"Kamu tau? Semenjak kita memilih untuk mengakhiri segalanya, saat itu pula aku sadar, tak ada senyum tulus setelahnya."
***
Di sebuah ruangan yang luas namun terasa sesak, melihat darah yang mengalir di hidungnya menghadap kaca, tanpa berniat untuk menghentikannya.
Tatapan sendu serta sebuah bingkai foto yang ia biarkan tergeletak di hadapannya, hatinya seperti teriris ketika melihat sosok yang ada di foto itu.
"Kayaknya lucu aja kalau gue ngerasa kehilangan, kayak ga pantes."
Devananta namanya, lelaki yang tak paham akan dirinya sendiri, tersesat dalam tuntutan orang tua, tak pernah mendapatkan kebebasan dalam hidupnya, satu-satunya alasan agar bisa pergi keluar rumah adalah untuk menemui Salma.
Sampai saat ini, kedua orang tuanya tak mengetahui akan kandasnya hubungan mereka, perlu digarisbawahi, orang tua Anta sangat menyukai Salma sehingga hanya Salma lah satu-satunya perempuan yang boleh dekat dengan Anta.
"Gue naif, pas Lo masih sama gue kenapa perasaan marah yang muncul?"
Kini tangannya sudah berniat mengusap darahnya, mulai bangkit dari tempat duduknya dan berniat untuk membersihkan wajahnya.
Klek.
Pintu kamarnya terbuka disambut panik oleh orang di depan pintu kamarnya.
"Sayang? Kamu kenapa? Ada yang sakit?" Ibunya panik setengah mati melihat darah di tangan putranya.
Anta menahan tangan ibunya yang menangkup wajahnya, ia menggeleng lalu melanjutkan langkah menuju kamar mandi.
"Anta, di ruang tamu ada Salma."
Tangannya yang semula membasuh wajah kini menghentikan kegiatannya sejenak, tatapan menyelidik terarah pada ibunya. melihat Anta yang terdiam, ibunya langsung membantu Anta membersihkan wajahnya.
"Kamu bilang dia gak boleh tahu apa-apa, kan? Ayo bersihin terus ke bawah."
Anta hanya pasrah, setengah jiwanya seolah masih di awang-awang. Dirinya tak meminta Salma untuk datang ke rumahnya.
"Apa aku keliatan pucat?"
Ibunya menggeleng, "Nggak kok, kamu masih keliatan ganteng. Kamu takut keliatan jelek di depan pacar, ya?"
Anta ikut tertawa kecil menanggapinya, lalu ikut keluar bersama ibunya. Di bawah terlihat Salma yang tengah berbincang dengan Ayah Anta. Perbintangan yang sepertinya hangat, terlihat senyuman di bibir Salma ketika membalas ucapan lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devananta
Fiksi Remaja"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN." Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya? Devananta yang dikenal...