"Gue benci cewek pembangkang, jadinya jangan macam-macam."
***
"Gimana sekolah kamu?"
"Baik."
"Nilai kamu gak ada yang turun, kan?"
"Iya."
"Pertahankan nilai kamu, jangan sampai turun."
Anta nampak tidak nafsu menatap makanan di hadapannya, pembahasan tentang nilai selalu saja menjadi bumbu di meja makan.
"Setelah lulus nanti kamu harus ambil kedokteran, mama mau kamu jadi dokter."
Anta bangun dari tempat duduknya lalu meneguk air minum, tenggorokannya terasa tercekat, ia merasa marah dan kesal. Tekanan ini membuatnya tidak tahan.
"Iya, Anta ngantuk, mau tidur."
Anta dengan cepat meninggalkan meja makan, Anta merasa sangat muak terus memenuhi ekspektasi orang tuanya yang tidak pernah menanyakan apa yang dirinya mau.
Bugh
"Sh*t semuanya gara-gara Lo, semuanya gara-gara Lo sialan!"
Anta meninju samsak yang ia sediakan di dalam kamarnya khusus untuknya, untuk meluapkan emosi yang selalu saja datang setiap hari.
Dia yang pergi seenaknya dan menumpahkan seluruh beban padanya, pergi dari tanggung jawabnya hingga membuat Anta seperti ini. Dituntut, dan diperlakukan seperti layaknya sebuah boneka.
Tok tok tok
Anta kembali memasang wajah penuh kepura-puraan lagi, tersenyum dan berusaha baik-baik saja itu adalah bakatnya. Bersikap baik di depan keluarga dan orang lain agar tidak dibandingkan dengan orang lain, Anta membenci dibandingkan.
"Ada apa, Pah?"
Anta membuka pintu dan menyambut Ayahnya yang sepertinya baru saja pulang, melihat raut wajah ayahnya yang terlihat sangat marah dan jengkel.
"ANAK SIALAN! BERANI-BERANINYA KAMU BOLOS BIMBEL."
Anta menahan rasa panas yang menjalar di pipinya ketika ayahnya memukul pipinya dengan keras.
"Aku cuma bolos sekali, Pah."
"APA KAMU BILANG? SEKALI? DI LUAR SANA BANYAK YANG MAU KAYAK KAMU TAPI KAMU SAMA SEKALI GAK BERSYUKUR, ANAK GAK TAU DIRI!"
Lagi-lagi tamparan mengenai pipi yang sama, Anta hanya diam dan mengakui kesalahannya. Dirinya memang membolos karena muak dan malas jika harus mengerjakan soal-soal yang diberikan di tempat bimbel.
"Sekali lagi kamu bolos, Papah gak akan biarin kamu keluar sendirian! Hari ini masih ada toleransi, kalau sampai terulang lagi jangan harap bisa hidup bebas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Teen Fiction"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...