Malam menjelang dan kereta tur sirkus akan berangkat dalam dua puluh menit. Sementara para pemain dan staf masih sibuk memindah peralatan ke gerbong bagasi, Caellan memanfaatkan waktu yang ada untuk menghubungi Camon di salah satu boks telepon stasiun. Elena kali ini mengikutinya, dan gadis itu mulai menyuarakan keraguannya selama ini karena tak tahu harus percaya kepada siapa selain Jenderal Curtis. Kehadiran Caellan bagaikan sorot cahaya di antara awan kelabu bagi Elena; ada seseorang yang benar-benar mengenal Rayford untuk menemaninya. Caellan menyukai pernyataan itu dan memanfaatkannya dengan baik.
Ketika Caellan selesai menelepon, Elena seketika bertanya. "Bagaimana?"
"Yah, saudaraku bilang tidak mudah untuk mencari tahu kebenaran tentang vehemos yang diberitakan itu," kata Caellan lesu. "Mudah untuk mengorek informasi bagaimana Theompore tewas, tetapi tidak dengan pelakunya. Para polisi dan detektif sendiri kewalahan karena keluarga Theompore juga tidak mau terlalu dikulik permasalahannya."
"Lalu?"
"Lalu ... Camon menyarankan agar kita tetap fokus untuk mencari Rayford dan aku harus meneleponnya lagi besok malam. Anak bu—maksudku, teman-teman Camon sedang berusaha keras. Beberapa dari mereka adalah, yah, anggap saja polisi yang juga ikut terlibat penyelidikan."
"Lingkup pertemananmu luas sekali, Caellan!"
"Camon, saudaraku, memang orang yang memiliki koneksi luas," jawab Caellan kalem. Dia harus berhati-hati saat menceritakan perihal keluarga Vandalone. Terselip sedikit maka berbahaya. Elliot Zane keparat itu sudah tahu siapa dia, dan barangkali juga peran Vandalone di perbudakan. Bocah aristokrat itu seharusnya tidak membiarkan informasi semacam ini diketahui siapa pun. Barangkali China Lau juga sudah mendengarnya. Namun, di atas itu semua, Elena tidak boleh tahu. Rencananya bisa gagal.
Mereka memutuskan untuk membeli beberapa roti dan kopi dingin untuk menemani bakal perjalanan selama enam jam nanti. Kota pertama yang mereka tuju adalah tempat salah satu laboratorium Desmond berada, dan diketahui menjadi tempat terakhirnya bekerja sebelum berpindah ke situs perbudakan. Caellan sesungguhnya kurang menyukai rencana ini karena diyakini bakal berjalan dengan lambat. Apa yang akan didapatkan di laboratorium yang sudah dikunci sekarang? Petunjuk tertulis? Ini bukan permainan detektif. Par bisa saja sedang mengarahkan Rayford menuju seorang politikus lain dan pembunuhan kedua akan terjadi saat ini! Oh, Caellan tidak peduli dengan berapa banyak mayat yang tumbang karena mereka pantas mendapatkannya, tetapi ia lebih mengkhawatirkan kejiwaan adiknya yang masih lima belas tahun itu!
Caellan nyaris saja sibuk dengan pikirannya sendiri, kalau saja Elena tidak tiba-tiba berhenti di depan gerbong mereka dan membuat sang pemuda menabraknya. Caellan mengernyit. "Apa yang kau lakukan?"
Elena hanya meringis dan menggeleng, lantas menaiki tangga kereta duluan. Caellan melihat ke arah yang dituju Elena tadi. Rupanya ada gerombolan gadis-gadis pemain yang sedang menunggu giliran memasuki kereta di samping mereka. Gadis-gadis itu terkikik geli, saling bercerita tentang pemuda tampan yang berpapasan dengan mereka di lobi stasiun, atau bagaimana mereka sangat tidak sabar menantikan momen tampil di panggung. Caellan semula tak memahami itu, tetapi melihat Elena sekali lagi berdiam di pintu gerbong sembari memandang nanar kepada para gadis, Caellan lantas mengerti. Ia buru-buru menyusul Elena sebelum para gadis mengetahui keberadaannya.
"Ayo, masuk," kata Caellan. Ia tak butuh masalah lain untuk dihadapi ketika Par dan Rayford saja sudah membuatnya kesulitan. "Ayo, Elena."
"Kau akan bergabung bersama kereta Nona Lau, bukan?" kata Elena tiba-tiba. "Aku harus bergabung bersama para staf di belakang."
"Jangan konyol," kata Caellan. "Kau bisa bergabung dengan kami karena kita adalah tim khusus. Ada banyak yang perlu dibicarakan, dan aku yakin Nona Lau tak mempermasalahkannya. Lagipula kenapa kau mau bergabung dengan para pria dewasa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIMA: The Denial ✓
Fantasy[BOOK 1] Khass memang seorang Guru Muda, tetapi Par takkan menyerah untuk menyeretnya keluar dari perguruan menuju neraka dunia. = = = = = = = = = = = = = = = = = = Listed as Featured Story on WIA Indonesia Listed as a part of Reading List #3 o...