"Maaf sekali, jika bersamaku kamu tak pernah bahagia."
***
Semuanya sudah sangat terlambat untuk disesali, kalimat yang sering Anta lontarkan pada Salma, tidak sepenuhnya benar. Ketika Anta meminta Salma untuk pergi dari kehidupannya yang ia pikir akan baik-baik saja justru membuatnya hancur.
"ANAK SIALAN! KENAPA BISA NILAI KAMU ANJLOK DI SEMESTER INI?"
Anta hanya diam ketika sang Ayah memarahinya habis-habisan, ia tak bisa berkutik sama sekali.
"DEVANANTA ASAL KAMU TAHU BIAYA LES KAMU ITU TIDAK MURAH!"
Benar setelah putus dari Salma ia hancur, nilainya dan pikirannya.
"Jangan menjadi beban seperti kakak kamu itu."
Anta diam ketika kata kakak disebut oleh mulut ibunya, rasa dendamnya benar-benar memuncak.
"Mulai besok kamu diantar sopir, jangan bawa motor sendiri." Final, setelah mengatakan itu orang tuanya pergi meninggalkan kamar.
Brak.
Pintu kamar ditutup keras, hatinya panas dan kesal. Selanjutnya ia berjalan ke arah tembok dan meluapkan amarahnya di sana.
"BANGSAT! BISA-BISANYA LO KABUR TANPA AJAK GUE, BIARIN GUE DISIKSA DI NERAKA KAYAK GINI." Anta terus meninju tembok tanpa memedulikan tangannya yang sudah memerah.
"GUE JUGA MAU BEBAS! GUE GAK MAU JADI DOKTER!"
Anta memukuli kepalanya, melampiaskan kemarahannya. Dulu, saat Anta dalam posisi seperti ini ia memilih pergi ke rumah Salma dan memukuli gadis itu hingga babak belur tak berdaya.
"Mana mungkin gue jadi dokter, padahal gue sendiri sakit dan bikin sakit anak orang?"
Anta menghentikan pukulannya, kakinya lemas tak berdaya. Kepalanya sangat berat dan pusing.
Sembari meremas kepalanya yang pusing Anta menatap pedih pada pesan yang ia kirimkan pada Salma yang tak pernah berbalas, sebab Salma memblokir semua sosial medianya. Anta tak bisa menghubungi Salma dan tak tahu kondisi perempuan itu selain di sekolah.
Tes tes tes
"Ugh~" Anta kaget ketika layar ponselnya penuh dengan tetesan darah yang berasal dari hidungnya.
Anta berlari ke kamar mandi, mengambil beberapa helai tisu toilet untuk mengusap darah yang terus mengalir pada hidungnya.
Namun bukannya mereda tapi malah bertambah banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Teen Fiction"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...