-00.03-

25.3K 2.1K 269
                                    

"Tugasku hanya menutup mata dan telinga, demi dia, aku lakukan apa saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tugasku hanya menutup mata dan telinga, demi dia, aku lakukan apa saja."

***


Salma menatap wajahnya di cermin kamar mandi, menyentuh pipinya yang memerah dan bengkak.

"Mama, aku merasakan apa yang mama rasakan."

Dulu, dulu sekali hal seperti ini menimpa ibunya yang menjadi korban penganiayaan ayahnya dan korban pembunuhan dari ayahnya.

Jika otak menyuruhnya berhenti, tapi ada hati yang memintanya untuk tahu diri. Hati yang sudah jatuh pada Anta, dan fisik yang dibiasakan terluka.

Ringgg ringgg

"Halo?"

"Lo di mana?"

"Di rumah, ada apa Anta?"

"Bokap gue mau ketemu Lo. Siap-siap, jam tujuh gue jemput Lo."

"Ta—tapi Anta, memarnya masih belum hilang."

"LO ITU BECUS GAK SIH, HAH? MASA HILANGIN MEMAR AJA GAK BISA, EMANG GAK GUNA YA LO. POKOKNYA GUE GAK MAU TAU, SEBISA MUNGKIN MEMAR ITU HARUS HILANG SAAT GUE JEMPUT NANTI, PAHAM?"

Salma menjauhkan ponselnya dari telinga ketika si penelepon berteriak dengan keras mengeluarkan seluruh kekesalannya.

"Iya aku paham."

Sambungan terputus sepihak, seperti inilah hubungan yang sebenarnya. Sebentar lagi Anta akan berakting di depan orang tuanya, sebentar lagi Salma akan menjadi ratu untuk beberapa jam ke depannya lalu akan menjadi samsak.

Peran Lo di hidup gue itu sebagai samsak, jangan pernah berharap Lo jadi ratu apalagi berharap gue baik sama Lo.

Itulah yang Salma ingat, sulit dijelaskan mengapa dirinya tidak bisa melawan bahkan lari dari seorang Devananta.

Kasar, tempramental, seenaknya dan egois itulah sifat Anta yang sebenarnya. Di sekolah orang mengenalnya sebagai murid kesayangan guru-guru, tapi siapa sangka dia bagaikan seorang iblis jika sudah melepas seragam sekolahnya.

Sekolah adalah panggung sandiwara miliknya, sedangkan rumah Salma adalah tempat rahasia yang tidak diketahui siapapun.

"Aku harus apa?"

Salma tidak pandai memakai riasan pada wajahnya, ia terbiasa bergaya natural mengandalkan cream siang dan malam saja, bahkan memakai lipstik dan bedak saja jarang. Lalu sekarang harus apa, bisa jadi pertanyaan bagi Salma jika wajahnya terlihat seperti ini.

Hampir setengah jam Salma hanya melamun menatap cermin, entahlah pikirannya kemana sampai-sampai 2 panggilan tak terjawab dari kekasihnya.

Tes tes tes

DevanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang