-00.09-

20.6K 1.8K 277
                                    

"Banyak orang yang mati di umur 17 tahun, namun baru dikubur umur 60 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyak orang yang mati di umur 17 tahun, namun baru dikubur umur 60 tahun."

***

Salma pikir keputusan malam itu hanyalah alasan untuk bertengkar. Tapi, ternyata di depan matanya kini Anta tengah mengusap kepala Sarah.

"Kamu tau kan kalau aku nyaman sama kamu?"

Sakit sekali rasanya ketika Anta mulai mengusap pipi Sarah hingga membuat gadis itu tersipu malu.

"Iya aku tau, Ta."

"Jadi gimana kalau kita ubah hubungan ini jadi pasangan?"

Sarah merubah raut wajahnya menjadi bimbang, sedangkan dalam hati Salma berharap perempuan itu menolaknya.

"Tapi Ta, kamu masih pacaran sama Salma."

"Kamu nggak usah pikirin dia, Sar. Aku nyamannya sama kamu," ucap Anta meyakinkan.

Salma memilih sembunyi saja di balik tembok sembari menahan tangis. Telinganya setia untuk mendengarkan padahal ini cukup membuat hatinya hancur.

"Kalau orang lain tahu, mereka pikir aku orang ketiga. Padahal aku nggak pernah goda kamu."

"Salma itu gak pernah buat aku jatuh cinta, dia cuma beban buat aku, Sar. Dia nggak bisa apa-apa selain buat aku marah."

Beban katanya, kata itu membuat Salma lemas.

"Kamu mau kita pacaran diam-diam?"

Anta mengangguk, bagaimanapun orang tuanya hanya setuju pada Salma.

"Kamu mau, ya?"

"Tolong Sar, tolong tolak." Salma berbicara pelan dan penuh harap, menahan sesak di dadanya yang kian mengikatnya.

"Aku juga suka sama kamu, Ta. Aku mau."

Pecah, tangis Salma pecah begitu mendengar keputusan Sarah. Salma bangun dan berlari meninggalkan tempat itu. Tempat di mana Anta memintanya untuk tidak mengakhiri hidupnya, menjanjikan kebahagiaan untuknya.

"Maaf Ta... Maaf kalau aku cuma beban buat kamu, maaf kalau aku buat kamu nggak nyaman. Maaf..."

Sepanjang berlari Salma mengucapkan kata maaf berkali-kali, menyalahkan dirinya sendiri lagi.

Hubungan seperti ini sudah tidak sehat untuk dipertahankan, hubungan yang dinantikan kehancuran oleh banyak orang. Tapi, jika orang seperti Salma yang terlalu bergantung pada Anta hanya memilih untuk menerima.

"Kalau aja aku mampu hidup tanpa kamu, kalau aja aku mati hari itu kamu pasti hidup bahagia tanpa adanya aku, kamu bisa hidup bebas tanpa beban."

Tak terasa Salma sudah cukup jauh berlari hingga langkahnya berhenti di ujung jembatan yang menampakkan jalan tol di bawahnya.

DevanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang