"Gak apa-apa semuanya akan baik-baik aja."
***
"Kak Anta itu hebat banget, ya? Bisa masuk tingkat Nasional, udah ganteng, baik, terus berprestasi lagi. Sayangnya udah punya pacar."
Devananta Aksara, nama yang sudah tidak asing lagi bagi seluruh warga sekolah, siapapun mengenalnya. Sosok cowok yang populer dan terkenal akan prestasi yang ia miliki, cowok satu-satunya yang mampu mewakili sekolah dalam olimpiade matematika tingkat Nasional dan memenangkannya.
"Eh, tapi, gue dengar ada rumor kalo katanya pacarnya Kak Anta sering banget datang ke sekolah dalam keadaan pipi yang memar," ucap satu siswi dalam suatu kelompok yang memang sering sekali sengaja berkumpul untuk membahas hal-hal yang sedang hangat di sekolahnya.
"Lah pacarnya, kan, berbanding terbalik sama kak Anta, dia orang yang dapat nilai paling kecil di kelas."
"Ih, kasian ya, gak cocok mereka. Harusnya yang pintar sama yang pin-"
"Ssst..." Teman disebelahnya menyenggol bahu cewek yang tadi tengah berbicara, menyenggol lantaran orang yang sedang mereka bicarakan lewat di depannya.
"Permisi ya..." Anta mengucapkannya dengan ramah sembari menggenggam tangan wanitanya, Salma, yang terlihat menunduk dan tidak berani mengangkat wajahnya.
"Iya kak, silahkan..."
Inilah Anta dan Salma, pasangan yang sering sekali membuat iri para siswa dan siswi sekolah ini, tapi, ada juga yang terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya pada mereka berdua.
"Belajar yang rajin, ya, Sal. Aku ke kelas dulu," ucap Anta dengan senyumannya yang menawan, bisikan dari teman-teman sekelas Salma kian terdengar, sebenarnya perlakuan mengusap rambut Salma dan mengucapkan kata-kata yang sama itu sudah menjadi kebiasaan tapi masih saja ada yang membicarakannya.
"I-iya..." Jawab Salma sedikit bergetar.
Anta mengangkat dagu Salma melihat cewek di depannya dengan senyuman yang manis bagi orang lain tapi menakutkan bagi Salma.
"Mana senyumannya?"
Salma menarik kedua sudut bibirnya dan tersenyum dengan kaku, Anta melihat ke sekeliling lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Salma dan berbisik.
"Sampai Lo cerita ini itu sama teman-teman Lo, abis Lo sama gue."
Salma mengangguk dan berusaha tidak apa-apa yang terjadi di antara mereka, semuanya Salma usahakan baik-baik saja demi Anta.
"Sampai ketemu di jam istirahat, ya, aku ke kelas dulu."
Anta melewatinya dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku dan berjalan dengan cool ke kelasnya yang terhalang 3 kelas dari kelas Salma.
Di mata orang lain Salma bisa dikatakan sebagai seorang ratu yang menemukan raja yang sangat baik dan pengertian, sedangkan di matanya sendiri ia adalah seorang pembantu yang selalu melakukan kesalahan hingga membuat majikannya yang tempramental itu merasa marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Teen Fiction"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...