku tidak tahu." Caellan tidak repot-repot menyembunyikan gurat kelelahan sembari mengusap wajah. Dia menyampaikan dengan singkat pertemuannya dengan Rayford di rumah ini, memberitahu identitas pemuda itu yang berujung pada rasa kalut dan kebingungan. Trevor tidak nampak heran, sangat berbeda dengan Elena yang bergumam "Ya Tuhan!" atau "astaga!" setiap sebuah kebenaran terungkap. Caellan lantas mengakhiri ceritanya dengan keinginan Rayford untuk menemui kamituanya, tetapi karena Caellan tidak mengikutinya hingga ke sana, ia tidak tahu apa yang terjadi. Rayford tidak kembali setelah itu, meninggalkan Caellan yang tidak tahu harus bagaimana selain kembali kemari. Ada begitu banyak detil yang harus dipangkasnya. Bagaimana pun juga dia sedang berbicara dengan seorang Trevor Curtis.

Pun, dia tidak bisa bilang kalau adiknya baru saja membunuh figur ayahnya sendiri dan melenyapkan seisi desa, benar?

"Kemungkinan besar Rayford kabur karena dia melenyapkan desa itu," respon Trevor, membuat Caellan murni terkejut. Dia menatap pria paruh baya itu dengan membeliak, cukup untuk mendorong sang jenderal memberi penjelasan lebih. "Entah apa yang dilakukannya, tetapi aku mendapat laporan bahwa sebuah desa perguruan telah lenyap di Gerbang Utara sekitar dua hari yang lalu. Jika waktu kejadiannya sama dengan ceritamu, maka dengan sangat menyesal kukatakan bahwa Rayford akan masuk ke dalam daftar pencarian. Para penegak hukum akan mencarinya."

Caellan tak pernah mendapati lututnya gemetaran seperti sekarang.

"Tolong ... tolong jangan lakukan itu."

ANTIMA: The Denial  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang